Tetanus alias lockjaw merupakan penyakit yang berbahaya, tetapi dapat ditangani dengan pengobatan dan pencegahan yang tepat. Simak uraian berikut untuk mengetahui informasi lengkap seputar penyakit infeksi yang satu ini.
Apa itu tetanus?
Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Clostridium tetani. Infeksi ini bisa menyebar ke sistem saraf sehingga membahayakan jiwa.
Bakteri C. tetani menginfeksi manusia melalui luka terbuka. Bakteri ini dapat ditemukan di berbagai tempat, termasuk paku berkarat yang dapat menyebabkan luka jika terinjak.
Maka dari itu, ada anggapan bahwa tetanus disebabkan oleh paku berkarat. Padahal, luka akibat paku berkarat hanyalah jalan masuk bagi bakteri C. tetani ke dalam tubuh manusia.
Jenis-jenis tetanus
Berdasarkan gejala yang muncul, tetanus bisa dibedakan menjadi empat jenis seperti berikut.
1. Tetanus umum
Sebanyak 85–90% dari seluruh kasus infeksi C. tetani merupakan jenis yang umum, termasuk tetanus karena tertusuk paku. Infeksi ini bisa dipicu oleh luka berat maupun ringan.
Periode inkubasi atau waktu yang dibutuhkan untuk munculnya gejala adalah 7–21 hari setelah terinfeksi pertama kali, tergantung seberapa jauh lokasi luka dari sistem saraf pusat.
Gejala yang paling umum pada penyakit ini adalah rasa kaku pada rahang atau lockjaw. Sekitar 75% orang yang terinfeksi merasakan gejala tersebut.
2. Tetanus lokal
Infeksi jenis lokal cukup jarang terjadi. Gejala umum dari penyakit infeksi yang satu ini adalah kejang otot pada bagian tubuh yang terluka.
Tingkat keparahannya juga cukup beragam pada masing-masing orang. Tak jarang, ada yang mengalami kejang otot hingga selama satu minggu.
3. Tetanus sefalik
Jenis tetanus yang paling jarang terjadi adalah sefalik. Infeksi ini biasanya menyerang seseorang yang mengalami cedera kepala atau infeksi telinga bagian tengah (otitis media).
Masa inkubasi dari penyakit ini terbilang cukup singkat, yaitu sekitar 1-2 hari sejak pasien terinfeksi.
4. Tetanus neonatal
Infeksi bakteri C. tetani bisa terjadi pada bayi baru lahir. Penyakit ini disebut tetanus neonatal dan merupakan bagian dari tetanus umum.
Infeksi neonatal lebih banyak terjadi di negara-negara berkembang. Sampai saat ini, angka kematian bayi baru lahir karena infeksi ini masih cukup tinggi.
Tanda dan gejala tetanus
Kemunculan gejala tetanus bisa bervariasi, mulai dari tiga sampai 21 hari setelah terinfeksi. Secara umum, berikut adalah gejala yang perlu Anda waspadai.
- Kejang dan kekakuan pada otot rahang.
- Kekakuan otot leher.
- Kesulitan menelan.
- Kekakuan otot perut.
- Demam di atas 38°C.
- Keringat berlebihan.
- Tekanan darah meningkat.
- Peningkatan detak jantung.
- Kejang tubuh yang menyakitkan dan berlangsung selama beberapa menit yang umumnya dipicu oleh hal-hal kecil, seperti angin, suara keras, sentuhan fisik, atau cahaya.
Segeralah kunjungi dokter jika Anda mengalami gejala tersebut, terutama jika Anda memiliki luka terbuka yang terpapar tanah atau kotoran binatang.
Penyebab tetanus
Penyebab utama dari penyakit lockjaw adalah infeksi bakteri Clostridium tetani. Spora dari bakteri ini banyak terdapat di tanah, debu, dan kotoran binatang.
Spora bakteri bisa masuk dan menginfeksi seseorang melalui luka terbuka. Setelah itu, spora akan menghasilkan racun yang bernama tetanospasmin.
Racun inilah yang merusak sistem saraf pengontrol otot (neuron motorik) sehingga menyebabkan kejang otot dan kekakuan.
Spora bakteri C. tetani dapat masuk ke dalam tubuh melalui beberapa jalur berikut.
- Luka terbuka yang terkontaminasi debu, kotoran (feses), atau air liur.
- Luka tusuk akibat benda tajam, seperti paku atau jarum
- Luka bakar.
- Cedera akibat terhimpit beban yang berat (crush injury).
- Luka yang disertai dengan jaringan mati, seperti gangren.
- Prosedur operasi.
- Gigitan hewan, misalnya tikus.
- Infeksi gigi serta penanganannya yang kurang steril.
- Infeksi atau luka kronis, misalnya pada pasien diabetes.
- Infus yang kurang steril.
Sementara itu, penyebab utama infeksi C. tetani neonatal adalah proses bersalin yang kurang bersih atau karena ibu belum menerima imunisasi lengkap.
Faktor risiko tetanus
Tetanus adalah penyakit yang dapat terjadi pada hampir semua orang, tidak terbatas pada kelompok usia atau golongan.
Akan tetapi, beberapa kondisi berikut bisa meningkatkan risikonya.
- Berusia di atas 70 tahun.
- Tinggal atau bepergian ke negara beriklim hangat dan kurang bersih.
- Tidak melakukan imunisasi atau vaksinasi.
- Sistem kekebalan tubuh rendah.
- Riwayat pembuatan tato, terutama dengan prosedur yang kurang steril.
- Melakukan perawatan gigi ke tukang gigi, bukan dokter gigi.
Komplikasi infeksi C. tetani
Jika tidak segera ditangani, infeksi C. tetani berisiko menyebabkan berbagai komplikasi tetanus berikut.
- Gangguan pernapasan, khususnya saluran pernapasan bagian atas.
- Retak atau patah tulang karena kejang otot yang terlalu lama.
- Infeksi nosokomial karena terlalu lama berada di rumah sakit.
- Kematian, biasanya karena henti jantung.
Diagnosis tetanus
Dokter akan mengajukan pertanyaan terkait keluhan dan riwayat kesehatan Anda. Bila perlu, dokter akan mengambil sampel dari luka yang Anda miliki.
Pemeriksaan tambahan mungkin dibutuhkan untuk memastikan bahwa gejala yang dialami bukan disebabkan oleh penyakit lain.
Beberapa penyakit yang punya gejala serupa dengan infeksi ini adalah difteri dan rabies.
Pengobatan tetanus
Pertolongan pertama yang dilakukan dokter adalah membersihkan luka pada tubuh pasien. Dokter juga akan mengangkat jaringan kulit mati di sekitar luka tersebut.
Setelah itu, dokter bisa memberikan pengobatan tetanus sesuai kondisi pasiennya. Berikut adalah beberapa jenis pengobatan yang dapat diberikan.
- Antitoksin untuk menetralkan racun yang belum menyerang sistem saraf.
- Antibiotik, seperti penicillin untuk melawan infeksi bakteri C. tetani.
- Vaksin yang diberikan bersamaan dengan antitoksin dan antibiotik.
- Obat sedatif atau penenang, seperti diazepam untuk melemaskan otot yang kaku.
- Obat penghambat beta dan magnesium sulfat untuk mengatur irama jantung serta pernapasan.
Pencegahan infeksi C. tetani
Cara terbaik untuk mencegah infeksi C. tetani adalah melakukan vaksinasi diphtheria and tetanus toxoids and acellular pertussis (DTaP).
Vaksin tersebut membantu melindungi anak dari tiga penyakit sekaligus, yaitu difteri, pertussis (batuk rejan), serta tetanus.
Vaksin DTaP diberikan sebanyak lima kali, yaitu saat berusia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 18 bulan, dan 5 tahun.
Setelah itu, anak-anak perlu mendapatkan vaksin booster setelah berusia 12 tahun. Selanjutnya, vaksin tetanus untuk orang dewasa perlu didapatkan setiap 10 tahun sekali sebagai booster.
Kesimpulan
- Tetanus adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani. Penyakit ini dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu umum, lokal, sefalik, dan neonatal.
- Memiliki gejala utama berupa otot kaku, khususnya di sekitar rahang, dan kejang-kejang.
- Dapat diatasi dengan pemberian obat-obatan, seperti TIG, penicillin, diazepam, magnesium sulfat, dan vaksin tetanus.
- Peling efektif dicegah dengan pemberian vaksinasi sejak kecil dan booster setiap 10 tahun sekali saat dewasa.