backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

7

Tanya Dokter
Simpan

Tes Widal, Tes Cepat untuk Deteksi Penyakit Tipes

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    Tes Widal, Tes Cepat untuk Deteksi Penyakit Tipes

    Tes Widal merupakan salah satu cara yang dilakukan tenaga kesehatan untuk mendiagnosis tipes (tifus) atau demam tifoid. Meski disebut kurang akurat, tes ini masih sering dilakukan di Indonesia karena tidak terlalu memakan biaya. Simak serba-serbi tentang tes Widal di bawah ini.

    Apa itu tes Widal?

    Tes Widal merupakan prosedur pemeriksaan yang dikembangkan oleh Georges Ferdinand Widal pada tahun 1896.

    Pemeriksaan ini berfungsi untuk mendeteksi jumlah antibodi dalam tubuh yang melawan bakteri penyebab tipes, Salmonella typhii.

    Saat Anda mengeluhkan gejala tipes, seperti pusing, sakit perut, hingga lemas, dokter akan melakukan rangkaian pemeriksaan untuk menentukan diagnosis.

    Pertama-tama, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan soal riwayat kesehatan dan bepergian.

    Riwayat bepergian penting untuk melihat dari mana Anda mendapatkan atau terinfeksi bakteri Salmonella typhii.

    Seperti yang Anda ketahui, tipes menular melalui lingkungan dan kebiasaan yang tidak bersih.

    Dokter elanjutnya akan meminta Anda melakukan tes darah untuk mengonfirmasi adanya bakteri Salmonella typhi pada tubuh Anda.

    Salah satu prosedur tes yang melibatkan pengambilan darah itu adalah tes Widal. Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat reaksi antigen dan antibodi.

    Antibodi akan menunjukkan reaksi terhadap antigen yang dianggap sebagai benda asing dengan menunjukkan penggumpalan (aglutinasi).

    Saat Anda terinfeksi Salmonella typhi, tubuh secara otomatis memberikan respons dengan memproduksi zat antibodi untuk melawannya.

    Proses dan cara membaca hasil tes Widal

    flebotomi adalah

    Proses tes ini dilakukan dengan meneteskan bakteri Salmonella typhii yang sudah dimatikan ke serum darah Anda.

    Bakteri Salmonella typhii dibagi menjadi dua bentuk, yaitu antigen O (tubuh bakteri) dan antigen H (flagel atau alat gerak bakteri).

    Ketika serum darah mengandung antibodi, sampel darah akan tampak menggumpal.

    Dikutip dari jurnal yang dipublikasikan Medicina, reaksi aglutinasi menunjukkan hasil positif, sedangkan ketiadaan aglutinasi menunjukkan hasil negatif.

    Hasil positif tes berarti mendukung diagnosis dokter akan demam tifoid. Sebaliknya, jika hasil negatif, Anda mungkin tidak mengalami kondisi tersebut.

    Meskipun begitu, hasil positif atau negatif saja belum cukup menggambarkan tes Widal. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, dokter akan mengukur titer (keberadaan dan jumlah antibodi dalam darah).

    Hasil titer tes Widal digambarkan dengan angka, seperti 1/80, 1/160, atau 1/320. Semakin tinggi angkanya, kemungkinan adanya infeksi Salmonella typhi juga semakin besar.

    Apakah tes Widal akurat untuk deteksi penyakit tipes?

    Plasma darah

    Meski masih banyak digunakan di Indonesia, tes Widal mempunyai banyak kekurangan sebagai salah satu prosedur diagnosis demam tifoid.

    Pasalnya, pembacaan tes dalam satu kali tidak cukup untuk mengonfirmasi apakah benar Anda terkena infeksi Salmonella typhii. 

    Hasil tes Widal sering bertabrakan dengan kondisi lain. Artinya, hasil pemeriksaan ini bisa saja menjadi positif palsu atau negatif palsu.

    Hasil negatif palsu dapat terjadi pada awal perjalanan penyakit. Selain ketiadaan infeksi Salmonella typhi, hasil ini juga dapat menunjukkan pengobatan antibiotik yang pernah Anda jalani.

    Jadi, Anda belum tentu terbebas dari infeksi Salmonella typhii, meski hasil tes menunjukkan negatif. Hasil tersebut bisa saja berarti:

    • gizi buruk,
    • konsumsi obat-obatan jangka panjang, dan
    • mengidap penyakit-penyakit tertentu yang dapat menurunkan daya tahan tubuh.

    Sementara itu, tes Widal positif palsu dapat terjadi akibat infeksi atau vaksinasi yang pernah Anda lalui. Artinya, tes yang menunjukkan hasil positif belum tentu berarti Anda mengalami infeksi Salmonella typhii.

    Bisa saja, itu karena Anda mengalami penyakit infeksi lain, seperti demam berdarah atau malaria.

    Cara meningkatkan keakuratan tes Widal

    Cara membaca hasil tes Widal memang tidak mudah karena beberapa alasan yang telah disebutkan di atas. Namun, keakuratan tes untuk deteksi tipes mungkin dapat meningkat jika pemeriksaan diulang dengan jarak 10-14 hari.

    Hasil tes positif yang semakin akurat ditandai dengan peningkatan titer antibodi sebanyak 4 kali lipat dari tes pertama, misalnya tes menunjukkan titer meningkat dari  1/80 menjadi 1/320.

    Ini berarti, Anda mungkin benar positif mengalami tipes.

    Badan kesehatan dunia menyatakan bahwa sebaiknya tidak terlalu mengandalkan tes cepat ini untuk diagnosis demam tifoid.

    WHO merekomendasikan pelaksanaan kultur, jika memungkinkan.

    Apakah ada tes lain untuk mendiagnosis penyakit tipes?

    <a href=

    Berikut pemeriksaan lain yang mungkin direkomendasikan dokter untuk diagnosis tipes:

    1. Tes Tubex

    Selain tes Widal, dokter mungkin akan menyarankan prosedur pemeriksaan cepat lainnya, seperti tes Tubex.

    Pemeriksaan ini disebut memiliki sensitivitas hingga 95% dengan spesifisitas 80%. Artinya, tes ini punya tingkat keakuratan yang menjanjikan.

    2. Kultur darah atau jaringan

    Kultur darah atau jaringan juga dapat digunakan untuk mendiagnosis tipes. Metode ini dilakukan dengan cara mengambil sedikit sampel darah, feses, urine, atau sumsum tulang.

    Sampe tersebut kemudian ditempatkan pada media khusus yang mendorong pertumbuhan bakteri.

    Kultur diperiksa di bawah mikroskop untuk mengetahui adanya Salmonella typhii.

    Dikutip dari Mayo Clinic, kultur sumsum tulang sering kali dianggap sebagai tes paling sensitif untuk bakteri penyebab tipes.

    Mendapatkan diagnosis penyakit tipes yang tepat berguna untuk menentukan pilihan pengobatan untuk mengatasi tipes.

    Dengan mendapatkan pengobatan yang tepat, Anda dapat terhindar dari komplikasi tipes yang dapat membahayakan nyawa.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan