Beberapa kalangan tertentu merasa ada kepuasan tersendiri kalau bisa membuktikan kekuatan fisiknya di hadapan orang lain. Salah satu cara yang paling umum untuk menunjukkan kekuatan adalah melalui pertandingan adu panco.
Meski tampak sederhana, Anda tetap perlu berhati-hati karena adu panco termasuk salah satu olahraga yang berbahaya. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Yuk, simak ulasan mengenai olahraga panco dan bahayanya berikut ini.
Apa itu olahraga adu panco?
Panco atau pertandingan gulat lengan termasuk olahraga berbahaya dan sebaiknya tidak Anda lakukan tanpa latihan atau pengawasan dari orang yang sudah berpengalaman. Sama seperti gulat, tinju, atau olahraga bela diri lainnya, sangat rawan terjadi cedera saat adu pando. Oleh karena itu, Anda harus menguasai teknik tertentu supaya bisa meminimalisir kemungkinan cedera.
Dalam sebuah kompetisi panco, Anda dan lawan harus berdiri saling berhadapan dengan lengan yang terjalin. Untuk memenangkan kompetisi, Anda harus menjatuhkan tangan lawan hingga menyentuh permukaan papan atau meja panco.
Olahraga ini tak hanya untuk pamer lengan besar saja. Pasalnya, ada beberapa faktor lain yang sangat menentukan kemenangan Anda dalam olahraga berbahaya ini. Di dalamnya, termasuk kekuatan lengan, teknik bertanding, kepadatan otot, ukuran kepalan tangan, kelenturan pergelangan tangan, serta ketahanan tubuh terutama bagian atas.
Bagaimana mekanisme dan teknik olahraga panco?
Tujuan dari pertandingan panco adalah menjatuhkan tangan lawan hingga menyentuh permukaan papan atau meja. Dikutip dari buku Voluntary Muscle Activity terbitan Iowa State University, mekanisme adu panco lebih banyak melibatkan kekuatan otot lengan bawah dengan otot lengan atas dan dada untuk memberikan kekuatan tambahan.
Demi memenangkan pertandingan panco, setidaknya ada dua faktor yang perlu Anda kuasai, yakni kebugaran otot dan teknik bermain. Kebugaran otot bisa Anda peroleh melalui latihan kekuatan otot lengan yang perlu disempurnakan dengan teknik bermain yang benar.
Sebelum bertanding, Anda perlu melakukan pemanasan atau stretching otot dengan senam atau gerakan jumping jack selama paling tidak 10 menit sekaligus untuk membantu mencegah cedera. Anda juga perlu menghindari olahraga ini sembarangan jika diri sendiri dan lawan belum benar-benar berpengalaman karena bisa memicu cedera atau nyeri setelahnya.
Apa saja risiko dan cedera akibat adu panco sembarangan?
Anda mungkin pernah melihat secara kasat mata bahwa olahraga adu panco tampaknya begitu mudah. Pokoknya Anda tinggal mengaitkan lengan dan adu cepat menjatuhkan tangan lawan. Akibatnya, banyak kalangan termasuk anak-anak sering mencoba adu panco tanpa pemahaman yang memadai soal teknik dan mekanismenya dengan benar.
Jika Anda melakukannya tanpa pengawasan ahli atau teknik yang benar, adu panco rentan menimbulkan cedera, nyeri siku, nyeri lengan, dan nyeri pundak. Hal karena saat Anda beradu panco, otot-otot akan dipaksa untuk bekerja sangat keras.
Seorang atlet panco pun tetap berisiko tinggi mengalami cedera. Berikut cedera yang bisa diakibatkan oleh adu panco.
1. Patah tulang lengan atas
Patah tulang lengan atas adalah kondisi cedera yang paling banyak terjadi pada pertandingan adu panco menurut sebuah studi dalam Journal of Clinical Orthopaedics and Trauma. Kondisi ini bisa terjadi karena bahu Anda membungkuk dan berputar, sementara siku harus tetap kaku dan tegak pada posisinya semula.
Tulang lengan atas akan menopang seluruh tekanan tersebut, sementara Anda juga harus menahan dorongan dari lengan lawan. Akibatnya, terjadilah kondisi patah tulang lengan atas karena terpuntir dan mengalami stres.
2. Tendinitis
Tendinitis adalah cedera yang terjadi ketika ligamen, yaitu jaringan yang menghubungkan satu tulang dengan tulang lainnya mengalami peradangan dan pembengkakan. Umumnya, tendinitis terjadi pada area siku dan lengan.
Peradangan ini bisa terjadi karena jaringan-jaringan pada bisep, trisep, dan siku menerima tekanan yang luar biasa kuat. Tanda dan gejala kondisi ini, antara lain bagian tubuh yang terdampak akan terasa nyeri, panas, dan sulit Anda gerakkan.
3. Otot terkilir
Mirip seperti tendinitis yang terjadi pada ligamen, otot juga bisa mengalami cedera jika Anda paksa bekerja terlalu keras. Otot terkilir terjadi ketika serat-serat otot pada bahu, lengan, siku, atau pergelangan tangan Anda sobek atau meregang. Biasanya Anda akan mengalami gejala, seperti pembengkakan, kulit kemerahan, nyeri luar biasa, dan terasa panas.
Mengingat bahaya adu panco tersebut, ada baiknya cari alternatif metode lain jika ingin sekadar mengetahui kekuatan otot lengan. Anda bisa melakukan latihan, seperti plank, push up, atau pull up sambil menghitung durasi dan intensitas latihannya.
Namun, apabila Anda merasa tertantang untuk beradu panco, sebaiknya lakukan dengan pengawasan ahli. Jika Anda mengalami cedera, segera kunjungi dokter untuk mendapatkan penanganan secepatnya.
[embed-health-tool-bmr]