Malaria sering dikenal sebagai penyakit akibat gigitan nyamuk. Namun, ada jenis malaria yang lebih kompleks dan butuh perhatian khusus, yaitu malaria serebral. Kondisi ini adalah bentuk malaria yang lebih serius karena bisa memengaruhi otak. Cari tahu apa saja gejala, penyebab, hingga pencegahannya di sini!
Apa itu malaria serebral?
Malaria serebral (cerebral malaria) adalah komplikasi parah yang terjadi ketika parasit malaria menginfeksi pembuluh darah di otak.
Kondisi ini menyebabkan peradangan, kerusakan jaringan otak, dan dapat berakibat fatal. Biasanya, penyebabnya adalah Plasmodium falciparum, jenis parasit malaria yang paling berbahaya.
Meski tingkat kejadian dan kematian akibat malaria telah menurun berkat pengendalian vektor dan terapi, malaria tetap menjadi ancaman serius.
Itu sebabnya, mengetahui gejala malaria sejak awal sangat penting untuk mencegah komplikasi serius.
Gejala malaria serebral
Malaria serebral dapat menunjukkan gejala neurologis dan non-neurologis yang serius. Beberapa tanda khasnya mencakup gejala seperti koma, yang bisa muncul secara tiba-tiba atau berkembang secara bertahap.
Berikut adalah ciri-ciri yang perlu diperhatikan.
1. Gejala neurologis
Pada malaria serebral, otak menjadi target utama infeksi sehingga gejala neurologis sering kali menjadi tanda pertama yang muncul. Beberapa contohnya yakni:
- penurunan kesadaran, seperti kebingungan atau mengantuk,
- koma,
- pergerakan mata yang tidak normal atau tidak sinkron,
- tatapan kosong,
- kejang,
- kekakuan otot, dan
- tubuh tegang dengan posisi tangan dan kaki yang kaku.
Gejala-gejala ini menunjukkan adanya tekanan besar pada otak akibat infeksi parasit malaria dan membutuhkan perhatian medis segera.
2. Gejala non-neurologis
Selain memengaruhi otak, cerebral malaria juga dapat menyebabkan gangguan pada organ lain, seperti:
- pembesaran hati dan limpa,
- kulit menguning,
- gangguan fungsi paru-paru dan ginjal,
- anemia berat,
- gula darah rendah,
- tekanan darah rendah,
- gangguan pada retina mata.
Mengenali gejala-gejala malaria serebral ini adalah langkah awal untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.
Jika Anda atau orang terdekat Anda menunjukkan tanda-tanda seperti ini, segera cari pertolongan medis di fasilitas kesehatan terdekat.
Penyebab malaria serebral
Penyebab utama cerebral malaria adalah infeksi parasit Plasmodium falciparum, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina.
Ketika nyamuk terinfeksi menggigit seseorang, parasit malaria memasuki aliran darah dan berkembang biak di hati. Parasit ini kemudian kembali ke darah dan menyerang sel darah merah.
Pada tahap lanjut, parasit menempel pada dinding pembuluh darah di otak, menghalangi aliran darah, dan menyebabkan peradangan. Hal ini memicu gejala cerebral malaria yang berbahaya.
Diagnosis cerebral malaria
Mendiagnosis malaria serebral memerlukan kombinasi pemeriksaan klinis dan laboratorium untuk memastikan penyebab dan tingkat keparahannya. Berikut penjelasannya.
1. Pemeriksaan klinis
Dokter akan memeriksa gejala pasien, terutama jika mereka memiliki riwayat perjalanan ke daerah endemis.
Gejala seperti demam tinggi, kejang, atau koma adalah tanda khas yang dicari. Riwayat perjalanan ke daerah tropis juga menjadi petunjuk penting.
2. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah merupakan langkah utama dalam diagnosis cerebral malaria yang dilakukan untuk memastikan beberapa hal, seperti:
- adanya parasit malaria dalam darah,
- jenis parasit malaria,
- resistensi parasit terhadap obat tertentu, dan
- apakah infeksi sudah menimbulkan komplikasi serius.
Hasil tes darah dapat bervariasi. Beberapa tes memberikan hasil dalam waktu kurang dari 15 menit, sementara tes lainnya membutuhkan beberapa hari untuk selesai.
Selain itu, jika ada gejala yang menunjukkan komplikasi serius, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan tambahan, seperti CT scan atau MRI, untuk menilai kondisi otak atau organ lain yang terdampak.
Diagnosis dini sangat penting untuk memastikan pengobatan malaria dilakukan tepat waktu sehingga risiko komplikasi yang fatal dapat dikurangi.
Pengobatan malaria serebral
Pengobatan malaria serebral adalah langkah medis darurat untuk menyelamatkan nyawa. Berikut beberapa pendekatan utama yang dilakukan.
1. Terapi antimalaria
Terapi malaria serebral biasanya menggunakan obat-obatan antimalaria yang terdiri dari dua golongan, yaitu turunan artemisinin dan alkaloid dari cinconcha.
Turunan artemisinin, seperti artesunat dan artemeter, merupakan pilihan pengobatan yang efektif karena dapat dengan cepat membunuh parasit dalam darah.
Selain itu, alkaloid dari cinconcha seperti kina dan kinidin juga digunakan, terutama ketika parasit menunjukkan resistensi terhadap obat lain.
Pemilihan obat ini bergantung pada jenis parasit dan tingkat keparahan penyakit.
2. Pengobatan komplikasi
Selain pengobatan antimalaria, pengelolaan komplikasi yang muncul juga sangat penting.
Pasien yang mengalami koma atau gangguan pernapasan mungkin perlu mendapatkan dukungan ventilasi mekanik agar bisa bernapas dengan baik.
Sementara itu, kejang yang sering terjadi pada malaria serebral perlu ditangani dan dikontrol dengan pemberian obat antikonvulsan.
Penanganan medis yang tepat dapat meningkatkan peluang kesembuhan pasien serta mencegah kerusakan jangka panjang pada otak dan organ lainnya.
Pencegahan malaria serebral
Mencegah malaria serebral adalah cara terbaik untuk menghindari komplikasi. Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan.
1. Gunakan pakaian yang tepat
Salah satu cara sederhana untuk mencegah gigitan nyamuk adalah dengan mengenakan pakaian panjang, seperti baju lengan panjang dan celana panjang.
Ini bisa mengurangi area kulit yang terekspos dan lebih aman, terlebih pada malam hari ketika nyamuk lebih aktif.
2. Pakai obat nyamuk
Selain pakaian, Anda juga bisa menggunakan obat nyamuk yang aman untuk kulit.
Pilih obat nyamuk yang terdaftar oleh badan perlindungan lingkungan, seperti yang mengandung DEET, picaridin, atau minyak kayu putih lemon (OLE).
Jangan lupa, pastikan obat nyamuk ini tidak terkena wajah, dan hati-hati saat Anda menggunakannya pada anak-anak yang usianya di bawah tiga tahun.
Bila memungkinkan, semprotkan juga obat nyamuk pada pakaian supaya perlindungannya semakin maksimal.
3. Obat dan vaksin
Jika Anda tinggal di daerah dengan risiko malaria tinggi atau berencana pergi ke daerah tersebut, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk penggunaan obat pencegahan malaria.
Biasanya, obat ini harus diminum sebelum, selama, dan setelah perjalanan untuk mencegah infeksi. Beberapa obat yang sering digunakan adalah klorokuin dan obat yang berbahan dasar artemisinin.
Selain itu, vaksin malaria juga sudah ada untuk anak-anak yang tinggal di negara dengan banyak kasus malaria. Vaksin ini masih dalam pengembangan, tetapi sangat efektif untuk melindungi Anda dari penyakit ini.
Jangan lupa untuk selalu melindungi diri dari gigitan nyamuk dan mengikuti langkah-langkah pencegahan saat berada di daerah endemis.
Kesimpulan
- Malaria serebral adalah komplikasi parah yang terjadi ketika parasit malaria menginfeksi pembuluh darah di otak.
- Gejala utamanya biasanya bersifat neurologis, seperti penurunan kesadaran, pergerakan mata yang tidak normal, kejang, hingga koma.
- Terapi malaria serebral dilakukan melalui pemberian obat-obatan antimalaria dan pengobatan komplikasi.
- Dengan mengenali gejala, menjalani diagnosis yang akurat, dan memulai terapi malaria serebral tepat waktu, risiko komplikasi dapat ditekan.