backup og meta
Kategori
Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

7 Mitos yang Salah Seputar Kehamilan

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Arinda Veratamala · Tanggal diperbarui 03/01/2022

    7 Mitos yang Salah Seputar Kehamilan

    Banyak mitos tentang kehamilan yang berkembang di Indonesia, sebagian besar ibu hamil pun percaya dan mengikutinya. Mulai dari mitos tentang makanan yang harus dihindari ibu hamil, sampai dengan mitos yang berkaitan dengan jenis kelamin bayi yang akan lahir. Ya, mitos merupakan anggapan yang diturunkan dari generasi ke generasi, berkembang di masyarakat, bahkan sebagian dari masyarakat percaya akan mitos tersebut. Kalau yang dibawah ini, mitos atau bukan, ya?

    1. “Ibu hamil jangan makan ikan, nanti bayinya amis”

    Nah loh, padahal yang kita tahu adalah ikan merupakan sumber protein yang baik bagi tubuh. Tentu mitos ini tidak benar. Ikan mengandung protein, zat besi, dan seng yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Selain itu, ikan juga mengandung asam lemak omega-3, termasuk asam dokoheksanoat (DHA) yang baik bagi perkembangan otak bayi.

    Namun, memang ada jenis ikan yang dilarang dikonsumsi oleh ibu hamil. Jenis ikan yang dilarang dikonsumsi adalah ikan predator yang mengandung merkuri tinggi, seperti ikan hiu, swordfish, king mackerel, dan tilefish. Jenis ikan ini memang jarang terdapat di Indonesia. Bagaimana dengan ikan tuna, sarden, dan salmon? Ikan tuna, sarden, dan salmon juga mengandung merkuri tetapi dalam kadar yang sedikit, sehingga ibu hamil masih diperbolehkan memakannya asal tidak terlalu sering. Jika Anda terlalu sering mengonsumsi ikan yang mengandung kadar merkuri tinggi, merkuri dapat menumpuk dalam darah dan dapat merusak perkembangan otak dan sistem saraf bayi.

    2. “Ibu hamil harus sering minum air kelapa”

    Kata banyak orang, minum air kelapa saat hamil dapat melancarkan persalinan dan membuat kulit bayi jadi putih bersih. Hal ini adalah mitos. Air kelapa tidak ada hubungannya dengan persalinan dan warna kulit bayi. Proses persalinan dipengaruhi oleh banyak faktor, sedangkan warna kulit bayi ditentukan oleh genetik yang diturunkan dari orangtua.

    Namun, memang minum air kelapa pada saat hamil memiliki banyak manfaat karena mengandung banyak zat gizi. Air kelapa mengandung kadar elektrolit yang tinggi, klorida, kalium, dan magnesium, serta mengandung sangat sedikit gula, natrium, dan protein. Air kelapa juga sebagai sumber serat, mangan, kalsium, riboflavin, dan vitamin C.

    Minum air kelapa saat hamil dapat mencegah ibu hamil mengalami dehidrasi, mengurangi kelelahan, membantu meningkatkan kekebalan tubuh, meningkatkan fungsi ginjal, mencegah infeksi saluran kemih, dan mengurangi tekanan darah tinggi.

    3. “Ibu hamil dilarang berhubungan intim”

    Ini tidak benar. Ibu hamil masih tetap bisa melakukan hubungan intim jika kondisi kehamilannya sehat dan normal. Berhubungan intim saat hamil tidak akan membahayakan bayi karena kantung ketuban dan otot rahim yang kuat akan melindungi bayi, serta lendir tebal yang menutupi mulut rahim akan menjaga bayi dari serangan infeksi. Mungkin Anda akan merasakan bayi bergerak setelah Anda mencapai orgasme, jangan khawatir, ini merupakan reaksi bayi terhadap degup jantung Anda yang meningkat setelah orgasme. Bayi tidak mengetahui apa yang terjadi. Selain itu, berhubungan intim saat hamil juga tidak akan memicu melahirkan prematur. Justru, berhubungan intim secara teratur saat hamil dapat mengurangi risiko Anda melahirkan prematur.

    4. “Ngidam tidak keturutan, nanti anaknya ileran”

    Eits.. tunggu dulu, sebenarnya ngidam adalah permintaan bayi atau ibu? Tidak ada yang tahu apa sebenarnya arti ngidam, tetapi beberapa teori mengatakan bahwa ngidam dapat berarti tubuh ibu sedang kekurangan zat gizi tertentu yang bisa didapatkan dari makanan yang diidamkan ibu. Ada juga yang mengaitkan ngidam dengan  perubahan hormon ibu saat hamil, sehingga mengubah rasa di lidah dan aroma yang ibu cium. Intinya adalah ngidam tidak akan berpengaruh pada bayi. Jadi, bisa dikatakan bahwa ngidam tidak akan menyebabkan anak “ileran” dan ini sebenarnya hanya mitos belaka.

    5. “Perubahan pada kulit ibu menandakan jenis kelamin bayi”

    Ada yang mengatakan bahwa ibu hamil yang kulitnya lebih gelap saat hamil menandakan bahwa ia akan melahirkan bayi laki-laki, sedangkan ibu hamil yang memiliki kulit yang lebih cerah saat hamil akan melahirkan bayi perempuan. Ini adalah mitos. Kulit ibu memang akan berubah saat kehamilan disebabkan karena perubahan hormon. Beberapa ibu mungkin akan mengalami perubahan kulit menjadi lebih gelap atau lebih cerah dan perubahan ini tidak berkaitan sama sekali dengan jenis kelamin bayi yang nanti akan lahir.

    6. “Makan lebih banyak saat hamil menandakan bayi berjenis kelamin laki-laki”

    Ini juga adalah mitos. Makan yang lebih banyak saat hamil memang dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan ibu, serta untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam kandungan. Namun, hal ini tidak ada kaitannya dengan jenis kelamin bayi yang akan dilahirkan ibu. Jenis kelamin tidak dapat ditentukan oleh berapa banyak makanan atau jenis makanan yang kita makan, atau hal apapun itu.

    7. “Nanas dan durian dapat menyebabkan keguguran”

    Mitos yang berkembang seperti itu, sehingga ibu hamil dilarang untuk mengonsumsi nanas dan durian. Namun, sebenarnya mitos ini tidak benar. Buah nanas atau durian tidak akan menyebabkan keguguran pada ibu hamil dan ini aman asalkan dikonsumsi dalam jumlah yang tidak berlebihan.

    Durian mengandung organo-sulfur dan triptofan yang bermanfaat untuk ibu hamil. Namun,  konsumsi durian yang berlebihan tidak baik karena durian mengandung gula dan karbohidrat yang tinggi. Ibu hamil yang mempunyai diabetes gestasional sebaiknya menghindari konsumsi durian.

    Nanas mengandung vitamin C yang juga bermanfaat untuk ibu hamil. Namun, terlalu banyak konsumsi nanas juga dapat menyebabkan masalah karena dapat meningkatkan bromelain dalam tubuh. Bromelain ini dapat memecah protein dan meningkatkan risiko keguguran. Segala jenis makanan bila dikonsumsi secara berlebihan tentu tidak baik.

    BACA JUGA:

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Arinda Veratamala · Tanggal diperbarui 03/01/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan