backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Jangan Tertukar, Ini Perbedaan Gondok dan Kanker Tiroid

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 19/05/2022

    Jangan Tertukar, Ini Perbedaan Gondok dan Kanker Tiroid

    Gondok dan kanker tiroid sama-sama dapat menimbulkan benjolan di leher. Namun, ada berbagai perbedaan di antara keduanya yang harus Anda ketahui agar tidak panik. Untuk lebih jelasnya, simak pembahasan berikut.

    Perbedaan gondok dan kanker tiroid

    penyakit gondok

    Gondok dan kanker tiroid merupakan dua jenis penyakit yang menyerang kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid merupakan kelenjar endokrin yang terletak di bagian depan leher tepat di bawah jakun.

    Tiroid memiliki peran yang penting dalam fungsi tubuh sehari-hari. Organ ini bertugas untuk melepaskan dan mengendalikan hormon tiroid yang mengendalikan metabolisme atau proses perubahan zat gizi dari makanan menjadi energi.

    Ketika tiroid terserang penyakit gondok maupun kanker, produksi hormon tiroid pun jadi terganggu. Tiroid bisa saja menghasilkan hormon yang terlalu banyak atau sedikit.

    Efeknya, Anda jadi lebih mudah lelah, jantung berdetak lebih cepat, dan berat badan Anda naik atau turun tiba-tiba tanpa usaha.

    Lantas, apa perbedaan di antara penyakit gondok dan kanker tiroid?

    1. Perbedaan penyebab

    Salah satu perbedaan antara gondok dan kanker tiroid terletak pada penyebabnya. Pada penyakit gondok, penyebab yang paling umum ialah kurangnya asupan yodium dalam makanan.

    Yodium sangat penting untuk produksi hormon tiroid. Bila tubuh kekurangan yodium, produksi hormon yang menurun membuat kelenjar mengirim sinyal ke tiroid untuk menghasilkan lebih banyak hormon. Sinyal inilah yang menyebabkan pertumbuhan tiroid.

    Selain itu, gondok juga bisa terjadi karena faktor perubahan hormon saat masa kehamilan atau infeksi yang menimbulkan peradangan.

    Sementara itu, penyebab kanker tiroid ialah sel-sel tiroid yang mengalami mutasi. Mutasi membuat sel tumbuh dan membelah diri secara tak terkendali. Tumpukan sel-sel abnormal ini dapat membentuk tumor dan menyebar ke bagian tubuh lainnya.

    2. Perbedaan perkembangan penyakitnya

    perbedaan gondok dan gondongan

    Gondok seringkali dimulai dengan benjolan kecil yang hanya bisa terdeteksi lewat pemeriksaan rutin atau tes pencitraan.

    Pertumbuhan gondok terjadi dengan sangat lambat, bisa memakan waktu berbulan-bulan atau bahkan sampai bertahun-tahun lamanya sebelum mulai tampak membesar di leher.

    Perbedaannya dengan penyakit gondok, pertumbuhan benjolan pada leher yang menjadi ciri kanker tiroid dapat terjadi dengan sangat cepat dan gejalanya bisa terasa ke organ-organ tubuh yang lain.

    3. Perbedaan gejala

    Bila sudah membesar, benjolan gondok biasanya mudah ditemukan. Benjolan ini kerap muncul pada bagian paling depan leher dan dapat bergerak naik-turun setiap kali penderitanya menelan sesuatu.

    Penyakit ini dapat menimbulkan rasa tak nyaman seperti makanan yang menyangkut di tenggorokan, terutama saat berbaring atau tidur telentang.

    Gejala lainnya dapat meliputi suara serak serta pusing saat lengan diangkat ke atas kepala. Gondok juga bisa menimbulkan gejala sesak napas, tetapi gejala ini lebih jarang terjadi pada pasien.

    Pada penyakit kanker tiroid, pasien seringnya tidak merasakan gejala bila penyakitnya masih berada pada stadium awal. Namun setelah penyakitnya berkembang, akan muncul benjolan yang terasa pada kulit leher.

    Pembengkakan juga dapat terjadi pada kelenjar getah bening. Kemudian, gejala diikuti dengan perubahan pada suara pasien, rasa sakit pada leher dan tenggorokan, serta batuk-batuk yang tidak kunjung sembuh selama lebih dari tiga minggu.

    4. Perbedaan perawatan dan kesembuhannya

    doksisiklin

    Bila ukurannya kecil, gondok dapat membaik dan bahkan menghilang dengan sendirinya tanpa pengobatan. Namun, lagi-lagi ini tergantung pada ukuran gondok, gejala, dan kondisi dasar yang menjadi penyebabnya.

    Pilihan pengobatannya dapat meliputi pemberian obat gangguan tiroid untuk mengondalikan produksi hormon, pereda nyeri, terapi yodium radioaktif untuk mengatasi hipertiroidisme, dan pembedahan bila gondok sudah menimbulkan komplikasi seperti sulit bernapas.

    Di sisi lain, kanker tiroid sebenarnya juga bisa disembuhkan jika belum menyebar dan terdeteksi sejak stadium awal. Bahkan, kanker tiroid yang sangat kecil dengan risiko penyebaran yang rendah mungkin tidak memerlukan perawatan segera.

    Sebagai gantinya, dokter akan memantau kondisi Anda dengan melakukan tes darah dan pemeriksaan USG leher setiap sekali atau dua kali per tahun.

    Bila penyakit tidak dapat disembuhkan, maka tujuan pengobatan ialah mengangkat tiroid atau terapi kanker tiroid untuk mencegah pertumbuhan, penyebaran, dan kekambuhan kanker dalam jangka panjang.

    Pada kasus yang serius, pengobatan ditujukan untuk meredakan gejala seperti nyeri atau kesulitan bernapas dan menelan.

    Hati-hati, gondok bisa berkembang menjadi kanker tiroid

    benjolan di leher benjolan di leher kanan, benjolan di leher belakang, benjolan di leher kiri, benjolan di leher anak, kelenjar getah bening

    Memang, kebanyakan kasus gondok tidak berkembang menjadi kanker tiroid. Diperkirakan hanya sekitar 2–3 dari 20 kasus yang bersifat kanker.

    Meski demikian, tiroid yang membengkak dengan diameter lebih dari 1 hingga 1,5 cm harus diperiksa lebih lanjut guna memastikan ada atau tidaknya kemungkinan kanker tiroid.

    Terlepas dari seberapa besar risikonya, Anda tetap harus melakukan pemeriksaan bila telah merasakan gejala yang tak biasa atau perubahan kondisi tenggorokan ketika Anda menelan.

    Dengan melakukan pemeriksaan, Anda dapat mengetahui penyebab kemunculan penyakit tiroid yang tentunya akan lebih mudah ditangani bila terdeteksi lebih awal.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 19/05/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan