“Kepala pusing itu tanda darah rendah atau tinggi?” Pertanyaan tersebut mungkin pernah Anda dengar karena gejala ini sering kali dikaitkan dengan masalah pada tekanan darah.
Lantas, apa bedanya sakit kepala darah darah rendah dan darah tinggi? Bagaimana cara mengatasinya? Simak pembahasan selengkapnya di bawah ini.
Perbedaan sakit kepala darah rendah dan darah tinggi
Sakit kepala merupakan keluhan umum yang salah satu pemicunya adalah perubahan tekanan darah, baik itu darah rendah maupun darah tinggi.
Namun, sakit kepala akibat darah rendah dan darah tinggi mempunyai sejumlah perbedaan, baik dari karakteristik hingga gejala lain yang menyertainya.
Berikut ini adalah pembahasan lebih lanjut mengenai bedanya sakit kepala darah rendah dan darah tinggi.
1. Sakit kepala darah rendah
Darah rendah atau hipotensi adalah kondisi saat tekanan darah berada di bawah angka normal, yakni kurang dari 90/60 mmHg.
Saat tekanan darah terlalu rendah, aliran darah yang mengalir ke otak mungkin tidak cukup. Hal ini dapat menyebabkan kekurangan oksigen pada otak.
Hipotensi dapat disebabkan oleh penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung atau gagal jantung.
Di samping itu, kehamilan, dehidrasi, anemia, infeksi, reaksi alergi, hingga kekurangan gizi juga bisa menyebabkan tekanan darah rendah.
Sakit kepala akibat darah rendah bisa terasa seperti nyeri tumpul dan kepala yang terasa ringan.
Sensasi tersebut sering kali muncul ketika Anda bangkit dari posisi duduk dan berbaring. Dalam istilah medis, kondisi ini disebut hipotensi ortostatik.
Beberapa tanda dan gejala umum lain dari darah rendah yakni:
- pandangan kabur,
- mual dan muntah,
- kelelahan,
- kulit memucat dan terasa dingin,
- laju pernapasan cepat,
- kebingungan,
- kesulitan berkonsentrasi, serta
- hilang kesadaran hingga pingsan.
2. Sakit kepala darah tinggi
Darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi ketika tekanan darah berada di atas angka normal, yaitu lebih dari 140/90 mmHg.
Hipertensi biasanya disebabkan oleh faktor keturunan dan gaya hidup tidak sehat, seperti pola makan tinggi garam, merokok, kurang olahraga, dan obesitas.
Dalam kebanyakan kasus, hipertensi tidak selalu menyebabkan gejala yang spesifik, termasuk sakit kepala. Itu sebabnya kondisi ini sering disebut “pembunuh diam-diam” atau silent killer.
Dilansir dari situs Harvard Health, Anda baru akan merasakan gejala sakit kepala akibat darah tinggi saat mengalami kondisi yang disebut krisis hipertensi.
Krisis hipertensi terjadi saat tekanan darah meningkat secara tiba-tiba serta sangat tinggi, yaitu mencapai 180/120 mmHg atau lebih.
Selain sakit kepala, tanda dan gejala krisis hipertensi yang mungkin muncul yakni:
- nyeri dada,
- sesak napas,
- detak jantung tidak teratur,
- nyeri leher atau punggung,
- tubuh terasa lemas dan lemah,
- penglihatan buram,
- telinga berdenging,
- mimisan,
- mual dan muntah,
- kejang,
- kecemasan parah, serta
- penurunan kesadaran hingga pingsan.
Cara mengatasi sakit kepala darah rendah dan darah tinggi
Sakit kepala akibat darah rendah dan darah tinggi bisa membaik setelah penyebabnya ditangani.
Jika Anda telah mendapatkan diagnosis dan resep obat dari dokter sebelumnya, pastikan untuk minum obat darah tinggi atau darah rendah sesuai aturan yang diberikan oleh dokter.
Selain minum obat, Anda juga bisa melakukan sejumlah perubahan gaya hidup berikut ini untuk mencegah sakit kepala akibat darah rendah dan darah tinggi di kemudian hari.
- Minum cukup air putih setiap hari agar terhindar dari dehidrasi.
- Menjaga pola makan yang sehat dan seimbang, termasuk membatasi konsumsi gula, garam, dan lemak secara berlebihan.
- Mengelola stres dengan baik.
- Memastikan tidur malam yang cukup selama 7–9 jam setiap harinya.
- Melakukan olahraga 30 menit sehari, minimal dua sampai tiga kali dalam seminggu.
- Berhenti merokok dan minum alkohol secara berlebihan.
Munculnya gejala sakit kepala tidak serta-merta menunjukkan bahwa Anda terkena darah tinggi atau darah rendah. Kondisi ini hanya bisa diketahui melalui pemeriksaan tekanan darah.
Meski Anda bisa mengecek tensi sendiri dengan tensimeter di rumah, konsultasi dengan dokter tetap diperlukan agar Anda mendapatkan evaluasi yang lebih akurat.
Waspadalah saat Anda merasakan sakit kepala yang berlangsung lama, muncul secara mendadak, dan disertai gejala serius, termasuk nyeri dada atau kesulitan bernapas.
Apabila Anda atau orang yang Anda kenal mengalami gejala di atas, segeralah kunjungi instalasi gawat darurat atau IGD rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Kesimpulan
- Bedanya sakit kepala darah rendah dan darah tinggi dapat dilihat dari karakteristiknya.
- Sakit kepala akibat darah rendah atau hipotensi cenderung terasa seperti nyeri tumpul dan ringan yang sering muncul saat bangkit dari duduk atau berbaring.
- Sementara itu, sakit kepala akibat darah tinggi atau hipertensi umumnya terasa sangat parah akibat tekanan darah yang meningkat drastis dan tiba-tiba.
[embed-health-tool-heart-rate]