backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

9 Penyebab Kanker Getah Bening dan Faktor Risikonya

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 2 minggu lalu

9 Penyebab Kanker Getah Bening dan Faktor Risikonya

Limfoma atau kanker kelenjar getah bening memang bisa menyerang siapa saja. Namun, tahukah Anda bahwa ada beberapa kondisi yang bisa menjadi penyebab Anda lebih berisiko mengalami kanker getah bening?

Apa penyebab kanker kelenjar getah bening atau limfoma?

Limfoma merupakan kanker darah yang berkembang pada sel darah putih bernama limfosit. Penyebab pasti dari penyakit ini memang belum diketahui secara pasti.

Namun, seperti jenis kanker lainnya, limfoma terjadi ketika sel-sel di dalam limfosit mengalami mutasi genetik. Mutasi ini menyebabkan sel limfosit berkembang secara abnormal dan tidak terkendali.

Sel tersebut akan terus hidup dan berkembang biak, padahal sel normal seharusnya mati pada jangka waktu tertentu dan digantikan dengan sel yang baru.

Alhasil, sistem limfatik Anda akan dipenuhi dengan sel abnormal yang menyebabkan kanker. Selain pembengkakan pada kelenjar getah bening, kondisi ini juga akan menimbulkan gejala limfoma lainnya.

Tanpa perawatan yang tepat, sel kanker dari sistem limfatik bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Faktor yang meningkatkan risiko kanker getah bening

perbedaan tb kelenjar dan limfoma

Meski penyebab mutasi genetik pada limfosit belum diketahui secara pasti, beberapa kondisi berikut diyakini bisa meningkatkan risiko seseorang untuk terkena kanker kelenjar getah bening.

1. Penambahan usia

Limfoma dapat terjadi pada siapa pun dan usia berapa pun. Namun, penyakit ini paling sering ditemukan pada pasien berusia lanjut, yaitu di atas 55 tahun.

Hal tersebut menunjukkan bahwa risiko kanker limfoma, baik jenis limfoma Hodgkin maupun non-Hodgkin, akan meningkat seiring dengan pertambahan usia.

2. Jenis kelamin

Meski tidak mengenal jenis kelamin, kanker kelenjar getah bening memang lebih sering ditemukan pada pria dibandingkan wanita.

Tidak diketahui secara pasti mengapa kanker darah ini lebih rentan terjadi pada pria. Namun, hormon reproduksi dinilai berperan di dalamnya.

3. Riwayat keluarga atau genetik

Kanker getah bening bukanlah penyakit yang bisa diturunkan. Namun, risiko Anda untuk mengidap limfoma memang bisa meningkat jika Anda punya keluarga atau saudara dekat dengan kondisi serupa.

Dalam kondisi ini, limfoma tidak terkait dengan genetik tertentu. Peningkatan risiko ini mungkin disebabkan oleh polimorfisme yang sering ditemukan dalam gen sistem kekebalan tubuh.

4. Masalah pada sistem kekebalan tubuh

Sistem imun berperan dalam melawan infeksi dan membantu menyingkirkan sel yang tidak diperlukan tubuh, seperti sel yang rusak atau tidak berfungsi.

Oleh karena itu, seseorang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh mungkin memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengidap limfoma.

Berikut ini adalah beberapa kondisi yang bisa mengganggu sistem kekebalan tubuh Anda.

  • Konsumsi obat imunosupresif atau penekan sistem kekebalan.
  • Gangguan imunodefisiensi, seperti ataxia telangiectasia atau sindrom Wiskott-Aldrich.
  • Infeksi human immunodeficiency virus (HIV).
  • Gangguan autoimun, seperti sindrom Sjögren, lupus, atau penyakit celiac.

5. Infeksi virus tertentu

Melansir dari laman Lymphoma Action, infeksi virus juga bisa menjadi penyebab kanker kelenjar getah bening. Pasalnya, kondisi ini bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh Anda.

HIV, Epstein-Barr (EBV), human herpesvirus 8 (HHV-8), dan hepatitis C (HCV) adalah beberapa jenis virus yang dapat meningkatkan risiko limfoma.

Meski begitu, tidak semua orang dengan infeksi tersebut pasti mengalami limfoma.

6. Riwayat kanker

infeksi kelenjar ludah

Seseorang dengan riwayat kanker dinilai lebih berisiko untuk mengidap jenis kanker lainnya pada masa mendatang.

Hal tersebut mungkin terjadi karena efek pengobatan kanker, seperti kemoterapi atau radioterapi. Pasalnya, pengobatan ini dapat merusak sel, termasuk limfosit.

Namun, bukan berarti Anda malah harus menghindari pengobatan kanker. Dokter tentu akan memilihkan pengobatan dengan risiko sekecil mungkin.

7. Paparan bahan kimia

Terlalu sering terpapar bahan kimia tertentu, seperti benzena dan herbisida dalam pestisida, ternyata juga bisa menjadi faktor risiko kanker getah bening.

Namun, kaitan antara paparan zat kimia sebagai penyebab limfoma dan berbagai jenis kanker lainnya masih perlu diteliti lebih lanjut.

8. Infeksi bakteri

Tak hanya virus, infeksi bakteri rupanya juga bisa menjadi penyebab seseorang terkena kanker kelenjar getah bening.

Beberapa jenis bakteri yang dikaitkan dengan limfoma adalah Borrelia burgdorferi (penyakit Lyme), Chlamydia psittaci (infeksi paru-paru psittacosis), dan Helicobacter pylori (gangguan pencernaan).

Meski begitu, tidak semua orang yang terinfeksi bakteri tersebut sudah pasti akan terkena kanker kelenjar getah bening.

9. Pola hidup tidak sehat

Kebiasaan merokok, kurang gerak, pola makan buruk, dan berbagai pola hidup tidak sehat lainnya juga bisa menjadi penyebab kanker kelenjar getah bening.

Meski bukti hubungan keduanya masih terbatas, pola hidup tidak sehat sudah terbukti dapat meningkatkan risiko Anda terkena berbagai macam penyakit.

Oleh karena itu, penting untuk menerapkan pola hidup sehat sedini mungkin tanpa harus menunggu terkena penyakit.

Berbagai kondisi di atas memang bisa meningkatkan risiko kelenjar getah bening. Namun, bukan berarti Anda pasti mengalami kanker walaupun memiliki faktor risikonya.

Kanker kelenjar getah bening bahkan bisa terjadi pada seseorang tanpa faktor risiko yang menyertainya.

Dengan begitu, cara terbaik untuk menghindari kondisi ini adalah dengan menerapkan pola hidup sehat dan segera periksa ke dokter jika merasakan gejalanya.

Kesimpulan

Penyebab kanker kelenjar getah bening atau limfoma memang tidak diketahui secara pasti. Namun, risiko seseorang mengalami penyakit ini bisa meningkat karena berbagai hal, mulai dari usia, jenis kelamin, genetik, gangguan sistem imun, infeksi virus atau bakteri, paparan bahan kimia, hingga pola hidup tidak sehat.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 2 minggu lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan