backup og meta

4 Perbedaan TB Kelenjar dan Limfoma (Kanker Kelenjar Getah Bening)

4 Perbedaan TB Kelenjar dan Limfoma (Kanker Kelenjar Getah Bening)

Sama-sama ditandai dengan munculnya benjolan di sekitar leher, perbedaan TB kelenjar dan limfoma (kanker kelenjar getah bening) sering kali sulit disadari oleh orang awam. Padahal, kedua penyakit ini sebenarnya memiliki perbedaan dalam gejala, penyebab, dan pengobatan.

Perbedaan TB kelenjar dan limfoma (kanker kelenjar getah bening)

Tuberkulosis kelenjar getah bening (TB kelenjar) dan limfoma sama-sama menyerang sistem limfatik (getah bening) yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubub manusia.

Berikut adalah perbedaan keduanya dari segi penyebab, gejala, pengobatan, dan pencegahannya.

1. Perbedaan penyebab TB kelenjar dan limfoma

Perbedaan TB Kelenjar dan Limfoma

Tuberkulosis kelenjar getah bening (TB kelenjar) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis pada kelenjar getah bening.

Bakteri tuberkulosis umumnya memang menyerang paru-paru, tetapi mereka juga bisa menyebar ke bagian tubuh lain, termasuk kelenjar getah bening.

Kelenjar getah bening sendiri bertugas memproduksi limfosit, salah satu sel darah putih yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh (imun).

Selain pada leher, kelenjar getah bening juga bisa ditemukan pada ketiak, lipatan paha, selangkangan, dan sekitar organ dalam.

Sementara itu, limfoma adalah kanker kelenjar getah bening. Ini berarti telah terjadi pertumbuhan sel abnormal pada sel darah putih yang bertugas menjaga sistem imun.

Sama seperti jenis kanker lainnya, penyebab limfoma belum diketahui secara pasti. Karena kanker langsung menyerang sistem imun, pasien limfoma akan menjadi rentan terkena infeksi penyakit.

Limfoma masih bisa dibedakan menjadi Hodgkin dan Non-Hodgkin, tergantung dengan jenis sel limfosit yang diserang.

2. Perbedaan gejala TB kelenjar dan kanker kelenjar getah bening

Gejala umum yang sama-sama tampak pada TB kelenjar dan limfoma adalah munculnya benjolan di sekitar leher, atau tepatnya kelenjar getah bening.

Benjolan keduanya memang cukup sulit dibedakan, tetapi melansir dari laman Cleveland Clinic, benjolan karena TB kelenjar umumnya akan membesar dan bisa terjadi perubahan warna kulit menjadi keunguan.

Sementara itu, benjolan karena limfoma cenderung tidak membesar, tetapi bisa bertahan pada lokasi yang sama selama beberapa minggu.

Untuk membedakan benjolan pada kelenjar getah bening atau yang dalam istilah medis disebut limfadenopati, Anda bisa melihat dari gejala lain yang menyertai kedua penyakit ini.

Gejala TB kelenjar Gejala limfoma
  • Demam
  • Mudah berkeringat pada malam hari.
  • Penurunan berat badan secara drastis.
  • Kelelahan.
  • Pembengkakan yang membesar di sekitar leher.
  • Demam di atas 39,5°C selama lebih dari dua hari atau demam yang datang dan pergi.
  • Berkeringat saat tidur, terkadang sampai membuat terbangun.
  • Sesak napas.
  • Penurunan berat badan secara drastis.
  • Pembengkakan di sekitar leher, ketiak, atau selangkangan.

Karena TB kelenjar dan limfoma cukup sulit dibedakan secara kasatmata, Anda sebaiknya memeriksakan diri ke dokter jika menyadari adanya pembengkakan di sekitar leher.

Tahukah Anda?

TB kelenjar maupun limfoma lebih mudah ditemukan pada seseorang dengan penyakit HIV/AIDS.  Maka, pasien yang mengalami kedua penyakit ini sekaligus mungkin diminta untuk melakukan tes pemeriksaan HIV/AIDS.

3. Perbedaan pengobatan TB kelenjar dan limfoma

perbedaan tb kelenjar dan limfoma

Pengobatan TB kelenjar tentu berbeda dengan pengobatan kanker kelenjar getah bening. Jika benjolan disebabkan oleh TB kelenjar, dokter akan fokus untuk memberikan obat antituberkulosis (OAT).

Sementara itu, pengobatan kanker kelenjar getah bening tentu saja akan didasarkan pada stadium kanker yang diidap pasien.

Berikut adalah perbedaan pengobatan antara kedua penyakit yang menyerang kelenjar getah bening ini.

Obat TB kelenjar Obat/pengobatan limfoma
  • Etambutol
  • Isoniazid
  • Pyrazinamide
  • Rifampisin
  • Klaritromisin
  • Pemberikan obat kemoterapi untuk menghancurkan sel abnormal yang tumbuh pesat.
  • Terapi radiasi dengan sinar-X dan proton berkekuatan tinggi untuk membunuh sel kanker.
  • Transplantasi sumsum tulang belakang jika kanker sudah menyebar hingga sumsum tulang belakang.

Situs Medline Plus menyebutkan bahwa pengobatan tuberkulosis getah bening dapat memakan waktu selama 9–12 bulan. Anda mungkin perlu mengonsumsi lebih dari satu jenis antibiotik.

Jika perawatan dengan obat-obatan tidak berhasil mengatasi infeksi bakteri, dokter dapat menyarankan operasi pengangkatan kelenjar getah bening.

4. Perbedaan pencegahan TB kelenjar dan limfoma

Sama seperti jenis kanker lainnya, limfoma merupakan penyakit yang tidak memiliki cara pencegahan secara khusus karena penyebabnya pun belum diketahui secara pasti.

Namun, Anda dapat menerapkan gaya hidup sehat seperti makan makanan bergizi, rutin berolahraga, dan menghindari asap rokok serta alkohol untuk mencegah pembentukan sel kanker.

Sementara itu, TB kelenjar getah bening dapat dicegah dengan melakukan pemeriksaan sedini mungkin pada pasien TB paru. Anda dapat mengikuti vaksinasi BCG jika memang berisiko tinggi.

Satu hal yang perlu Anda ketahui tentang TB kelenjar adalah penyakit ini tidak menular melalui udara kecuali pasien TB kelenjar juga memiliki TB paru.

Jadi, Anda tidak akan tertular hanya karena berdekatan atau melakukan kontak fisik dengan pasien TB kelenjar getah bening.

Dapat disimpulkan bahwa perbedaan TB kelenjar getah bening dan limfoma memang sulit dibedakan secara kasatmata oleh orang awam.

Karena selain sama-sama ditandai dengan benjolan, gejala keduanya juga cukup umum sehingga bisa menyerupai jenis penyakit lain.

Oleh karena itu, sebaiknya kunjungi dokter jika Anda merasakan berbagai gejala di atas. Semakin dini TB kelenjar maupun limfoma terdeteksi, semakin optimal pula perawatan yang bisa diberikan.

Untuk memastikan diagnosis, dokter mungkin melakukan biopsi aspirasi jarum atau biopsi eksisi dengan mengambil sampel kecil jaringan.

Sampel tersebut kemudian akan diperiksa di laboratorium sehingga dokter bisa memastikan jenis penyakit yang Anda alami.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Tuberculous Lymphadenitis: Early diagnosis and intervention. (2014, November). PubMed Central (PMC). Retrieved August 14, 2023, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4295467/.

Gaillard, F. (2021, August 18). Tuberculous cervical lymphadenitis | Radiology reference article | Radiopaedia.org. Radiopaedia.org, the wiki-based collaborative Radiology resource. Retrieved August 14, 2023, from https://radiopaedia.org/articles/tuberculous-cervical-lymphadenitis.

Lymphoma—Patient version. (n.d.). National Cancer Institute. Retrieved August 14, 2023, from https://www.cancer.gov/types/lymphoma.

Scrofula. (n.d.). Cleveland Clinic. Retrieved August 14, 2023, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/25156-scrofula.

Scrofula: MedlinePlus medical encyclopedia. (n.d.). MedlinePlus – Health Information from the National Library of Medicine. Retrieved August 14, 2023, from https://medlineplus.gov/ency/article/001354.htm.

Lymphoma (Cancer of the lymphatic system): Signs & symptoms, causes, diagnosis & treatment. (n.d.). Cleveland Clinic. Retrieved August 14, 2023, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22225-lymphoma.

Versi Terbaru

21/08/2023

Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Limfoma Hodgkin

6 Mitos TBC yang Tidak Perlu Dipercaya Lagi


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 21/08/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan