backup og meta

Riketsia

Riketsia

Gigitan kutu dan tungau di sekitar manusia dapat menjadi jalur penularan penyakit infeksi, salah satunya adalah riketsia. Infeksi bakteri yang awalnya memicu demam dan ruam kemerahan ini bisa berakibat fatal bila tidak segera ditangani dengan baik. 

Apa itu riketsia?

Riketsia adalah sekelompok infeksi bakteri dari spesies Rickettsia yang menular melalui gigitan ektoparasit, seperti kutu, tungau, atau caplak. 

Ektoparasit kerap ditemukan pada hewan, seperti tikus, kucing, dan tupai. Beberapa orang juga bisa membawa ektoparasit ini pada pakaian, seprai, kulit, atau rambut mereka. 

Awalnya, penyakit infeksi ini menyebabkan gejala ringan, misal demam dan ruam merah di kulit.

Namun saat tidak ditangani dengan baik, infeksi bakteri Rickettsia bisa berkembang parah serta menyebabkan komplikasi serius yang membahayakan pengidapnya.

Perbedaan riketsia dan tipes

Riketsia juga disebut sebagai tifus. Penyakit ini sering disamakan dengan tipes (demam tifoid), padahal disebabkan oleh jenis bakteri yang berbeda.
  • Riketsia: disebabkan oleh beberapa spesies bakteri Rickettsia, seperti Rickettsia typhi dan Rickettsia prowazekii.
  • Tipes (demam tifoid): disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi.

Tanda dan gejala riketsia

Tanda dan gejala dari penyakit ini muncul satu atau dua minggu setelah paparan. Infeksi bakteri ini bisa menyebabkan gejala, mulai dari yang ringan hingga berat.

Secara umum, penyakit riketsia bisa menimbulkan tanda dan gejala, seperti:

  • demam, 
  • tubuh gemetar,
  • sakit kepala,
  • napas cepat,
  • nyeri otot dan sendi,
  • ruam kemerahan,
  • batuk
  • sakit perut,
  • mual dan muntah, serta 
  • merasa kebingungan atau linglung.

Beberapa pengidap riketsia mungkin mengalami ruam dan bintik-bintik berwarna gelap, seperti gejala kudis (scabies) di area tubuh yang digigit oleh kutu.

Ruam ini juga mungkin menyebar ke seluruh tubuh, termasuk wajah, telapak tangan, atau kaki.

Dalam jenis infeksi tertentu, gejala yang mungkin timbul berupa pembengkakan kelenjar getah bening dan perubahan mental, seperti perasaan linglung, kebingungan, hingga koma.

Penyebab riketsia

pencegahan scabies

Ada tiga jenis bakteri yang dapat menyebabkan penyakit riketsia atau tifus. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing jenis penyakit infeksi tersebut.

1. Tifus epidemik

Penyakit ini disebabkan oleh bakteria Rickettsia prowazeki yang ditularkan melalui gigitan kutu rambut di tubuh manusia. Penyakit ini dapat menyebabkan sakit berat bahkan kematian.

2. Tifus endemik

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Rickettsia typhi yang ditularkan oleh kutu loncat pada tikus.

Jenis riketsia ini mirip dengan tifus epidemik, tetapi memiliki gejala yang lebih ringan dan jarang menyebabkan kematian.

3. Tifus scrub

Penyakit ini disebabkan oleh Orientia tsutsugamushi yang ditularkan lewat gigitan tungau larva yang hidup pada hewan pengerat. 

Pada umumnya, tifus scrub akan menyerang manusia dalam tingkat yang ringan sampai berat.

Faktor risiko riketsia

Penyakit ini dapat memengaruhi orang dari segala usia, tingkat pendapatan, tingkat sosial, dan lingkungan hidupnya.

Namun, risiko penyakit ini akan meningkat bila Anda memiliki kondisi-kondisi seperti berikut ini.

  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misal pengidap HIV/AIDS, pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi, bayi, dan lansia.
  • Mengalami kontak kulit yang berlangsung lama dengan orang terinfeksi, tidak termasuk jabat tangan atau berpelukan singkat.
  • Berbagi barang pribadi, misalnya handuk, sikat gigi, seprai, dan pakaian, dengan orang yang terinfeksi.
  • Melakukan kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi bakteri penyebab riketsia.
  • Bertempat tinggal dan bekerja di lingkungan dengan sanitasi buruk.
  • Bepergian ke daerah endemik penyakit ini.

Komplikasi riketsia

Ketika orang yang terinfeksi bakteri Rickettsia dibiarkan tanpa mendapatkan penanganan medis yang memadai, komplikasi serius bisa muncul.

Beberapa komplikasi penyakit riketsia yang mungkin terjadi, termasuk:

  • pembesaran limpa,
  • peradangan hati (hepatitis),
  • gagal ginjal,
  • infeksi paru,
  • gagal pernapasan,
  • perdarahan saluran cerna, 
  • penurunan volume darah (hipovolemia), serta
  • kerusakan sistem saraf pusat.

Dikutip dari Cleveland Clinic, infeksi bakteri ini pada awal kehamilan dapat meningkatkan risiko keguguran, kelahiran prematur, dan berat badan lahir rendah pada bayi.

Diagnosis riketsia

Gejala riketsia kerap kali mirip dengan gejala penyakit lainnya. Hal ini membuat penyakit ini sulit untuk diagnosis.

Dokter akan mendiagnosis penyakit ini dengan memeriksa kondisi fisik berdasarkan gejala yang Anda keluhkan. Dokter mungkin juga akan menanyakan riwayat bepergian Anda.

Kemudian, dokter bisa melakukan pemeriksaan berikut ini guna menegakkan diagnosis riketsia.

  • Tes darah atau biopsi kulit untuk menentukan jenis bakteri penyebab riketsia
  • Tes darah menggunakan metode serologi yang diambil dua minggu secara terpisah untuk mendeteksi respon sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi.

Pengobatan riketsia

minum antibiotik

Infeksi bakteri Rickettsia dapat diatasi dengan antibiotik. Pengobatan dengan obat antibiotik ini biasanya sudah dimulai sebelum hasil tes darah atau biopsi diketahui. 

Beberapa jenis antibiotik yang sering direkomendasikan dokter, antara lain:

  • tetracycline, 
  • doxycycline, dan
  • chloramphenicol (lebih jarang digunakan).

Dikutip dari MedlinePlus, tetracycline oral atau yang diminum bisa menodai gigi. Oleh sebab itu, biasanya obat ini tidak diresepkan untuk anak-anak yang masih memiliki gigi susu.

Pada pengidap riketsia yang mengalami gejala parah, dokter bisa memberikan bantuan oksigen dan cairan intravena (IV)

Pencegahan riketsia

Tidak ada vaksin yang dapat mencegah infeksi bakteri ini. Meskipun begitu, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi risiko terkena riketsia seperti berikut ini.

  • Kenakan baju lengan panjang dan celana panjang, bila perlu losion antiserangga saat bepergian ke tempat terbuka.
  • Rajin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun antiseptik tiap kali ingin memulai aktivitas maupun setelah melakukannya.
  • Gunakan air panas dan deterjen untuk mencuci semua pakaian, handuk, sarung bantal, dan seprai guna membunuh tungau di dalamnya.
  • Untuk benda-benda yang tidak dapat dicuci, masukkan benda tersebut ke dalam plastik tertutup dan tinggalkan selama beberapa minggu untuk membunuh tungau.
  • Hindari kebiasaan menggunakan barang pribadi secara bersama-sama, seperti handuk, sikat gigi, dan pakaian.
  • Bersihkan semua karpet dan perabotan di dalam rumah secara berkala.
  • Segera melakukan pemeriksaan kesehatan (medical check up) setelah berkunjung ke daerah endemik dari penyakit ini.

Tindakan pencegahan bisa menurunkan risiko infeksi berulang pada pasien yang telah sembuh.

Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang penyakit infeksi ini, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan informasi terbaik.

Kesimpulan

  • Riketsia adalah infeksi bakteri Rickettsia yang menular melalui gigitan kutu atau tungau.
  • Penyakit ini awalnya menyebabkan demam dan ruam kemerahan, yang berisiko menjadi serius bila tidak segera ditangani dengan baik.
  • Infeksi bakteri ini bisa diobati dengan antibiotik, yakni tetracycline dan doxycycline, serta terapi oksigen dan cairan intravena (IV) pada kasus yang serius.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Typhus fevers basics. (2024). Centers for Disease Control and Prevention. Retrieved October 24, 2024, from https://www.cdc.gov/typhus/about/index.html

Typhus. (2022). MedlinePlus. Retrieved October 24, 2024, from https://medlineplus.gov/ency/article/001363.htm

Typhus: Fever, causes, symptoms, treatment & prevention. (2024). Cleveland Clinic. Retrieved October 24, 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/typhus

Typhus. (2023). NHS UK. Retrieved October 24, 2024, from https://www.nhs.uk/conditions/typhus/

Rickettsial infections – including symptoms, treatment and prevention. (2022). Government of South Australia. Retrieved October 24, 2024, from https://www.sahealth.sa.gov.au/wps/wcm/connect/public+content/sa+health+internet/conditions/infectious+diseases/rickettsial+infections/rickettsial+infections+-+including+symptoms+treatment+and+prevention

Typhus and other rickettsial diseases. (2023). Centre for Health Protection – Department of Health The Government of the Hong Kong Special Administrative Region. Retrieved October 24, 2024, from https://www.chp.gov.hk/en/healthtopics/content/24/45.html

Versi Terbaru

24/10/2024

Ditulis oleh Fajarina Nurin

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Satria Aji Purwoko


Artikel Terkait

Atasi Kulit Gatal Akibat Gigitan Kutu Kasur dengan Cara Ini

Jangan Bingung! Coba 6 Cara Ampuh Ini untuk Mengusir Tikus di Rumah


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 24 jam lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan