Menurut Dr. Mary Hamel, pimpinan program implementasi vaksin malaria dari WHO, mendistribusikan kelambu berinsektisida pada masyarakat memakan waktu bertahun-tahun. Memasukkan vaksin sebagai bagian dari imunisasi rutin dapat lebih cepat dan mudah didistribusikan, bahkan di tengah pandemi.
Efek samping yang ditimbulkan sama seperti vaksin pada umumnya, yakni pembengkakan atau nyeri pada area bekas suntik serta demam. Namun, pada beberapa anak tertentu, pemberian vaksin bisa meningkatkan risiko demam kejang dalam waktu hari setelah penyuntikan vaksin.
Kasus malaria di Indonesia
Berdasarkan data Kemenkes RI, angka kasus positif malaria di Indonesia mengalami penurunan dari tahun 2010 hingga 2020. Tepatnya dari 465,7 ribu kasus menjadi 235,7 ribu pada tahun 2020. Jika dilihat dari angka tersebut, pemerintah dan masyarakat sudah berhasil mengeliminasi kasus malaria di beberapa wilayah di Indonesia.
Tindakan pencegahan yang dilakukan pemerintah Indonesia masih dengan mengedukasi masyarakat tentang penyakit malaria, menyediakan obat malaria ke berbagai daerah, dan menyarankan penggunaan kelambu.
Di beberapa daerah seperti Papua dan Maluku, kasus malaria masih cukup tinggi. Oleh karena itu, vaksin malaria pertama yang disetujui oleh WHO ini juga turut membuka harapan untuk dapat lebih cepat mengeliminasi penyakit malaria.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar