Penyakit cacar api atau herpes zoster adalah penyakit kulit yang muncul akibat reaktivasi virus varicella-zoster, yakni virus yang juga menjadi penyebab cacar air. Salah satu faktor yang diketahui bisa memicu penyakit ini adalah stres. Lalu, seperti apa hubungan stres dan cacar api?
Benarkah stres bisa memicu cacar api?
Ya, stres dapat memicu penyakit cacar api atau herpes zoster. Cacar api disebabkan oleh virus varicella-zoster (VZV), yakni virus yang juga menyebabkan cacar air.
Setelah seseorang sembuh dari cacar air, virus ini tidak sepenuhnya hilang. Virus tersebut akan tetap berada di dalam sistem saraf dalam keadaan tidak aktif atau dorman.
Saat sistem kekebalan tubuh melemah, termasuk karena stres berat dan berkepanjangan, virus ini bisa mengalami reaktivasi atau aktif kembali sehingga menimbulkan cacar api.
Penelitian dalam American Journal of Epidemiology (2018) menemukan bahwa stres psikologis, peristiwa negatif dalam hidup, dan rendahnya tujuan hidup berkontribusi pada perkembangan herpes zoster.
Lebih lanjut, pria dengan stres berat serta kronis dua kali lebih mungkin untuk terkena cacar api.
Karena itu, stres berat dapat meningkatkan risiko terkena cacar api, terutama pada individu yang berusia 50 tahun ke atas atau memiliki riwayat penyakit kronis.
Tips mengelola stres dengan baik
Stres adalah hal yang wajar dialami oleh semua orang. Akan tetapi, stres berkepanjangan bisa memicu cacar api, terutama pada orang berusia 50 tahun ke atas.
Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengelola stres dengan baik.
- Luangkan waktu untuk relaksasi, seperti meditasi atau pernapasan dalam.
- Berolahraga secara teratur agar tubuh dan pikiran tetap bugar.
- Tidur cukup dan berkualitas setiap malam.
- Konsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang.
- Hindari konsumsi alkohol dan rokok untuk mencegah stres.
- Curahkan perasaan kepada orang tepercaya atau tenaga profesional.
- Lakukan aktivitas yang menyenangkan atau hobi yang disukai.
- Menghabiskan waktu bersama keluarga atau hewan peliharaan.
Kapan harus periksa ke dokter?

Penyakit herpes zoster bermula dari infeksi cacar air yang pernah terjadi sebelumnya. Setelah bertahun-tahun “tidur”, virus ini bisa aktif kembali dan menimbulkan gejala penyakit cacar api.
Anda awalnya bisa merasa tidak enak badan, demam, atau sakit kepala. Kelenjar getah bening dekat bagian tubuh yang terkena sering kali juga membengkak.
Setelah satu hingga tiga hari, ruam kemerahan dan lenting berisi cairan akan muncul pada kulit.
Kemunculan gejala ini tidak boleh disepelekan. Segera periksakan diri Anda dengan dokter bila terdapat kondisi berikut ini.
- Nyeri hebat atau ruam pada wajah, mata, atau dekat telinga.
- Ruam menyebar ke banyak area tubuh.
- Demam, menggigil, atau kelelahan ekstrem.
- Ruam yang tidak kunjung sembuh lebih dari dua minggu.
Penanganan cacar api melibatkan pemberian obat antivirus, seperti acyclovir, valacyclovir, dan famciclovir. Obat cacar api ini bertujuan mempersingkat masa infeksi virus varicella-zoster.
Selain itu, dokter juga akan meresepkan obat pereda nyeri untuk meredakan demam dan nyeri serta losion calamine untuk mengurangi rasa gatal dan mempercepat pemulihan ruam.
Vaksinasi merupakan cara paling ampuh untuk mencegah cacar api. Pemberian vaksin herpes zoster disarankan untuk orang berusia 50 tahun ke atas.
Meski tidak membuat Anda 100% terhindar dari penyakit cacar api, vaksinasi akan mengurangi tingkat keparahan dan mencegah timbulnya komplikasi herpes zoster.
Stres yang berat serta berlangsung lama merupakan salah satu faktor risiko penyakit cacar api.
Oleh karena itu, mengelola stres dengan baik juga termasuk langkah penting dalam mencegah penyakit ini. Jika memiliki pertanyaan lebih lanjut, konsultasikan dengan dokter Anda.
Kesimpulan
- Stres berat dan berkepanjangan bisa melemahkan sistem imun. Hal ini dapat memicu reaktivasi virus varicella-zoster penyebab penyakit cacar api atau herpes zoster.
- Pengelolaan stres yang tepat, seperti melalui relaksasi, tidur yang cukup, dan gaya hidup sehat, penting dilakukan untuk mencegah cacar api.
- Segera konsultasi ke dokter bila timbul rasa tidak enak badan dan demam yang disertai ruam kemerahan dan lenting berisi cairan pada salah satu sisi tubuh.