backup og meta

Mesothelioma

Mesothelioma

Penggunaan material asbes, misalnya untuk atap atau dinding rumah, bisa meningkatkan risiko penyakit kanker yang disebut mesothelioma. Walaupun kasusnya terbilang langka, kanker ini bersifat agresif dan sering kali berakibat fatal.

Apa itu kanker mesothelioma?

Mesothelioma adalah penyakit kanker yang terbentuk pada mesothelium, yakni selaput tipis yang melapisi berbagai organ dalam tubuh.

Kanker ini paling sering menyerang selaput paru-paru. Namun, jenis kanker ini terkadang juga dapat berkembang pada lapisan yang menyelimuti perut, jantung, dan testis.

Kanker mesothelium kerap kali tidak terdiagnosis hingga stadium lanjut sehingga sulit diobati.

Penyakit kronis ini juga tidak menunjukkan gejala spesifik dan cenderung menyerupai masalah kesehatan lainnya, seperti infeksi paru atau pneumonia.

Mayoritas kasus penyakit kanker ini terjadi pada orang-orang berusia 60 hingga 80 tahun. Meski jarang, mesothelioma juga dapat terjadi pada orang dengan usia yang lebih muda.

Seberapa umum kondisi ini terjadi?

Mesothelioma tergolong kanker yang agresif dan mematikan, tetapi relatif langka. Artikel dalam jurnal SSM – Population Health (2023) menemukan angka kasus kanker mesothelium terbilang rendah, yakni hanya 0,43 kasus per 100.000 populasi umum pada tahun 2019.

Jenis mesothelioma

Berdasarkan lokasi berkembangnya sel kanker, mesothelioma bisa dibedakan ke dalam beberapa jenis berikut ini.

  • Mesothelioma pleura: kanker yang terjadi pada pleura atau lapisan yang mengelilingi paru-paru. Sekitar 90% kasus mesothelioma terjadi pada pleura.
  • Mesothelioma peritoneum: tipe kanker yang menyerang peritoneum atau selaput rongga perut.
  • Mesothelioma perikardium: kanker yang memengaruhi perikardium atau lapisan tipis yang melindungi jantung.
  • Mesothelioma testis: jenis kanker yang terjadi pada lapisan pelindung testis atau buah zakar yang disebut tunica vaginalis.

Tanda dan gejala mesothelioma

risiko kanker paru

Kanker mesothelium pada stadium awal umumnya tidak bergejala. Penyakit ini baru menimbulkan gejala spesifik seiring dengan pertumbuhan sel dan jaringan kanker di dalam tubuh.

Gejala mesothelioma bergantung pada tempat awal berkembangnya sel kanker. Sebagai gambaran, berikut adalah gejala kanker mesothelioma pleura.

  • Sesak napas.
  • Nyeri dada.
  • Nyeri pada bahu dan lengan atas.
  • Kulit sensitif, terutama di sekitar area dada.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan penyebabnya.
  • Badan lemas dan tingkat energi rendah.
  • Batuk terus-menerus.
  • Keringat berlebih, terutama pada malam hari.

Kanker mesothelium juga paling sering menyerang selaput rongga perut atau peritoneum dengan tanda dan gejala berupa:

  • perut bengkak dan terasa nyeri,
  • kehilangan nafsu makan,
  • mual dan muntah,
  • demam,
  • berkeringat pada malam hari, dan
  • gangguan pada usus dan saluran kemih.

Tanda dan gejala jenis mesothelioma lain tidak begitu spesifik karena penyakit kronis ini jarang terjadi.

Mesothelioma perikardium yang memengaruhi lapisan pelindung jantung kemungkinan dapat menyebabkan nyeri dada dan kesulitan bernapas.

Sementara itu, mesothelioma testis mungkin pertama kali terdeteksi sebagai pembengkakan atau benjolan pada buah zakar.

Penyebab mesothelioma

Pada orang dewasa, penyebab utama mesothelioma adalah paparan asbes atau asbestos. Sekitar 70–80% pengidap kanker ini memiliki riwayat paparan asbes dalam jangka panjang.

Dikutip dari laman Cancer Council, dibutuhkan waktu antara 20 hingga 60 tahun sejak Anda terpapar asbestos hingga sel kanker dapat berkembang.

Selain asbes, paparan mineral serupa seperti silika dan erionit juga berkaitan dengan kemunculan penyakit kanker ini.

Para peneliti juga menyelidiki apakah gen turut berkontribusi terhadap risiko kanker ini. Pasalnya, hanya sejumlah kecil orang yang terpapar asbes yang akhirnya mengalami mesothelioma.

Selain itu, paparan zat kimia, infeksi virus, atau terapi radiasi (radioterapi) juga berkaitan dengan penyebab kanker mesothelium, terutama pada anak-anak.

Faktor risiko mesothelioma

Beberapa faktor risiko kanker mesothelium adalah sebagai berikut.

  • Paparan asbestos dalam jangka panjang dan intens.
  • Pekerjaan yang membuat Anda berisiko tinggi terpapar asbes, seperti pekerja bangunan, tukang listrik, penambang asbes, mekanik mobil, dan pekerja galangan kapal atau kereta api.
  • Memiliki anggota keluarga dengan riwayat mesothelioma sebelumnya.
  • Paparan radiasi pada area dada atau perut, seperti saat menjalani radioterapi.
  • Pernah terpapar atau mengalami infeksi virus simian (SV40).

Diagnosis mesothelioma

diagnosis kanker paru

Jika Anda memiliki tanda dan gejala yang dicurigai sebagai kanker mesothelium, dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mencari keberadaan benjolan di dalam tubuh.

Dokter mungkin meminta Anda untuk menjalani tes pencitraan seperti rontgen atau CT scan untuk mendeteksi pertumbuhan tumor ganas pada dada dan rongga perut.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, dokter dapat melakukan tes medis lanjutan seperti berikut ini.

  • Tes darah. Sejumlah pemeriksaan darah dapat menunjukkan keberadaan penanda tumor terkait mesothelioma.
  • Analisis sampel cairan. Pengambilan cairan dari bagian tubuh yang terdampak sel kanker, termasuk pleura atau peritoneum, untuk diperiksa di laboratorium.
  • Biopsi. Sampel jaringan diambil menggunakan aspirasi jarum, laparoskopi, atau bedah terbuka, kemudian diperiksa di laboratorium.

Pengobatan mesothelioma

Mesothelioma termasuk salah satu jenis kanker yang agresif dan cenderung sulit untuk diobati.

Adapun, pengobatan kanker ini bertujuan untuk meredakan gejala dan memperpanjang angka harapan hidup pasien dibarengi pola hidup sehat untuk kanker.

Dokter akan menentukan metode pengobatan yang tepat, tergantung pada lokasi pertumbuhan sel kanker, stadium kanker, dan kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan.

Berikut adalah beberapa metode pengobatan kanker mesothelium yang umumnya dilakukan.

1. Kemoterapi

Obat-obatan yang dipakai pada kemoterapi akan menghancurkan sel-sel kanker. Kemoterapi bertujuan untuk mengecilkan kanker dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

2. Radioterapi

Radioterapi atau terapi radiasi menggunakan sinar energi tinggi untuk membunuh sel kanker. Terapi ini membantu meredakan gejala, seperti nyeri akibat pertumbuhan tumor. 

Dalam kasus mesothelioma, jenis pengobatan kanker ini dapat diberikan setelah kemoterapi atau operasi untuk membunuh sel kanker yang masih tersisa.

3. Operasi

ilustrasi operasi kanker

Kurang dari 33% pengidap mesothelioma pleura bisa menjalani operasi. Pasalnya, tindakan operasi hanya dapat dilakukan untuk kanker dengan stadium awal.

Operasi dilakukan untuk mengangkat kanker sebanyak mungkin. Ini dapat berupa prosedur untuk mengangkat pleura, paru-paru, dan jaringan di sekitarnya yang terkena kanker.

4. Terapi multimodalitas

Terapi multimodalitas adalah pendekatan dalam pengobatan kanker yang menggabungkan beberapa metode, seperti pembedahan, kemoterapi, dan radioterapi.

Prosedur ini dirancang untuk mengurangi ukuran tumor, mengendalikan penyebaran kanker, dan membantu memperpanjang harapan hidup pasien.

5. Perawatan paliatif

Dalam beberapa kasus, tim medis akan membicarakan tentang perawatan paliatif. Pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan meringankan gejala kanker.

Perawatan paliatif berfokus pada pada kenyamanan dan dukungan emosional untuk membantu pasien dan keluarga menghadapi tantangan yang muncul selama perjalanan penyakit.

Pencegahan mesothelioma

Mengurangi paparan asbes, baik itu di rumah atau di tempat kerja, menjadi langkah yang paling mungkin dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya mesothelioma.

Berikut ini adalah beberapa cara mencegah kanker mesothelium yang perlu Anda perhatikan.

  • Memakai alat pelindung diri (APD) yang sesuai bila bekerja di lingkungan yang berisiko tinggi terhadap paparan asbes.
  • Tidak membawa pulang baju, sepatu, atau perlengkapan kerja lainnya ke rumah.
  • Hindari penggunaan atap asbes di rumah. Apabila ingin menggantinya, pastikan untuk menggunakan APD atau meminta bantuan profesional.
  • Buang material asbes di tempat yang aman dan tidak mencemari lingkungan sekitar.
  • Lakukan pemeriksaan kesehatan atau medical check up rutin untuk orang yang bekerja atau tinggal di lingkungan dengan risiko paparan asbes yang tinggi.

Deteksi dini adalah kunci penting untuk meningkatkan peluang pulih dari kanker mesothelium.

Jika Anda memiliki riwayat paparan asbes dan mengalami gejala yang dicurigai sebagai kanker, konsultasikan dengan dokter untuk memperoleh diagnosis dan penanganan yang tepat.

Kesimpulan

  • Mesothelioma adalah penyakit kanker yang terbentuk di mesothelium, yaitu selaput tipis yang melapisi berbagai organ dalam tubuh.
  • Paparan asbes dalam jangka panjang adalah faktor utama yang meningkatkan risiko terjadinya kanker ini.
  • Kemoterapi, radioterapi, operasi, terapi multimodalitas, dan perawatan paliatif menjadi beberapa pilihan pengobatan kanker mesothelium, tergantung pada jenis dan stadiumnya.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Mesothelioma. (2024). Centers for Disease Control and Prevention. Retrieved August 30, 2024, from https://www.cdc.gov/mesothelioma/about/index.html

Mesothelioma. (2023). Cancer Research UK. Retrieved August 30, 2024, from https://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/mesothelioma

Mesothelioma. (2023). Cancer Council. Retrieved August 30, 2024, from https://cancer.org.au/cancer-information/types-of-cancer/mesothelioma

Mesothelioma. (2022). Mayo Clinic. Retrieved August 30, 2024, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/mesothelioma/symptoms-causes/syc-20375022

Mesothelioma: Types, causes, symptoms & treatment. (2022). Cleveland Clinic. Retrieved August 30, 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22432-mesothelioma

Zhu, W., Liu, J., Li, Y., Shi, Z., & Wei, S. (2023). Global, regional, and national trends in mesothelioma burden from 1990 to 2019 and the predictions for the next two decades. SSM – population health, 23, 101441. https://doi.org/10.1016/j.ssmph.2023.101441

Carbone, M., Gazdar, A., & Butel, J. S. (2020). SV40 and human mesothelioma. Translational lung cancer research, 9(Suppl 1), S47–S59. https://doi.org/10.21037/tlcr.2020.02.03

Versi Terbaru

05/09/2024

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Remisi Kanker, Saat Sel Kanker Mati dan Tak Terdeteksi

Rambut Rontok karena Kanker, Mengapa Bisa Terjadi?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 05/09/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan