Apa itu schistosomiasis?
Schistosomiasis adalah penyakit akut ataupun kronis akibat infeksi cacing parasit yang hidup di air pada daerah subtropis dan tropis. Schistosomiasis juga dikenal sebagai bilharzia atau “demam siput”.
Penyakit ini menyerang usus dan sistem urinasi terlebih dahulu. Namun, karena cacing tinggal di dalam darah, schistosomiasis dapat menyerang sistem lainnya.
Bagian tubuh yang terserang penyakit ini akan tergantung dari spesies parasit. Beberapa spesies dapat memengaruhi paru-paru dan saraf tulang belakang, otak, dan sistem pusat saraf.
Sering kali Anda tidak akan merasakan gejala apa pun saat pertama kali terinfeksi schistosomiasis. Akan tetapi, parasit ini dapat tinggal di dalam tubuh selama bertahun-tahun dan menyebabkan kerusakan pada organ, seperti kemih, ginjal dan hati.
Schistosomiasis sering kali tidak langsung fatal, tetapi kronis (menahun) yang dapat merusak organ dalam dengan serius. Kondisi ini bahkan dapat menyebabkan menurunnya pertumbuhan dan perkembangan kognitif pada anak-anak.
Seberapa umumkah schistosomiasis?
Menurut WHO, terdapat sekitar 90% kasus schistosomiasis yang membutuhkan pengobatan di Afrika.
Parasit ini paling umum ditemukan di Afrika. Akan tetapi, parasit ini juga ditemukan di bagian Amerika Selatan, Karibia, Timur Tengah, dan Asia Tenggara.
Di Indonesia, penyakit ini juga ditemukan di provinsi Sulawesi Tengah, tepatnya di dataran tinggi Lindu, Napu, dan Bada.
Kondisi ini sangat umum ditemui dan dapat terjadi pada pasien usia berapa pun. Schistosomiasis dapat ditangani dengan mengurangi faktor-faktor risiko. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.
Gejala schistosomiasis
Gejala bervariasi terhadap spesies cacing dan fase infeksi. Ciri dan gejala schistosomiasis adalah:
- Banyak parasit dapat menyebabkan demam, menggigil, pembengkakan kelenjar limfa, dan pembengkakan hati dan limfa.
- Saat cacing pertama kali masuk ke dalam kulit, dapat menyebabkan gatal dan ruam (swimmer’s itch). Pada kondisi ini, cacing Schistosoma hancur di dalam kulit.
- Gejala usus meliputi sakit perut dan diare (mungkin terdapat darah).
- Gejala urinasi meliputi, sering buang air kecil, terasa sakit, dan terdapat darah.
Gejala-gejala ini, dikenal dengan schistosomiasis akut, sering kali membaik dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Namun, tetap penting untuk mendapatkan perawatan karena parasit dapat tinggal di dalam tubuh dan menyebabkan gangguan jangka panjang.
Beberapa orang dengan schistosomiasis, baik bergejala awal maupun tidak, akan mengalami masalah lebih serius di bagian tubuh yang telah terdapat telur cacing ini. Kondisi ini disebut schistosomiasis kronis.
Schistosomiasis kronis dapat meliputi berbagai gejala dan masalah, tergantung pada area mana terinfeksi.
Berikut adalah beberapa gejala yang muncul berdasarkan area yang terinfeksi:
- Sistem pencernaan: menyebabkan anemia, sakit dan bengkak pada perut, diare dan darah pada feses
- Sistem urinasi (perkemihan): dapat menyebabkan infeksi pada kandung kemih (cystitis), sakit saat buang air kecil, sering merasa ingin buang air kecil, dan darah pada urine
- Jantung dan paru-paru: menyebabkan batuk yang tidak kunjung hilang, napas berbunyi, sesak napas, dan batuk darah
- Sistem saraf atau otak: menyebabkan kejang, sakit kepala, kelemahan dan mati rasa pada kaki, serta pusing.
Tanpa pengobatan, organ yang terpengaruh dapat rusak secara permanen.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Kapan saya harus periksa ke dokter?
Segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami hal-hal di bawah ini:
- Mengalami tanda-tanda atau gejala infeksi parasit seperti di atas
- Bepergian ke area tropis atau subtropis dengan kasus kejadian schistosomiasis yang tinggi
- Minum atau terpapar air yang terkontaminasi parasit
Penyebab schistosomiasis
Penyebab schistosomiasis adalah infeksi parasit, alias cacing. Cacing ini hidup di air tawar, seperti:
- Kolam
- Danau
- Sungai
- Waduk
- Kanal
Air untuk mandi yang berasal dari sumber yang tidak disaring langsung dari danau atau sungai juga dapat menyebarkan infeksi. Cacing ini tidak tinggal di air laut, kolam yang mengandung klorin, atau sumber air yang dikelola dengan baik.
Anda dapat terinfeksi jika memiliki kontak dengan sumber air yang terkontaminasi parasit, saat mengayuh kapal, berenang atau mencuci, dan cacing kecil memasuki kulit Anda.
Begitu di dalam tubuh, cacing bergerak melalui darah ke area, seperti hati dan usus. Setelah beberapa minggu, cacing mulai menetaskan telur.
Beberapa telur tinggal di dalam tubuh dan dihancurkan oleh sistem imun. Beberapa lainnya keluar melalui urine atau feses. Tanpa pengobatan, cacing dapat tetap menetaskan telur selama bertahun-tahun.
Apabila telur keluar dari tubuh ke air, telur menghasilkan larva-larva kecil yang perlu tumbuh di dalam siput air tawar selama beberapa minggu sebelum dapat menginfeksi orang lain.
Ini artinya, penularan schistosomiasis tidak dapat terjadi di antara sesama manusia.
Faktor-faktor risiko schistosomiasis
Semua orang bisa terkena schistosomiasis. Namun, ada banyak faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang untuk terkena penyakit ini, yaitu:
- Tinggal atau berpergian ke area di mana terjadi schistosomiasis
- Kulit Anda terkena kontak dengan air tawar dari kanal, sungai atau danau
- Usia anak-anak
Diagnosis dan pengobatan
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Apa saja tes yang dilakukan untuk mendiagnosis kondisi ini?
Jika baru saja kembali dari daerah yang terdapat schistosomiasis dan mengalami gejala, Anda harus mengunjungi dokter.
Dokter akan menanyakan ke mana Anda bepergian, berapa lama Anda di sana, dan apakah ada kontak dengan air yang terkontaminasi.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan melakukan berbagai tes:
- Tes antibodi untuk melihat tanda-tanda infeksi
- Biopsi jaringan
- Tes hitung darah lengkap
- Tes fungsi ginjal
- Tes fungsi hati
- Pemeriksaan feses untuk melihat telur parasit
- Urinanalisis untuk melihat telur parasit di dalam urine
Anda dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan 3 minggu setelah kembali walau tidak ada gejala, karena ada kemungkinan gejala tidak muncul hingga beberapa waktu kemudian.
Apa saja pengobatan untuk schistosomiasis?
Praziquantel adalah obat-obatan yang dapat diberikan dalam jangka pendek untuk mengatasi infeksi. Obat ini dapat membantu walau pasien telah mencapai tahap lanjut dari penyakit.
Obat cacing jenis praziquantel biasanya efektif, selama kerusakan atau komplikasi belum terjadi. Namun, obat ini tidak mencegah infeksi kembali menyerang di lain waktu.
Obat-obatan steroid juga dapat digunakan untuk meringankan gejala schistosomiasis akut, atau gejala yang disebabkan oleh kerusakan pada otak atau sistem saraf.
Pencegahan schistosomiasis
Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda menghindari infeksi schistosomiasis, terutama jika Anda berpergian ke area dengan kasus penyakit yang tinggi:
- Hindari mendayung, berenang atau mencuci di air tawar (pastikan Anda berenang hanya di lautan atau kolam renang dengan klorin)
- Bawa celana dan sepatu boot antiair apabila ada kemungkinan Anda harus melewati aliran atau sungai
- Rebus atau saring air sebelum meminum
- Oleskan penangkal serangga di kulit Anda atau segera keringkan kulit Anda dengan handuk setelah keluar dari air yang mungkin terkontaminasi
- Gunakan dosis tunggal praziquantel oral setiap tahun, untuk mengurangi kemungkinan infeksi dan komplikasi.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.