Sementara itu, tes Widal memiliki sensitivitas 82% dan spesifisitas 58%.
Sensitivitas dan spesifisitas adalah tolak ukur kemampuan sebuah tes skrining untuk bisa membedakan mana individu yang sakit dan yang tidak.
Sensitivitas mengacu pada seberapa akurat tes skrining tersebut dalam mengenali penyakit pada orang yang menderita penyakit tersebut, dikategorikan sebagai “positif”.
Sementara itu, spesifisitas adalah tolak ukur keakuratan tes untuk mengecualikan orang yang benar-benar tidak terjangkit penyakit tersebut, dikategorikan dengan “negatif”.
Sebuah tes skrining dikatakan ideal jika sangat sensitif dan sangat spesifik.
Tes yang sangat spesifik dan sangat sensitif berarti kemungkinannya untuk menunjukkan hasil negatif/positif palsu sangat sedikit.
Maka akan ada lebih sedikit kasus penyakit yang salah diagnosis.
Penelitian yang dipublikasikan Journal of Medical Microbiology bahkan menemukan bahwa TUBEX test dapat digunakan dalam beberapa cara diagnosis tipes, yaitu:
- Deteksi antibodi dan antigen dari serum darah
- Deteksi antigen dari urin untuk melengkapi deteksi melalui serum
- Deteksi atau identifikasi seluruh organisme dari kultur darah atau feses
Meskipun tampak menjanjikan, hasil penelitian tersebut membutuhkan riset yang lebih lanjut.
Pasalnya, sampai saat ini, TUBEX test masih dilakukan dengan menggunakan serum darah.
Hasil TUBEX test memang terbukti lebih akurat daripada tes Widal. Namun, tes Widal lebih banyak digunakan di Indonesia karena harganya yang lebih murah.
Mendapatkan diagnosis tipes yang akurat dapat membantu Anda memilih pengobatan tipes yang tepat.
Dengan mendapatkan pengobatan yang tepat, Anda dapat terhindar dari komplikasi demam tifoid yang dapat mengancam jiwa.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar