3. Gejala rabies lanjutan

Gejala rabies lanjutan atau klinis menunjukkan ciri-ciri gangguan neurologis. Artinya, virus telah lebih lanjut menginfeksi sistem saraf sehingga menyebabkan peradangan otak (ensefalitis).
Pada tahap ini, gejala lebih kentara dan tingkat keparahannya semakin berat. Gangguan yang dialami biasanya mencakup perubahan perilaku yang ekstrem dan tidak menentu, seperti lebih hiperaktif, agresif hingga berhalusinasi.
Inilah dampak yang disebabkan oleh rabies ketika telah menyerang otak dan sistem saraf:
- Merasa kebingungan, resah, dan gelisah
- Lebih agresif dan hiperaktif
- Kejang otot dan kelumpuhan mungkin terjadi
- Bernapas cepat terkadang kesulitan bernapas
- Memproduksi lebih banyak air liur
- Takut dengan air (hydrophobia)
- Takut cahaya (photophobia)
- Kesulitan menelan
- Berhalusinasi
- Bermimpi buruk dan insomnia
- Ereksi permanen pada pria
Semakin lama, penderita bisa mengalami kesulitan bernapas yang cukup parah hingga hiperventilasi, sebagaimana orang yang mengalami serangan panik.
Pada beberapa kasus, gejala lanjutan rabies bisa berkembang secara perlahan sampai akhirnya menyebabkan kelumpuhan. Kelumpuhan awalnya dialami pada bagian yang terluka dan menyebar ke bagian tubuh lain di sekitarnya. Kondisi ini dikenal juga dengan rabies paralisis.
4. Koma dan kematian
Setelah gejala klinis muncul, penyakit rabies biasanya sudah tergolong fatal. Gejala rabies paralisis yang terus bertambah parah dapat menyebabkan penderitanya berisiko mengalami koma.
Sayangnya, koma akibat rabies seringkali berujung pada kematian hanya dalam hitungan jam, kecuali penderitanya terhubung dengan alat bantu pernapasan (ventilator). Kematian biasanya terjadi dari hari ke-4 hingga hari ke-7 setelah koma mulai berlangsung.
Tertular virus rabies, kapan harus ke dokter?
Apabila Anda melakukan kontak dengan hewan liar atau hewan peliharaan yang menunjukkan ciri-ciri rabies, terutama sampai tergigit, segeralah cari pertolongan medis. Jangan menunda sampai gejala muncul.
Penanganan rabies perlu segera dilakukan sejak awal sekalipun belum menunjukkan gejala apapun.Mengobati sedari awal sebelum gejala muncul justru dapat mencegah akibat fatal dari penyakit ini.
Pengobatan medis yang dilakukan tergantung dari penularan virus rabies sendiri. Untuk kasus gigitan yang menyebabkan luka, dokter akan melakukan post-exposure prophylaxis (PEP).
Cara mengobati rabies ini bertujuan mencegah virus masuk ke dalam sistem saraf pusat dan menyebabkan infeksi. PEP ini biasanya terdiri dari pengobatan luka, penyuntikkan vaksin rabies atau pemberian globulin imun.
Gejala rabies pada manusia berkembang secara bertahap. Apabila gejala telah menunjukkan gangguan neurologis, penyakit ini bisa berakibat fatal. Namun, bahaya dari rabies ini bisa dicegah dengan pengobatan medis yang dilakukan sesegera mungkin.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar