Harganya yang relatif murah dan jumlahnya yang melimpah menjadikan kerang pilihan banyak orang ketika ingin makan seafood. Namun, tahukah Anda bahwa kerang termasuk jenis seafood yang kerap menyebabkan keracunan?
Supaya Anda lebih waspada terhadap risiko keracunan makanan karena kerang, simak informasi berikut.
Gejala keracunan kerang
Setiap orang bisa mengalami gejala keracunan yang berbeda-beda, tergantung jenis racun di dalam kerang, banyaknya racun yang masuk ke dalam tubuh, hingga kondisi sistem imun Anda.
Akan tetapi, menurut laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ciri-ciri keracunan kerang yang paling umum yaitu:
- mati rasa dan kesemutan di sekitar mulut,
- mual,
- muntah,
- diare,
- kebingungan,
- sakit kepala, dan
- pusing.
Gejala tersebut biasanya muncul 30–60 menit setelah Anda makan kerang yang terkontaminasi. Terkadang, berbagai gejala tersebut juga bisa muncul setelah beberapa jam Anda mengonsumsi kerang.
Kenapa Anda pusing setelah makan kerang?
Penyebab keracunan kerang
Salah satu sumber makanan bagi kerang adalah alga. Sayangnya, beberapa jenis alga bisa menghasilkan zat beracun di dalam tubuh kerang.
Kerang tidak dapat menyaring makanan yang beracun dengan yang tidak. Jika kerang yang dikonsumsi mengandung alga yang beracun, ini bisa menjadi penyebab keracunan makanan pada manusia.
Berdasarkan penyebabnya, keracunan kerang bisa dibedakan menjadi beberapa jenis berikut.
- Paralytic shellfish poisoning (PSP): disebabkan oleh kelompok alga dinoflagellata yang menghasilkan racun saxitoxin. Ini merupakan penyebab keracunan yang paling berbahaya.
- Diarrhoetic shellfish poisoning (DSP): disebabkan oleh kontaminasi asam oksalat (OA) dari alga dinofisis, umumnya tidak mengancam jiwa.
- Neurotoxic shellfish poisoning (NSP): disebabkan oleh racun brevetoksin dari alga Karena brevis, umumnya tidak mengancam jiwa.
- Amnesic shellfish poisoning (ASP): disebabkan oleh asam domoat dari alga merah. Pernah dilaporkan menyebabkan kematian pada lansia.
- Azaspiracid shellfish poisoning (AZA): disebabkan oleh racun azaspiracid dari alga Azadinium spinosum, umumnya tidak mengancam nyama.
Keracunan kerang tidak hanya disebabkan oleh konsumsi kerang hijau, tapi juga jenis kerang lainnya, seperti tiram (oyster), simping (scallop), dan abalone.
Selain alga, sudah menjadi rahasia umum bahwa laut sebagai tempat tinggal kerang kerap tercemar berbagai limbah. Pencemaran akan membuat risiko keracunan makanan semakin meningkat.
Selama ini, Anda mungkin pernah mendengar bahwa bakteri atau komponen beracun di dalam makanan bisa dihilangkan jika Anda memasaknya sampai matang.
Sayangnya, zat beracun di dalam kerang termasuk yang tahan terhadap perubahan suhu sehingga tidak akan hilang meski sudah dimasak.