backup og meta

Schistosomiasis

Schistosomiasis

Air sungai atau danau kemungkinan terkontaminasi oleh parasit berbahaya, salah satunya yang menyebabkan penyakit schistosomiasis. Infeksi ini bisa menyebabkan kerusakan organ tubuh bila tidak ditangani dengan baik. Ketahui gejala hingga cara mengobatinya di bawah ini.

Apa itu schistosomiasis?

Schistosomiasis atau skistosomiasis adalah penyakit akibat infeksi cacing parasit yang hidup di air tawar. Penyakit infeksi ini juga dikenal sebagai bilharzia atau demam siput.

Tergantung dari spesies parasit yang menyerang, infeksi ini dapat memengaruhi saluran kemih, saluran pencernaan, paru-paru, jantung, otak, dan sistem saraf.

Pengidap skistosomiasis kerap kali tidak merasakan gejala apa pun saat pertama kali terinfeksi.

Schistosomiasis sering kali tidak langsung fatal, tetapi kronis atau menahun yang dapat memicu kerusakan organ dalam tubuh yang serius.

Bahkan, infeksi ini juga dapat menyebabkan gangguan perkembangan kognitif pada anak-anak. 

Schistosomiasis paling umum terjadi di Afrika. Namun, penyakit infeksi ini juga ditemukan dapat di Amerika Selatan, Karibia, Timur Tengah, dan Asia Tenggara.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, skistosomiasis juga terjadi di Sulawesi Tengah, tepatnya di datarang tinggi Lindu, Napu, dan Bada.

Tanda dan gejala schistosomiasis

sakit perut gejala cacingan

Umumnya, Anda tidak mengalami gejala apa pun saat pertama kali terinfeksi cacing parasit ini.

Tanda dan gejala infeksi parasit ini pada awalnya mungkin muncul sebagai rasa gatal dan ruam dalam beberapa hari setelah cacing masuk ke dalam tubuh.

Pada fase akut yang berlangsung dalam 1–2 bulan, Anda bisa merasakan gejala, meliputi:

  • demam, 
  • tubuh menggigil,
  • batuk, serta
  • nyeri otot.

Gejala-gejala yang menandakan schistosomiasis akut ini sering kali membaik dalam beberapa minggu. Namun, parasit tetap bisa tinggal di tubuh Anda dalam jangka panjang.

Lama-kelamaan, pengidap penyakit infeksi ini akan mengalami gejala serius pada organ dalam tubuh yang terdapat telur cacing. Kondisi ini disebut schistosomiasis kronis.

Beberapa tanda dan gejala yang umum terjadi pada fase kronis, meliputi:

  • sakit perut,
  • pembesaran hati,
  • kesulitan buang air kecil,
  • darah dalam feses atau urine, serta
  • kerusakan pada limpa, paru-paru, usus, dan kandung kemih.

Dalam kasus yang jarang terjadi, telur cacing dapat masuk ke dalam otak dan sumsum tulang belakang. Kondisi ini bisa menyebabkan sakit kepala, kejang, dan kelumpuhan.

Kemungkinan ada tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Jika Anda merasa khawatir akan gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan harus periksa ke dokter?

Segera periksakan diri dengan dokter bila Anda memiliki:
  • beberapa tanda atau gejala infeksi parasit seperti di atas,
  • riwayat bepergian ke area tropis atau subtropis dengan kasus kejadian schistosomiasis yang tinggi, serta
  • minum atau terpapar air yang terkontaminasi parasit.

Penyebab schistosomiasis

Cacing kremi atau Enterobius vermicularis

Penyebab skistosomiasis ialah infeksi cacing parasit yang hidup di air tawar. Beberapa spesies cacing yang bisa menyebabkan penyakit ini, antara lain:

  • Schistosoma mansoni,
  • Schistosoma japonicum,
  • Schistosoma mekongi,
  • Schistosoma guineensis,
  • Schistosoma haematobium, dan
  • Schistosoma intercalatum.

Umumnya, infeksi bisa terjadi saat Anda mandi dengan air yang berasal dari sumber yang tidak disaring langsung, seperti danau atau sungai.

Selain itu, Anda juga bisa terinfeksi bila memiliki kontak dengan sumber air yang terkontaminasi parasit, seperti saat berenang, mencuci pakaian, atau mengayuh sampan.

Saat melakukan hal-hal di atas, cacing akan masuk ke dalam kulit Anda. Begitu di dalam tubuh, cacing bergerak melalui aliran darah menuju ke organ tubuh, seperti hati dan usus,

Setelah beberapa minggu, cacing dewasa mulai melepaskan telur. Sebagian telur dapat hancur oleh sistem imun atau keluar melalui feses dan urine.

Tanpa adanya pengobatan, parasit ini tentunya bisa menghasilkan telur selama bertahun-tahun.

Schistosomiasis tidak menular antarmanusia lewat kontak fisik secara langsung. Cacing ini juga tidak tinggal di air laut, kolam renang yang telah diberi klorin, atau sumber air yang bersih.

Faktor risiko schistosomiasis

Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang untuk terkena penyakit ini, meliputi:

  • tinggal atau berpergian ke daerah yang sedang terjadi wabah schistosomiasis,
  • kontak langsung dengan air tawar, seperti sungai, danau, atau waduk, 
  • usia anak-anak atau lanjut, serta
  • memiliki daya tahan tubuh lemah, seperti akibat gangguan autoimun, HIV/AIDS, atau sedang mengonsumsi obat imunosupresan.

Diagnosis schistosomiasis

Anda disarankan untuk memeriksakan diri dengan dokter bila merasakan gejala setelah kembali dari daerah yang terdapat wabah schistosomiasis.

Dokter akan menanyakan ke mana Anda bepergian, berapa lama Anda tinggal di sana, dan apa ada kontak dengan air yang terkontaminasi.

Dilansir dari MedlinePlus, tes-tes yang dilakukan untuk mendiagnosis skistosomiasis, meliputi:

  • tes antibodi untuk melihat tanda-tanda infeksi,
  • biopsi jaringan,
  • pemeriksaan darah lengkap,
  • tes fungsi hati dan ginjal, serta
  • pemeriksaan feses dan urine untuk melihat telur cacing.

Walaupun tidak merasakan gejala, Anda dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan tiga minggu setelah kembali dari daerah yang terdapat wabah penyakit ini.

Hal ini dikarenakan adanya kemungkinan gejala tidak timbul hingga beberapa waktu kemudian.

Pengobatan schistosomiasis

waktu yang tepat minum obat cacing

Penyakit infeksi parasit ini bisa ditangani dengan obat-obatan. Praziquantel adalah obat-obatan yang dapat diberikan dalam jangka pendek untuk mengatasi infeksi skistosomiasis. 

Obat antiparasit ini dapat membantu meski pasien telah mencapai tahap lanjut dari penyakit ini.

Secara umum, obat cacing ini bisa bekerja efektif selama komplikasi belum terjadi. Namun, obat ini tidak akan mencegah infeksi yang menyerang kembali di lainn waktu.

Selain itu, dokter juga akan memberikan obat golongan kortikosteroid untuk meringankan gejala schistosomiasis akut atau gejala akibat kerusakan pada otak atau sistem saraf.

Pencegahan schistosomiasis

Untuk mencegah penularan infeksi ini, Anda bisa melakukan langkah-langkah seperti berikut ini.

  • Hindari mendayung, berenang, atau mencuci pakaian di air sungai, danau, dan waduk. 
  • Bawa celana dan sepatu boot antiair bila ada kemungkinan Anda harus melewati aliran sungai atau area berair tawar.
  • Konsumsi air mineral atau air yang telah disaring dan direbus hingga mendidih.
  • Oleskan losion antiserangga di kulit atau segera keringkan tubuh dengan handuk bersih setelah keluar dari air yang mungkin terkontaminasi.
  • Minum dosis tunggal obat praziquantel oral setiap tahun untuk mencegah infeksi dan komplikasinya.

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang penyakit ini, konsultasikan langsung dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik.

Kesimpulan

  • Schistosomiasis adalah penyakit infeksi akibat cacing parasit Schistosoma yang hidup di air tawar yang terkontaminasi.
  • Penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan organ yang serius akibat penumpukan telur cacing, misalnya di usus, kandung kemih, dan paru-paru.
  • Segera periksakan diri Anda dengan dokter bila baru saja pergi ke daerah yang terdapat wabah dan mengalami gejala, seperti demam, batuk, dan nyeri otot.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

The last miles in Indonesia’s schistosomiasis elimination programme. (2022). World Health Organization. Retrieved November 8, 2024, from https://www.who.int/indonesia/news/detail/26-06-2022-the-last-miles-in-indonesia-s-schistosomiasis-elimination-programme

Schistosomiasis. (2023). World Health Organization. Retrieved November 8, 2024, from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/schistosomiasis

Schistosomiasis. (2024). Centers for Disease Control and Prevention. Retrieved November 8, 2024, from https://www.cdc.gov/schistosomiasis/

Schistosomiasis. (2022). MedlinePlus. Retrieved November 8, 2024, from https://medlineplus.gov/ency/article/001321.htm

Schistosomiasis: Causes, symptoms, diagnosis & treatment. (2022). Cleveland Clinic. Retrieved November 8, 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22631-schistosomiasis

Schistosomiasis (bilharzia). (2017). NHS UK. Retrieved November 8, 2024, from https://www.nhs.uk/conditions/schistosomiasis/

Lackey, E.K., & Horrall, S. (2023). Schistosomiasis. StatPearls Publishing.  Retrieved November 8, 2024, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554434/

Versi Terbaru

09/11/2024

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Satria Aji Purwoko


Artikel Terkait

Kriptosporidiosis

Taenia saginata, Cacing Pita yang Ada pada Daging Sapi


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 5 hari lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan