Proses tes ini dilakukan dengan meneteskan bakteri Salmonella typhii yang sudah dimatikan ke serum darah Anda.
Bakteri Salmonella typhii dibagi menjadi dua bentuk, yaitu antigen O (tubuh bakteri) dan antigen H (flagel atau alat gerak bakteri).
Ketika serum darah mengandung antibodi, sampel darah akan tampak menggumpal.
Dikutip dari jurnal yang dipublikasikan Medicina, reaksi aglutinasi menunjukkan hasil positif, sedangkan ketiadaan aglutinasi menunjukkan hasil negatif.
Hasil positif tes berarti mendukung diagnosis dokter akan demam tifoid. Sebaliknya, jika hasil negatif, Anda mungkin tidak mengalami kondisi tersebut.
Meskipun begitu, hasil positif atau negatif saja belum cukup menggambarkan tes Widal. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, dokter akan mengukur titer (keberadaan dan jumlah antibodi dalam darah).
Hasil titer tes Widal digambarkan dengan angka, seperti 1/80, 1/160, atau 1/320. Semakin tinggi angkanya, kemungkinan adanya infeksi Salmonella typhi juga semakin besar.
Apakah tes Widal akurat untuk deteksi penyakit tipes?
Meski masih banyak digunakan di Indonesia, tes Widal mempunyai banyak kekurangan sebagai salah satu prosedur diagnosis demam tifoid.
Pasalnya, pembacaan tes dalam satu kali tidak cukup untuk mengonfirmasi apakah benar Anda terkena infeksi Salmonella typhii.
Hasil tes Widal sering bertabrakan dengan kondisi lain. Artinya, hasil pemeriksaan ini bisa saja menjadi positif palsu atau negatif palsu.
Hasil negatif palsu dapat terjadi pada awal perjalanan penyakit. Selain ketiadaan infeksi Salmonella typhi, hasil ini juga dapat menunjukkan pengobatan antibiotik yang pernah Anda jalani.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar