backup og meta

Kembar Beda Ayah, Bagaimana Bisa Terjadi?

Kembar Beda Ayah, Bagaimana Bisa Terjadi?
Kembar Beda Ayah, Bagaimana Bisa Terjadi?

Apa yang ada di bayangan Anda saat mendengar tentang kehamilan bayi kembar? Pada umumnya, orang akan bertanya apakah bayi tersebut identik atau fraternal. Namun, tahukah Anda bahwa ada jenis kehamilan kembar yang disebut superfekundasi heteropaternal?

Superfekundasi heteropaternal adalah kondisi saat seorang wanita hamil kembar dari ayah yang berbeda. Sekilas, kejadian ini mungkin terdengar seperti mitos kehamilan. Lantas, apa penjelasan medis di balik fenomena ini?

Bagaimana anak kembar bisa beda ayah?

kehamilan kembar

Meski sangat langka, hamil kembar beda ayah memang bisa terjadi. Jenis kehamilan ini terjadi akibat kondisi yang disebut superfekundasi.

Superfekundasi artinya seorang wanita melepaskan dua sel telur dalam satu siklus menstruasi dan mengalami pembuahan pada waktu yang berbeda.

Jika pembuahan tersebut melibatkan sperma dari dua pria yang berbeda, kondisi ini disebut superfekundasi heteropaternal (“heteropaternal” berarti memiliki ayah yang berbeda).

Kedua sel telur tersebut dibuahi dalam waktu berdekatan, biasanya kurang dari satu minggu.

Artinya, seorang wanita mungkin berhubungan intim dengan dua pria berbeda pada waktu yang berdekatan saat masa subur.

Karena ada lebih dari satu sel telur, sperma dari dua pria tersebut bisa melakukan pembuahan. Perlu dicatat, dua sperma tidak bisa membuahi sel telur yang sama.

Menurut laman Office for Science and Society, penyebab utama superfekundasi adalah hiperovulasi. Ini adalah kondisi ketika ovarium melepaskan lebih dari satu sel telur dalam satu siklus menstruasi.

Hiperovulasi memang jarang terjadi karena umumnya wanita hanya melepaskan satu sel telur dalam satu periode menstruasi.

Tingkat kesamaan genetik bayi kembar berbeda-beda. Kembar identik berbagi 100% gen yang sama karena berasal dari satu sel telur dan satu sel sperma.

Kembar fraternal berbagi 50% gen yang sama, sedangkan kembar superfekundasi heteropaternal diperkirakan hanya berbagi 25% gen yang sama.

[embed-health-tool-due-date]

Cara mengonfirmasi hamil kembar beda ayah

Kehamilan anak kembar beda ayah tidak memiliki ciri-ciri khusus. Ketika diperiksa melalui USG, kehamilan ini akan terlihat seperti kembar pada umumnya.

Pasalnya, jika pembuahan terjadi pada waktu yang berdekatan, kedua janin kemungkinan besar mengalami perkembangan yang serupa.

Satu-satunya cara mengetahui kembar beda ayah adalah dengan melakukan tes DNA, baik ketika si Kecil masih berada dalam kandungan atau ketika keduanya sudah dilahirkan.

Tes DNA pada janin bisa dilakukan dengan cara mengambil jaringan dari vili korialis, yaitu bagian plasenta yang menghadap janin.

Namun, prosedur ini memang berisiko tinggi menyebabkan infeksi pada janin sehingga tidak disarankan.

Karena itulah, kecurigaan terhadap superfekundasi heteropaternal biasanya baru dibuktikan melalui tes DNA ketika bayi sudah dilahirkan.

Bicarakan dengan dokter kandungan jika Anda menginginkan pemeriksaan terhadap kemungkinan hamil kembar beda ayah.

Apakah superfekundasi heteropaternal berbahaya?

komplikasi kehamilan kembar

Di antara macam-macam bayi kembar, laporan kejadian hamil kembar beda ayah memang sangat minim. Karena itulah risikonya juga belum sepenuhnya diketahui.

Namun, diperkirakan bahwa jenis kehamilan kembar ini bisa meningkatkan risiko kelahiran prematur pada salah satu janin.

Walaupun dibuahi dalam jarak berdekatan, salah satu janin mungkin belum siap dilahirkan ketika yang lainnya sudah siap.

Meski begitu, seberapa besar risiko kelahiran prematur pada salah satu janin kembar beda ayah belum diketahui secara pasti.

Ibu yang mengalami kehamilan superfekundasi heteropaternal juga berisiko mengalami komplikasi kehamilan kembar pada umumnya.

Salah satu contohnya ialah peningkatan risiko anemia karena kehamilan kembar membuat ibu hamil harus berbagi lebih banyak zat gizi dengan dua janin yang dikandungnya.

Ibu hamil bayi kembar juga punya risiko lebih besar mengalami intrauterine growth restriction (IUGR) jika janin tidak mendapatkan asupan zat gizi yang mencukupi.

Terlepas dari kondisi janin, kehamilan superfekundasi heteropaternal mungkin memengaruhi hubungan ibu dan ayah.

Dalam situasi seperti ini, dukungan dari petugas kesehatan profesional dapat membantu jika Anda atau pasangan merasa membutuhkannya.

Meski jenis kehamilan ini terasa cukup berat dan memberikan beban psikis tersendiri, Anda dan pasangan tetap perlu memberikan perawatan terbaik bagi janin.

Jika Anda memiliki kekhawatiran tertentu tentang kondisi janin kembar beda ayah, jangan ragu untuk membicarakannya dengan dokter kandungan.

Kesimpulan

  • Kembar beda ayah bisa terjadi saat seorang wanita melepaskan dua sel telur dalam satu siklus menstruasi dan melakukan hubungan intim dengan dua pria berbeda pada waktu berdekatan.
  • Satu-satunya cara mengonfirmasi kembar beda ayah adalah dengan melakukan tes DNA. Tes ini umumnya dilakukan setelah bayi dilahirkan.
  • Informasi mengenai bahaya superfekundasi heteropaternal belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, jenis kehamilan kembar ini mungkin memengaruhi hubungan calon ibu dan ayah.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

How to have twins with different fathers. (n.d.). Office for Science and Society. Retrieved 14 March 2025, from https://www.mcgill.ca/oss/article/medical-student-contributors-did-you-know/how-have-twins-different-fathers

Superfetation: Twins, causes, diagnosis, risks & delivery. (2023, January 11). Cleveland Clinic. Retrieved 14 March 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/24590-superfetation

Mogollón, F., Casas-Vargas, A., Rodríguez, F., & Usaquén, W. (2020). Twins from different fathers: A heteropaternal superfecundation case report in Colombia. Biomédica40(4), 604-608. Retrieved 14 March 2025, from https://doi.org/10.7705/biomedica.5100

García, M. G., Bolontrade, A. J., Penacino, G. A., Chiesa, I. J., & Pérez, M. S. (2015). Heteropaternal superfecundation: Implicancies in forensic genetics. Forensic Science International: Genetics Supplement Series5, e633-e635. Retrieved 14 March 2025, from https://doi.org/10.1016/j.fsigss.2015.10.007

Versi Terbaru

28/03/2025

Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Bukan Cuma Perut Besar, Ini 10 Ciri Hamil Kembar

Mau Punya Anak Kembar, Benarkah Harus Lompat Satu Generasi?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 4 hari lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan