Stres tidak selalu buruk karena merupakan cara tubuh untuk melindungi diri dari bahaya dengan membuat Anda tetap fokus, aktif, dan selalu waspada. Dipandang buruk ketika stres yang dihadapi cukup berat, sehingga tidak bisa Anda atasi. Seiring waktu, stres ini akan menumpuk dan sebabkan risiko penyakit jantung jadi semakin meningkat. Berikut penjelasan mengenai pengaruh stres pada kesehatan jantung.
Bagaimana stres sebabkan penyakit jantung?
Pada dasarnya, stres bukanlah penyebab penyakit jantung secara langsung. Hanya saja, orang yang memiliki stres memang cenderung rentan mengalami penyakit jantung. Itu artinya, orang yang mengalami stres berat berisiko tinggi mengalami penyakit ini di kemudian hari.
Risikonya akan semakin besar jika orang tersebut obesitas, punya hipertensi (tekanan darah tinggi) atau kolesterol tinggi, merokok, dan menganut gaya hidup sedentari alias malas bergerak.
Setelah diselidiki, stres dapat menurunkan kesehatan jantung dengan berbagai cara sehingga membuat seseorang lebih rentan terkena penyakit kardiovaskuler, di antaranya:
1. Saat stres tekanan darah meningkat
Stres sebabkan risiko penyakit jantung jadi tinggi dengan meningkatkan tekanan darah. Jika stres diatasi, tekanan darah akan kembali normal dan tidak berdampak apapun ke tubuh. Sebaliknya, jika stres tak kunjung hilang dan malah semakin menjadi-jadi, maka tekanan darah akan tetap tinggi.
Tekanan darah yang tinggi ini yang kemudian menyebabkan seseorang berisiko terkena penyakit jantung. Ketika tekanan darah tinggi, maka aliran darah tidak lancar, sehingga bisa saja menimbulkan gangguan pada kerja jantung.
Banyak studi menyebutkan bahwa tekanan darah tinggi adalah salah satu faktor risiko dari serangan jantung, gagal jantung, bahkan stroke.
2. Nafsu makan yang semakin tinggi
Selain meningkatkan tekanan darah, stres juga bisa sebabkan risiko penyakit jantung semakin besar akibat berat badan naik tanpa kendali.
Banyak orang yang stres berat menjadikan makanan sebagai pelarian. Stres pun bisa membuat nafsu makan meningkat. Hal ini terkait dengan tingginya hormon kortisol saat stres terjadi.
Efek dari naiknya hormon kortisol ini, cenderung membuat seseorang makan berlebihan, sekali pun perut sudah kenyang. Sering kali makanan yang dijadikan sebagai pelampiasan stres adalah makanan tidak sehat, seperti junk food.
Porsi makanan yang berlebihan, memicu obesitas yang merupakan faktor risiko penyakit jantung. Pilihan makanan yang tidak sehat bagi jantung juga akhirnya memicu terbentuknya plak. Plak ini dapat menyumbat aliran darah di pembuluh arteri jadi tidak lancar dan menyebabkan penyakit jantung.
3. Tidak bergairah melakukan aktivitas lain
Stres dapat menyebabkan seseorang jadi lebih malas dan ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Munculnya rasa malas karena Anda terus murung dan sedih seharian. Konsentrasi Anda yang terpusat pada rasa sedih ini, pasti membuat semangat untuk beraktivitas jadi kendor.
Kalau hanya sikap malas-malasan dilakukan sehari saja, tidak apa. Akan tetapi, jika kondisi ini terjadi terus-menerus, jangan heran kalau nanti berat badan Anda melonjak saat ditimbang. Sebab gaya hidup sedentari alias malas gerak akan membuat timbunan lemak tubuh semakin banyak.
Dan lagi-lagi, lemak akan membentuk plak dan menyumbat aliran darah Anda dan akhirnya jantung tidak bisa memompa darah dengan baik.
4. Picu sulit tidur atau insomnia
Insomnia berkaitan erat dengan stres berat yang nantinya bisa sebabkan risiko penyakit jantung jadi meningkat. Saat stres, otak Anda akan jadi sibuk memikirkan berbagai masalah yang dihadapi. Akibatnya, Anda jadi susah tidur dan kekurangan tidur keesokan harinya.
Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), insomnia karena stress membuat tekanan darah jadi naik. Kondisi inilah yang bila terus dibiarkan akan merusak kesehatan jantung.
5. Cenderung mencari pelarian dengan melakukan kebiasaan buruk
Stres juga bisa sebabkan risiko penyakit jantung semakin tinggi karena cenderung membuat Anda merokok dan minum alkohol lebih sering. Dengan dalih, rokok dan alkohol dapat membuat Anda jadi lebih nyaman.
Padahal, merokok jadi penyebab utama penyakit jantung. Ditambah dengan minum alkohol berlebihan, yang akhirnya memicu peradangan pada tubuh.
Cara mengelola stres untuk mencegah penyakit jantung
Stres yang bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, tidak boleh Anda pandang sebelah mata. Anda harus tahu caranya sebagai bentuk pencegahan penyakit jantung.
Cobalah untuk olahraga, melakukan hal disukai, dan cukup tidur untuk meredakan stres. Jika tidak juga ampuh, jangan ragu untuk konsultasi ke psikolog.
Mengelola stres tidak hanya perlu dilakukan orang yang sehat. Anda yang mengalami gejala penyakit jantung, seperti sesak napas, nyeri dada, dan detak jantung tidak beraturan juga harus pandai mengelola stres agar kondisi tidak semakin memburuk.
[embed-health-tool-heart-rate]