backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Olahraga Lempar Cakram, Ini Aturan dan Cara Mainnya

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati · Tanggal diperbarui 11/12/2023

Olahraga Lempar Cakram, Ini Aturan dan Cara Mainnya

Salah satu olahraga lempar yang termasuk dalam olimpiade, World Athletics, SEA Games, dan PON (Pekan Olahraga Nasional) adalah lempar cakram. Olahraga atletik yang menggunakan cakram logam ini bisa diikuti oleh pria maupun wanita. Cari tahu lebih lanjut seputar olahraga kardiovaskular ini.

Pengertian lempar cakram

Cabang olahraga (cabor) lempar cakram adalah salah satu warisan olimpiade kuno, tepatnya sudah diperlombakan dari 7-8 SM dalam pentathlon Yunani kuno bersamaan dengan olahraga lari, lompat jauh, lempar lembing, dan gulat.

Dikutip dari situs resmi olimpiade, Olympic, cabor ini kemudian diperkenalkan kembali oleh Christian Georg Kohlrausch dan murid-muridnya pada tahun 1870-an. 

Perlombaan lempar cakram putra kemudian menjadi bagian dari olimpiade edisi pertama di Athena pada tahun 1896. Kompetisi putri diikutsertakan di Amsterdam pada tahun 1928.

Jenis olahraga atletik ini mengharuskan pemain melempar cakram logam, berbentuk seperti piring pipih, sejauh mungkin. Berat dari cakram untuk pria yaitu  2 kg dengan diameter 22 cm dan 1 kg berdiameter 18 cm untuk putri.

Pemain harus melempar sejauh mungkin dengan tetap berada di dalam lingkaran berdiameter 2,5 meter. Agar lemparannya dapat diukur, cakram harus mendarat di dalam sektor yang ditandai dan atlet tidak boleh meninggalkan lingkaran sebelum mendarat.

Pemain lempar cakram biasanya melakukan satu setengah putaran sebelum melepaskan cakram agar lemparannya jauh. Dalam satu kompetisi, atlet dapat melempar 6 kali cakram.

Pemenang dalam lempar cakram ditentukan berdasarkan jarak lemparan. Atlet yang mampu melemparkan cakram sejauh mungkin akan menjadi pemenangnya. 

Teknik dasar lempar cakram

Teknik lempar cakram

Anda perlu menguasai beberapa teknik dasar untuk melakukan lempar cakram. Pelajarilah melalui penjelasan berikut.

1. Memegang cakram

Untuk menggenggam cakram, gunakan tangan yang dominan. Letakkan cakram di bagian bawah telapak tangan dengan bagian tepinya dengan menghadap ke bawah. Pastikan bahwa cakram terletak di antara dasar jari-jari dan pangkal ibu jari.

Jari-jari yang berada di atas cakram harus mengelilingi cakram dengan erat, terutama jari tengah dan jari manis. Jari-jari di bawah cakram juga harus memberikan dukungan yang cukup, membentuk pegangan yang mantap.

Pergelangan tangan harus tetap rileks dan fleksibel untuk mengoptimalkan rotasi cakram. Gunakan tangan yang lain untuk mendukung dan menjaga keseimbangan dalam menggenggam cakram. 

2. Melakukan rotasi

Rotasi dalam lempar cakram merupakan bagian penting dari teknik lempar. Gerakan ini melibatkan putaran tubuh untuk menghasilkan momentum dan kecepatan yang diperlukan untuk melemparkan cakram sejauh mungkin.

Langkah awal untuk melakukan rotasi yaitu berjalan perlahan menuju bagian belakang lingkaran dengan langkah-langkah pendek dan rileks. Setelah mencapai bagian ujung lingkaran, berdiri dengan kaki kiri di depan sebagai tumpuan.

Kemudian, angkat kaki kanan dari tanah dan lakukan gerakan untuk siap melempar. Saat melempar, Anda harus melompat dan menghentakkan kaki kiri untuk mendarat dengan kaki kanan di tengah lingkaran.

3. Melempar cakram

Setelah Anda mampu menggenggam cakram dan berotasi, saatnya menguasai teknik melempar cakram. Pastikan posisi tubuh benar saat melakukan rotasi, lalu fokuskan penglihatan pada titik tujuan. 

Letakkan tangan yang memegang cakram sejauh mungkin dari tubuh untuk mendapatkan daya dorong. Kemudian, pastikan sudut pelepasan cakram sesuai dengan target mendaratnya cakram.

Untuk melepaskan cakram caranya dengan memberikan tekanan dari pergelangan dan jari-jari lalu lempar sejauh mungkin. Makin kuat dorongannya, makin stabil terbang cakram dan makin jauh jarak pelemparannya.

Manfaat lempar cakram

olahraga untuk diabetesi penderita diabetes

Berikut ini berbagai manfaat olahraga melempar cakram untuk kesehatan.

1. Meningkatkan kekuatan otot

Proses memutar dan melempar cakram melibatkan penggunaan banyak otot, termasuk otot inti, kaki, lengan, dan punggung. Cakram juga bisa dijadikan latihan beban rutin sehingga latihan ini dapat membantu meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot.

2. Meningkatkan keseimbangan dan koordinasi

Olahraga ini memerlukan tingkat keseimbangan dan koordinasi yang tinggi untuk melakukan gerakan rotasi dengan tepat dan mengendalikan pelepasan cakram. Latihan ini dapat meningkatkan keterampilan motorik dan koordinasi tubuh.

3. Meredakan stres 

Aktivitas fisik telah terbukti membantu mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kesehatan mental secara keseluruhan. Olahraga lempar cakram juga dapat menjadi rekreasi yang menyenangkan dan menghilangkan stres.

4. Baik untuk kesehatan kardiovaskular

Meskipun lempar cakram tidak seintensif beberapa olahraga kardiovaskular lainnya, aktivitas ini tetap dapat membantu meningkatkan fungsi jantung dan paru-paru, terutama jika dilakukan dalam sesi latihan yang intensif.

5. Mengoptimalkan pembakar kalori

Aktivitas fisik seperti lempar cakram membakar kalori. Meskipun intensitasnya mungkin bervariasi, melakukan gerakan rotasi dan pelepasan cakram memerlukan energi yang dapat membantu dalam pembakaran kalori tubuh secara optimal. 

6. Meningkatkan metabolisme

Latihan fisik secara teratur dapat meningkatkan tingkat metabolisme basal, yang dapat berkontribusi pada pembakaran kalori bahkan saat sedang istirahat. Ini dapat membantu dalam upaya menjaga berat badan ideal atau menurunkannya.

Kesimpulan

Nah, itu tadi merupakan informasi seputar lempar cakram, teknik dasar, dan manfaatnya untuk kesehatan. Sebelum memulai atau mengubah program latihan, konsultasikan dengan profesional kesehatan atau pelatih untuk memastikan latihan sesuai dengan kondisi Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati · Tanggal diperbarui 11/12/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan