backup og meta

Mengenal Ciri-Ciri Nyamuk Anopheles Penyebab Penyakit Malaria

Mengenal Ciri-Ciri Nyamuk Anopheles Penyebab Penyakit Malaria

Malaria adalah penyakit infeksi yang tidak boleh Anda sepelekan. Penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk ini bisa berakibat fatal jika tidak diobati dengan baik. Nah, tahukah Anda bahwa wujud nyamuk penyebab malaria ternyata tidak serupa dengan nyamuk biasa? Seperti apa ciri-ciri nyamuk malaria? Lalu, bagaimana cara penularan parasit penyebab malaria dari gigitan nyamuk? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Ciri-ciri nyamuk malaria yang perlu Anda ketahui

Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Namun, hanya nyamuk jenis tertentu yang bisa membawa parasit dan menularkan penyakit ini ke manusia, yaitu nyamuk Anopheles.

Nyamuk Anopheles sudah banyak ditemukan di berbagai belahan dunia, terutama negara beriklim tropis. Menurut situs CDC, dari sebanyak 430 spesies nyamuk Anopheles, hanya 30-40 yang dapat menularkan malaria.

Penting untuk diketahui bahwa nyamuk Anopheles jantan tidak bisa menularkan penyakit ke manusia. Jadi, hanya gigitan nyamuk Anopheles betina yang bisa menyebabkan malaria.

Berikut adalah ciri-ciri nyamuk Anopheles penyebab malaria:

1. Warna dan bentuk nyamuk Anopheles

Seperti kebanyakan nyamuk, Anopheles memiliki bentuk tubuh yang panjang dan terbagi menjadi 3 bagian, yaitu kepala, dada (toraks), dan perut. Saat hinggap di kulit manusia, posisi nyamuk Anopheles biasanya miring sekitar 45 derajat, berbeda dengan nyamuk kebanyakan. Nyamuk Anopheles juga biasanya berwarna kekuningan.

2. Waktu menggigit

Nyamuk Anopheles biasanya memasuki rumah di antara pukul 5 sore dan 9.30 malam, serta di pagi hari. Waktu menggigitnya dimulai dari senja, dan masa paling aktif nyamuk Anopheles dalam menggigit manusia adalah antara tengah malam dan pagi hari.

3. Tempat berkembang biak nyamuk Anopheles

Nyamuk Anopheles penyebab malaria menyukai air bersih yang belum terpapar polusi. Maka itu, perkembangbiakan nyamuk ini lebih banyak ditemukan di air terbuka dengan vegetasi atau tumbuhan, seperti sawah, rawa, hutan mangrove, sungai, serta genangan air sisa hujan.

Ketika Anda melihat genangan air dengan jentik nyamuk yang mengambang dengan posisi horizontal atau mengikuti permukaan air, bisa diperkirakan itu adalah jentik nyamuk Anopheles.

Perbedaan nyamuk penyebab malaria dan demam berdarah (DBD)

Kita tentu sudah familier dengan penyakit infeksi lain yang disebabkan oleh gigitan nyamuk, yaitu demam berdarah atau DBD. Lantas, apakah nyamuk yang menularkan penyakit malaria dan DBD adalah nyamuk yang sama?

Jawabannya tidak. Kedua penyakit tersebut terjadi akibat gigitan dua jenis nyamuk yang berbeda. Jika malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles, virus penyebab DBD dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus.

Kedua jenis nyamuk ini memiliki penampilan fisik yang berbeda dan mudah untuk Anda kenali. Apabila nyamuk Anopheles penyebab malaria mempunyai tubuh berwarna kekuningan, nyamuk Aedes penyebab DBD memiliki tubuh dengan warna hitam dan belang (loreng) putih.

Jentik dan telur dari nyamuk Aedes aegypti juga lebih banyak ditemukan di penampungan air buatan manusia, seperti bak mandi atau kendi. Sementara itu, nyamuk Anopheles lebih sering berkembang biak di tempat berair terbuka alami.

Parasit penyebab malaria yang dibawa oleh nyamuk Anopheles

Setelah mengetahui ciri-ciri nyamuk Anopheles, Anda juga perlu mengetahui parasit apa saja yang menyebabkan malaria. Ya, malaria bisa disebabkan oleh berbagai parasit yang dapat dibawa oleh nyamuk Anopheles.

Berikut penjelasannya:

1. Plasmodium falciparum

Infeksi oleh parasit P. falciparum adalah malaria yang paling berbahaya. Diperkirakan sebanyak hampir 98% kasus penyakit malaria disebabkan oleh infeksi dari parasit jenis ini.

Apabila infeksi P. falciparum tidak segera ditangani dengan pengobatan malaria yang baik dalam 24 jam, besar kemungkinan penderita dapat mengalami komplikasi yang lebih berat, bahkan berpotensi terjadi kerusakan pada organ-organ tubuh tertentu.

2. Plasmodium vivax

Infeksi P. vivax dinilai lebih sulit untuk diobati apabila dibandingkan infeksi P. falciparum. Hal ini disebabkan karena perbedaan karakteristik parasit.

P. vivax memiliki sifat hipnozoit, yakni kondisi di mana parasit dapat “tertidur” selama beberapa minggu atau bulan setelah penderita terinfeksi. Maka itu, kebanyakan penderita sama sekali tidak menunjukkan gejala apa pun, sehingga penyakit menjadi lebih sulit didiagnosis.

3. Plasmodium ovale

Jenis infeksi yang disebabkan oleh parasit P. ovale menunjukkan gejala yang cenderung lebih ringan apabila dibandingkan dengan parasit Plasmodium lainnya. Kondisi ini juga jarang mengakibatkan komplikasi atau kematian.

4. Plasmodium malariae

Serupa dengan infeksi P. ovale, parasit jenis P. malariae tergolong dalam jenis malaria yang ringan. Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, kondisi ini juga dapat berakibat fatal seperti yang terjadi pada infeksi P. falciparum dan P. vivax.

5. Plasmodium knowlesi

Parasit P. knowlesi dikenal sebagai penyebab kelima dari penyakit malaria. Parasit ini memiliki bentuk yang cukup sulit dibedakan dengan P. malariae apabila dilihat dengan mikroskop. Selain itu, P. knowlesi membutuhkan waktu perkembangan yang paling singkat jika dibandingkan dengan Plasmodium jenis lainnya.

Bagaimana cara parasit penyebab malaria menular lewat nyamuk?

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, hanya nyamuk Anopheles betina yang dapat menularkan malaria ke manusia. Nyamuk tersebut juga sudah harus terinfeksi parasit dari darah yang diisap sebelumnya.

Saat nyamuk Anopheles mengisap darah dari penderita malaria, parasit Plasmodium akan terbawa oleh nyamuk tersebut. Sekitar 1 minggu kemudian, saat nyamuk tadi akan mengisap darah dari manusia lainnya, parasit tersebut akan tercampur dengan air liur nyamuk dan masuk ke dalam tubuh manusia yang sedang digigit.

Setelah itu, biasanya gejala malaria akan muncul 10 hari atau 4 minggu setelah pertama kali seseorang digigit nyamuk Anopheles.

Parasit malaria ditemukan juga di sel darah merah manusia. Itu sebabnya, selain nyamuk, penyakit ini juga bisa ditularkan melalui transfusi darah, transplantasi organ, atau penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi darah penderita malaria.

Faktor risiko malaria

Semua orang bisa terkena malaria. Namun, ada beberapa orang yang lebih berisiko untuk terkena penyakit ini. Orang-orang biasanya tertular malaria apabila mereka tinggal atau bepergian ke tempat dengan kasus malaria yang tinggi.

Negara dengan kasus malaria yang tinggi adalah Afrika Selatan. Di Indonesia sendiri, malaria masih banyak ditemukan di provinsi Papua dan Papua Barat.

Berikut adalah faktor-faktor yang meningkatkan risiko seseorang tertular malaria:

  • Tinggal atau bepergian ke negara-negara dengan kasus malaria yang tinggi
  • Memiliki sistem imun tubuh yang buruk, seperti anak-anak, ibu hamil, atau orang dengan penyakit autoimun
  • Tinggal di daerah terpencil dengan fasilitas kesehatan yang minim

Bisakah malaria menular antar sesama manusia?

Malaria hanya bisa ditularkan dari gigitan nyamuk atau terpapar darah yang terkontaminasi parasit. Penyakit ini bukanlah penyakit yang bisa menyebar dari satu orang ke orang lainnya, seperti flu atau pilek. Jadi, Anda tidak akan tertular malaria hanya dengan melakukan kontak fisik dengan penderita.

Satu-satunya cara penularan antar sesama manusia adalah melalui proses persalinan. Ibu hamil yang terinfeksi parasit Plasmodium bisa menularkan penyakit ini ke bayinya sebelum atau sesudah persalinan. Kondisi ini disebut dengan malaria kongenital.

Jika Anda sudah memahami ciri-ciri nyamuk Anopheles penyebab malaria, Anda juga perlu memahami bagaimana cara mencegah gigitannya. Beberapa langkah yang bisa Anda ikut untuk mencegah malaria adalah:

  • Memakai pakaian tertutup, terutama di sore dan malam hari
  • Mengenakan losion antinyamuk
  • Mendapatkan obat pencegah malaria jika Anda akan pergi ke daerah dengan kasus malaria yang tinggi
  • Menjaga sistem kekebalan tubuh dengan makan makanan sehat dan mengonsumsi vitamin yang cukup

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Malaria: Biology – CDC. (2020). Retrieved November 30, 2020, from https://www.cdc.gov/malaria/about/biology/index.html 

Malaria: FAQs – CDC. (2020). Retrieved November 30, 2020, from https://www.cdc.gov/malaria/about/faqs.html 

Anopheles quadrimaculatus – University of Florida Entomology & Nematology. (2015). Retrieved November 30, 2020, from http://entnemdept.ufl.edu/creatures/aquatic/Anopheles_quadrimaculatus.htm 

Anopheles quadrimaculatus (common malaria mosquito) – The Invasive Species Compendium (ISC). (2009). Retrieved November 30, 2020, from https://www.cabi.org/isc/datasheet/94031 

Malaria – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Retrieved November 30, 2020, from https://www.kemkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/InfoDatin-Malaria-2016.pdf 

Mosquitoes as Vectors of Human Disease: Aedes, Anopheles and Culex – The Globe Observer Mosquito Habitat Mapper. (n.d.). Retrieved November 30, 2020, from https://gpm.nasa.gov/sites/default/files/document_files/MosquitorelateddiseaseandMHMapp.pdf 

Skiff, J. J., & Yee, D. A. (2014). Behavioral differences among four co-occurring species of container mosquito larvae: effects of depth and resource environments. Journal of medical entomology, 51(2), 375–381. https://doi.org/10.1603/me13159 

Dambach, P., Schleicher, M., Korir, P., Ouedraogo, S., Dambach, J., Sié, A., Dambach, M., & Becker, N. (2018). Nightly Biting Cycles of Anopheles Species in Rural Northwestern Burkina Faso. Journal of medical entomology, 55(4), 1027–1034. https://doi.org/10.1093/jme/tjy043

Versi Terbaru

08/01/2021

Ditulis oleh Shylma Na'imah

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

6 Penyakit yang Disebabkan oleh Nyamuk dan Pencegahannya

8 Cara Ampuh Menghilangkan Bekas Gigitan Nyamuk


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 08/01/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan