backup og meta

Berbagai Perbedaan Hiking dan Trekking serta Manfaatnya

Berbagai Perbedaan Hiking dan Trekking serta Manfaatnya

Kegiatan di alam terbuka, seperti hiking dan trekking, bisa jadi aktivitas menyenangkan untuk menghabiskan liburan. Namun, masih banyak yang tidak mengetahui perbedaan hiking dan trekking. Padahal, keduanya membutuhkan persiapan yang berbeda.

Berbagai perbedaan hiking dan trekking

Berjalan jauh atau mendaki di alam terbuka membutuhkan persiapan dan latihan khusus, terutama untuk pemula.

Latihan fisik untuk mendaki tentunya harus disesuaikan dengan tujuan kegiatan, apakah akan mendaki sampai ke puncak bukit, mencoba trekking, atau sekadar hiking.

Trekking ternyata membutuhkan persiapan yang lebih matang dari hiking. Pasalnya, jarak tempuh saat trekking lebih jauh dari hiking.

Agar tidak keliru, ketahui berbagai perbedaan hiking dan trekking berikut ini. 

1. Tujuan hiking dan trekking

kebersihan wajah naik gunung

Menurut Cambridge Dictionary, hiking berarti aktivitas berjalan-jalan di pinggiran kota, pedesaan, dan lingkungan alam terbuka lainnya.

Sementara itu, trekking didefinisikan sebagai aktivitas berjalan jauh dengan berjalan kaki untuk kesenangan.

Keduanya mungkin terdengar hampir mirip, tapi perbedaan yang mendasari keduanya adalah jarak tempuh, durasi, dan intensitas kegiatan. 

2. Jarak tempuh

Jika dibandingkan dengan trekking, hiking hanya membutuhkan jarak yang lebih pendek dan waktu yang lebih singkat. 

Anda bahkan dapat menyebut jalan kaki sejauh 2 km di alam terbuka sebagai hiking. Oleh karena itu, hiking tidak seberat atau sesulit trekking.

Tidak seperti hiking, trekking membutuhkan waktu hingga beberapa hari, bukan hanya beberapa jam.

Dengan kata lain, trekking adalah kegiatan fisik dengan durasi waktu lama yang menempuh jarak sangat jauh, bahkan terkadang bisa melintasi negara yang berbeda.

3. Persiapan

Hiking umumnya tidak membutuhkan banyak perlengkapan dan peralatan. Pasalnya, hiking hanya dilakukan selama beberapa jam hingga setengah hari.

Anda cukup membawa tas ringan dengan sebotol air minum, makan siang, kaus kaki cadangan, serta obat-obatan selama berlibur 

Apabila berencana untuk melakukan hiking selama satu hari, Anda mungkin perlu membawa pakaian ganti, makanan, kantong tidur, bahkan tenda.

Sementara itu, trekking lebih memerlukan banyak persiapan. Pasalnya, Anda akan menghabiskan waktu hingga beberapa hari, minggu, bahkan bulan. 

Anda perlu menyiapkan alat navigasi (kompas atau peta), tenda dan kantong tidur, obat-obatan, pakaian ganti, peralatan memasak, hingga sepatu yang khusus. 

Pastikan sepatu Anda dapat menyangga pergelangan kaki, ini agar mencegah Anda mengalami cedera selama melakukan trekking dengan jarak sangat jauh.

4. Intensitas

Hiking biasanya dilakukan di jalur atau jalan yang telah dibuat sebelumnya. Ini seperti jalan pedesaan, pematang sawah, atau jalur pendakian.

Trekking cenderung dilakukan di lokasi yang kurang dapat diakses dan harus ditempuh dengan berjalan kaki. 

Pilihan lokasi trekking biasanya medan yang sulit, seperti lereng pegunungan, ngarai sungai, garis pantai, bahkan hutan. 

Inilah mengapa trekking membutuhkan persiapan mendaki yang lebih dan intesitasnya lebih berat daripada hiking

5. Manfaat

naik gunung

Dari sisi manfaat, baik hiking maupun trekking tidak memiliki banyak perbedaan.

Hiking dan trekking sama-sama merupakan aktivitas yang memperkuat dan menjaga kebugaran jasmani.

Beberapa manfaat fisik dari aktivitas ini antara lain:

  • membangun otot dan tulang yang lebih kuat,
  • meningkatkan keseimbangan tubuh dan kemampuan sensorik,
  • meningkatkan kesehatan jantung, dan 
  • mengurangi risiko masalah pernapasan.

Berada di alam juga dapat memperbaiki suasana hati dan meningkatkan kesehatan mental. 

Menurut ulasan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America (2015), menghabiskan waktu di alam terbuka dapat mengurangi stres, menenangkan kecemasan, dan menurunkan risiko depresi.

Mengajak teman atau anggota keluarga untuk ikut hiking atau trekking juga membuat hubungan menjadi lebih baik. 

Dengan menghabiskan waktu di alam terbuka bersama, Anda bisa membangun atau memperkuat ikatan emosional dengan mereka.

Untuk persiapan hiking, periksakan kondisi kesehatan Anda. Jika perlu, konsultasikan kepada dokter bila Anda memiliki kondisi medis tertentu.

[embed-health-tool-bmr]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Bratman, G. N., Hamilton, J. P., Hahn, K. S., Daily, G. C., & Gross, J. J. (2015). Nature experience reduces rumination and subgenual prefrontal cortex activation. Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America112(28), 8567–8572. https://doi.org/10.1073/pnas.1510459112

Song, C., Ikei, H., & Miyazaki, Y. (2016). Physiological Effects of Nature Therapy: A Review of the Research in Japan. International journal of environmental research and public health13(8), 781. https://doi.org/10.3390/ijerph13080781

Benefits of Hiking – Trails & Hiking. (2022). U.S. National Park Service. Retrieved 27 December 2022, from https://www.nps.gov/subjects/trails/benefits-of-hiking.htm

hiking. (2022). Cambridge University Press. Retrieved 27 December 2022, from https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/hiking

trekking. (2022). Cambridge University Press. Retrieved 27 December 2022, from https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/trekking

Ziauke, K. (2020). Hiking vs. Trekking: What’s the difference?. Adventures.com. Retrieved 27 December 2022, from https://adventures.com/blog/hiking-vs-trekking/#:~:text=Hiking%20involves%20a%20long%20energetic,natural%20environment%20for%20multiple%20days.

Versi Terbaru

25/01/2023

Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

5 Olahraga Terbaik untuk Meningkatkan Fungsi Pernapasan

Agar Stamina Tubuh Tetap Terjaga, Coba 4 Latihan Olahraga Ini


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 25/01/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan