backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Ciri-Ciri Keracunan Kerang dan Cara Mengatasinya

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 21/05/2024

Ciri-Ciri Keracunan Kerang dan Cara Mengatasinya

Harganya yang relatif murah dan jumlahnya yang melimpah menjadikan kerang pilihan banyak orang ketika ingin makan seafood. Namun, tahukah Anda bahwa kerang termasuk jenis seafood yang kerap menyebabkan keracunan?

Supaya Anda lebih waspada terhadap risiko keracunan makanan karena kerang, simak informasi berikut.

Gejala keracunan kerang

Setiap orang bisa mengalami gejala keracunan yang berbeda-beda, tergantung jenis racun di dalam kerang, banyaknya racun yang masuk ke dalam tubuh, hingga kondisi sistem imun Anda.

Akan tetapi, menurut laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ciri-ciri keracunan kerang yang paling umum yaitu:

  • mati rasa dan kesemutan di sekitar mulut,
  • mual,
  • muntah,
  • diare,
  • kebingungan,
  • sakit kepala, dan
  • pusing.

Gejala tersebut biasanya muncul 30–60 menit setelah Anda makan kerang yang terkontaminasi. Terkadang, berbagai gejala tersebut juga bisa muncul setelah beberapa jam Anda mengonsumsi kerang.

Kenapa Anda pusing setelah makan kerang?

Pusing setelah makan kerang bisa menandakan keracunan makanan. Akan tetapi, kondisi ini juga bisa menandakan bahwa Anda alergi kerang atau bahan yang dipakai untuk mengolahnya. Untuk mengetahui penyebab pastinya, segera periksakan diri Anda ke dokter.

Penyebab keracunan kerang

gangguan pada sistem ekskresi

Salah satu sumber makanan bagi kerang adalah alga. Sayangnya, beberapa jenis alga bisa menghasilkan zat beracun di dalam tubuh kerang.

Kerang tidak dapat menyaring makanan yang beracun dengan yang tidak. Jika kerang yang dikonsumsi mengandung alga yang beracun, ini bisa menjadi penyebab keracunan makanan pada manusia.

Berdasarkan penyebabnya, keracunan kerang bisa dibedakan menjadi beberapa jenis berikut.

  • Paralytic shellfish poisoning (PSP): disebabkan oleh kelompok alga dinoflagellata yang menghasilkan racun saxitoxin. Ini merupakan penyebab keracunan yang paling berbahaya.
  • Diarrhoetic shellfish poisoning (DSP): disebabkan oleh kontaminasi asam oksalat (OA) dari alga dinofisis, umumnya tidak mengancam jiwa.
  • Neurotoxic shellfish poisoning (NSP): disebabkan oleh racun brevetoksin dari alga Karena brevis, umumnya tidak mengancam jiwa.
  • Amnesic shellfish poisoning (ASP): disebabkan oleh asam domoat dari alga merah. Pernah dilaporkan menyebabkan kematian pada lansia.
  • Azaspiracid shellfish poisoning (AZA): disebabkan oleh racun azaspiracid dari alga Azadinium spinosum, umumnya tidak mengancam nyama.

Keracunan kerang tidak hanya disebabkan oleh konsumsi kerang hijau, tapi juga jenis kerang lainnya, seperti tiram (oyster), simping (scallop), dan abalone.

Selain alga, sudah menjadi rahasia umum bahwa laut sebagai tempat tinggal kerang kerap tercemar berbagai limbah. Pencemaran akan membuat risiko keracunan makanan semakin meningkat.

Selama ini, Anda mungkin pernah mendengar bahwa bakteri atau komponen beracun di dalam makanan bisa dihilangkan jika Anda memasaknya sampai matang.

Sayangnya, zat beracun di dalam kerang termasuk yang tahan terhadap perubahan suhu sehingga tidak akan hilang meski sudah dimasak.

Cara mengatasi keracunan kerang

Mengingat setiap jenis keracunan kerang memiliki gejala yang cukup mirip, langkah terbaik yang bisa Anda lakukan jika mengalami gejala keracunan makanan adalah pergi ke fasilitas kesehatan terdekat.

Penanganan medis perlu diberikan sedini mungkin karena keracunan akibat makan kerang bisa menimbulkan efek samping yang membahayakan nyawa.

Selagi menunggu penanganan dari dokter, pastikan Anda memenuhi kebutuhan cairan. Pasalnya, muntah-muntah karena keracunan bisa menyebabkan dehidrasi.

Selain air putih, Anda bisa minum air kelapa atau minuman isotonik untuk mencegah atau mengatasi dehidrasi.

Meskipun tubuh Anda terasa tidak nyaman, hindari minum obat-obatan tanpa izin dokter. Anda sebaiknya juga tidak berusaha memuntahkan kerang sebelum pergi ke dokter.

Sebagian besar kasus keracunan makanan tidak memiliki pengobatan khusus. Artinya, pasien biasanya disarankan untuk istirahat yang cukup dan menunggu sampai semua racun keluar dari tubuh.

Obat untuk keracunan makanan biasanya menyesuaikan dengan gejala yang muncul, begitu pun dalam kasus keracunan makanan laut.

Sementara itu, pada kasus yang cukup parah, dokter mungkin memberikan alat bantu pernapasan sambil melakukan pemantauan hingga racun benar-benar keluar dari tubuh.

Cara mencegah keracunan kerang

Berikut ini adalah beberapa upaya yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi risiko terpapar racun dari olahan kerang.

  • Jangan membeli kerang di tempat yang kotor atau tidak terjaga kebersihannya.
  • Jangan terlalu lama membiarkan kerang berada di tempat terbuka.
  • Jangan mudah tergoda dengan harga kerang yang sangat murah.
  • Jangan menyimpan kerang lebih dari tujuh hari.
  • Pastikan Anda memasak kerang sampai benar-benar matang.

Selama didapatkan dari sumber yang tepat dan diolah dengan baik, makan kerang bisa memberikan berbagai manfaat.

Jadi, agar Anda bisa mendapatkan manfaat seafood yang satu ini dan terhindar dari keracunan, pastikan Anda selalu berhati-hati saat memilih dan mengolahnya.

Kesimpulan

  • Keracunan kerang disebabkan oleh konsumsi kerang yang terkontaminasi alga beracun atau polutan di habitatnya.
  • Gejalanya antara lain mual, muntah, diare, kebingungan, dan sakit kepala.
  • Anda bisa mencegahnya dengan membeli kerang di tempat yang terpecaya, mengolahnya hingga benar-benar matang, dan memilih kerang berkualitas tinggi.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 21/05/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan