Sebagai negara tropis, Indonesia memang menjadi tempat yang tepat bagi sebagian jenis nyamuk untuk berkembang biak. Salah satu di antaranya adalah nyamuk Culex.
Lantas, apa nyamuk Culex bisa menyebabkan penyakit? Adakah cara tertentu untuk mengenalinya? Temukan jawabannya melalui informasi berikut.
Apa itu nyamuk Culex?
Culex adalah salah satu jenis nyamuk yang penyebarannya cukup luas di dunia dan juga bisa menyebabkan penyakit, seperti halnya Aedes aegypti dan Anopheles.
Meski kasusnya tidak sebanyak demam berdarah atau malaria, gigitan nyamuk Culex bisa menyebabkan berbagai penyakit.
Beberapa penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Culex adalah filariasis (kaki gajah), West Nile, hingga Japanese Encephalitis (penyakit radang otak).
Perlu dicatat bahwa tidak semua nyamuk Culex pasti menyebabkan penyakit. Meski begitu, perkembangbiakan nyamuk ini tetap perlu dikendalikan.
Pasalnya, sulit untuk membedakan ciri nyamuk yang menyebabkan penyakit dan yang tidak.
Ciri-ciri nyamuk Culex

Nyamuk Culex memiliki beberapa variasi warna, utamanya adalah cokelat kekuningan dengan bagian toraks yang lebih gelap. Toraks adalah dada nyamuk yang berada di antara kepala dan perut.
Pada bagian perut atau abdomen nyamuk ini terdapat semacam sisik dengan bagian tepi berwarna abu-abu. Bagian ujung abdomen nyamuk Culex terlihat tumpul.
Seperti nyamuk pada umumnya, Culex punya dua sayap dan satu set antena. Sayap nyamuk ini juga akan terlihat lebih gelap dari badannya yang kecokelatan.
Berbeda dengan nyamuk Aedes albopictus, nyamuk Culex cenderung punya tubuh yang lebih panjang dan ramping, yaitu sekitar 4–10 mm.
Kaki dan proboscis Culex berwarna hitam pekat tanpa pola cincin atau garis-garis, berbeda dengan Anopheles yang punya garis putih pada ruas kakinya.
Proboscis atau belalai adalah bagian mulut yang berfungsi untuk menusuk dan mengisap darah. Bentuknya memanjang ke depan, terdiri dari satu batang utama yang fleksibel.
Sementara itu, perbedaan nyamuk Culex jantan dan betina bisa dilihat dari palpi dan proboscis-nya. Palpi adalah organ sensorik nyamuk yang berfungsi untuk mendeteksi karbon dioksida.
Palpi nyamuk betina lebih pendek dari proboscis-nya, sementara nyamuk jantan memiliki palpi dan proboscis dengan panjang yang sama.
Siklus hidup nyamuk Culex
Laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan bahwa telur nyamuk Culex hanya membutuhkan waktu 7–10 hari untuk menjadi nyamuk dewasa.
Berikut adalah penjelasan lebih lengkap tentang siklus hidup nyamuk Culex.
1. Telur
Nyamuk Culex betina dewasa biasanya bertelur di permukaan air yang tenang, seperti parit, genangan air selepas hujan, rawa-rawa, sampai bak mandi yang tidak terawat.
Nyamuk betina dewasa bisa menghasilkan hingga 100–400 telur yang kemudian menempel satu sama lain dan membuatnya seperti perahu yang mengapung di air.
2. Larva
Pada suhu sekitar 30°C, telur akan menetas menjadi larva hanya dalam kurun satu hari. Waktu menetas bisa lebih lama pada suhu lebih rendah.
Larva nyamuk akan sangat mudah dikenali di dalam air karena aktif bergerak. Mereka akan makan segala hal yang ada di dalam air. Larva juga membutuhkan oksigen dari udara supaya bisa bertahan hidup.
Karena itulah, mereka tetap berada di permukaan air atau bahkan menempel di sisi bak mandi Anda. Larva akan berganti kulit (molting) beberapa kali sebelum berubah jadi pupa.
3. Kepompong atau pupa
Berkebalikan dengan larva, pupa tidak memiliki mulut yang bisa digunakan untuk mencari makanan. Artinya, mereka memang bisa berkembang tanpa perlu mencari makanan tambahan.
Sama seperti larva, perkembangan pupa akan dipengaruhi oleh suhu di sekitarnya. Pada suhu normal atau sekitar 30°C, pupa akan berubah menjadi nyamuk dewasa dalam kurun waktu 6–7 hari. Waktu perkembangbiakan bisa lebih lama pada suhu yang lebih dingin.
4. Nyamuk dewasa
Setelah keluar dari kepompong, nyamuk Culex akan terbang untuk mencari darah. Perlu diingat bahwa hanya nyamuk betina yang akan mengisap darah karena dibutuhkan untuk menghasilkan telur.
Meski begitu, diketahui bahwa nyamuk Culex lebih suka mengisap darah burung alih-alih manusia. Mereka akan menggigit manusia saat tidak ada hewan di dekatnya.
Nyamuk yang mengisap burung lalu menghinggapi manusia inilah yang punya risiko besar menularkan infeksi virus West Nile.
Nyamuk Culex diketahui lebih sering mengisap darah pada malam hari. Serangga ini juga lebih tertarik pada sesuatu atau pakaian yang berwarna gelap.
Cara mencegah gigitan nyamuk Culex

Sebagai negara tropis, Indonesia menjadi salah satu tempat sempurna bagi nyamuk untuk berkembang biak.
Karena itulah, penting untuk melakukan berbagai langkah berikut untuk mencegah gigitan nyamuk Culex.
- Kuras bak mandi minimal satu minggu sekali dan bersihkan genangan air di sekitar tempat tinggal.
- Dapatkan vaksin lengkap, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa.
- Gunakan pakaian yang menutup kulit, terutama saat beraktivitas di luar ruangan.
- Terapkan gaya hidup sehat untuk menjaga daya tahan tubuh.
- Hubungi dinas kesehatan setempat jika jumlah nyamuk di wilayah Anda tidak kunjung berkurang.
Pada beberapa kasus, gigitan nyamuk memang hanya meninggalkan rasa gatal. Segera hubungi dokter jika Anda merasa sakit kepala, demam, atau nyeri sendi setelah digigit nyamuk.
Kesimpulan
- Culex adalah salah satu jenis nyamuk yang bisa menyebarkan penyakit filariasis, West Nile, hingga Japanese Encephalitis.
- Karakteristik nyamuk ini ada pada bagian abdomen yang berwarna cokelat kekuningan. Tubuh nyamuk ini cenderung lebih panjang, sekitar 4–10 mm dan lebih ramping dibandingkan Aedes albopictus.
- Nyamuk ini membutuhkan waktu 7–10 hari untuk berkembang dari telur sampai menjadi nyamuk dewasa.