backup og meta

Ciri-Ciri Cacar Api yang Wajib Diwaspadai

Ciri-Ciri Cacar Api yang Wajib Diwaspadai

Cacar api atau herpes zoster adalah infeksi lanjutan dari virus penyebab cacar air. Itu artinya, Anda mungkin dapat mengalami cacar api bila sudah pernah terjangkit cacar air. 

Ciri-ciri cacar api sama dengan gejala cacar air, yakni ruam berupa bintik-bintik merah di kulit. Ketahui lebih lengkap mengenai gejala penyakit herpes zoster melalui ulasan berikut ini!

Berbagai ciri-ciri penyakit cacar api

Cacar api adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh reaktivasi virus varicella-zoster. Virus ini termasuk ke dalam keluarga virus herpes yang merupakan penyebab dari cacar air.

Penyakit cacar api atau juga dikenal dengan sebutan shingles hanya akan muncul pada orang yang sebelumnya pernah terinfeksi cacar air.

Setelah virus herpes kembali aktif, pengidapnya bisa mengalami beberapa masalah kesehatan.

Fase infeksi cacar api akan menunjukkan dua tipe gejala, yakni gejala awal dan utama. Berikut ini adalah penjelasan mengenai dua tipe gejala cacar api tersebut.

1. Ciri-ciri awal cacar api

cacar api seperti apa

Virus varicella-zoster yang kembali aktif akan masuk ke dalam saraf kulit. Hal ini memicu nyeri dan sensasi panas pada permukaan kulit yang terdampak.

Rasa nyeri akan timbul di bagian depan tubuh, misalnya wajah, dada, perut, atau tangan dan kaki. Ciri-ciri ini merupakan tanda khas cacar api yang membedakannya dengan cacar air.

Terkadang nyeri di saraf kulit ini diikuti dengan rasa kebas dan gatal pada salah satu sisi tubuh. Dalam kasus cacar api pada anak, gejala rasa nyeri yang muncul umumnya tidak terlalu parah.

Selain nyeri pada kulit, ciri-ciri awal cacar api yang bisa Anda alami meliputi:

  • demam,
  • nyeri otot dan sendi,
  • sakit kepala,
  • kelelahan, serta
  • sakit perut.

2. Gejala utama herpes zoster

Dalam waktu lima hari, infeksi virus pada saraf kulit akan menyebabkan sedikit pembengkakan pada kulit. Kondisi ini bisa memicu munculnya ruam merah di permukaan kulit.

Tidak seperti gejala cacar air dengan ruam yang menyebar, ruam akibat cacar api timbul dalam bintik kemerahan yang memusat pada salah satu area kulit.

Ruam ini hanya terbentuk pada salah satu bagian tubuh. Pola persebaran ruam yang memusat paling sering ditemukan di bagian lingkar pinggang.

Beberapa hari setelahnya, ruam ini akan berubah menjadi lenting atau lepuhan kulit yang berisi cairan. Lenting ini bisa menimbulkan rasa gatal atau perih yang kuat.

Lenting ini dapat mengering membentuk kerak atau keropeng dalam waktu kurang-lebih 10 hari.

Jika lenting cacar api yang mengerak dibiarkan tanpa digaruk, lenting akan mengelupas dengan sendirinya dalam waktu kurang dari seminggu.

Lapisan kulit luar yang baru dapat terbentuk selama empat minggu sehingga kulit pulih kembali.

Rasa nyeri yang menjadi ciri-ciri cacar api di awal bisa menghilang ataupun terus terasa sampai ruam mengering. Kondisi ini disebut sebagai postherpetic neuralgia.

Penelitian dalam jurnal Neurology (2016) menemukan sekitar 12,5% pasien herpes zoster yang berusia 50 tahun atau lebih berisiko mengalami komplikasi ini.

Perkembangan gejala cacar air

Singkatnya, perkembangan gejala herpes zoster akan melalui beberapa fase seperti berikut ini.
  • Nyeri dan sensasi panas di permukaan kulit yang terdampak.
  • Ruam berupa bintik-bintik merah yang berkumpul pada salah satu bagian kulit.
  • Dalam beberapa hari, ruam berubah menjadi lepuhan kulit yang terisi cairan (lenting).
  • Lenting mengering dan membentuk keropeng dalam waktu sekitar 10 hari.

Kapan gejala herpes zoster bisa muncul?

cacar api pada orang tua

Jika seseorang belum pernah terinfeksi, orang tersebut akan mengalami cacar air ketika tertular virus varicella-zoster, bukan cacar api.

Setelah orang tersebut sembuh dari cacar air, virus ini sebetulnya tidak menghilang, tetapi akan tetap tinggal di dalam tubuh.

Virus varicella-zoster ini akan menetap dan bersembunyi di antara sel-sel saraf dalam keadaan “tidur” atau tidak aktif memperbanyak diri. Hal ini diistilahkan sebagai virus dorman.

Virus yang semula dorman bisa aktif kembali dan menimbulkan gejala herpes zoster. Penyebab virus varicella-zoster kembali menginfeksi tubuh sebenarnya belum diketahui secara pasti.

Pada kebanyakan kasus, cacar api sebagian besar dialami oleh orang berusia di atas 50 tahun.

Penelitian pada Journal of Bacteriology and Virology (2021) menjelaskan bahwa reaktivasi virus varicella-zoster dapat terjadi saat kondisi imunitas atau kekebalan tubuh melemah.

Oleh karena itu, orang-orang usia lanjut yang sistem imunnya tidak lagi mampu bekerja optimal lebih berisiko tinggi untuk mengalami penyakit herpes zoster.

Kapan harus memeriksa gejala cacar api ke dokter?

Diagnosis dan pengobatan cacar api dapat mengatasi gejala dari penyakit ini serta menurunkan risiko terjadinya komplikasi akibat herpes zoster.

Selain mengalami ciri-ciri cacar api yang disebutkan di atas, pastikan segera memeriksakan diri ke dokter ketika Anda mengalami beberapa kondisi seperti berikut.

  • Gejala cacar api muncul di dalam mata.
  • Termasuk ke dalam kelompok berisiko, seperti berusia di atas 50 tahun, sedang hamil, memiliki sistem imun yang lemah, atau mengalami stres kronis.
  • Ruam kemerahan menyebar hampir ke seluruh tubuh.

Dokter akan melakukan pemeriksaan dan memberikan pengobatan sesuai dengan kondisi dan keparahan gejala yang Anda alami.

Pengobatan yang diberikan dapat berupa obat antivirus, seperti acyclovir, serta obat analgesik untuk mengatasi nyeri seperti, obat salep capsaicin dan obat tempel lidocaine.

Jangan biarkan cacar api mengganggu momen hidup Anda. Apabila merasakan ciri-ciri seperti di atas, segera hubungi dokter untuk mendapatkan solusi terbaik sesuai kondisi Anda.

Kesimpulan

  • Ciri-ciri cacar api berkembang dari nyeri kulit dan ruam kemerahan pada tahapan awal, hingga lenting atau lepuhan berisi air yang mengering dalam sekitar 10 hari.
  • Risiko cacar api lebih tinggi pada orang dengan kekebalan tubuh yang lemah, terutama orang yang berusia 50 tahun ke atas.
  • Segera periksakan diri ke dokter bila mengalami cacar api, terlebih bila gejalanya parah atau mengenai mata dan area di sekitarnya.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Shingles. (n.d.). National Institute on Aging. Retrieved February 17, 2025, from https://www.nia.nih.gov/health/shingles

About shingles (Herpes zoster). (2023). Centers for Disease Control and Prevention. Retrieved February 17, 2025, from https://www.cdc.gov/shingles/about/index.html

Shingles (Herpes zoster): Symptoms & treatment. (2024). Cleveland Clinic. Retrieved February 17, 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/11036-shingles

Shingles. (2022). Mayo Clinic. Retrieved February 17, 2025, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/shingles/symptoms-causes/syc-20353054

Nair, P.A., & Patel, B,C. (2023). Herpes Zoster. StatPearls Publishing. Retrieved February 17, 2025, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441824/

Lee, S. J., Kim, H., Hong, K., & Nam, J. (2021). Immune responses to varicella zoster virus and effective vaccines. Journal of Bacteriology and Virology, 51(3), 103-111. https://doi.org/10.4167/jbv.2021.51.3.103

Forbes, H. J., Bhaskaran, K., Thomas, S. L., Smeeth, L., Clayton, T., Mansfield, K., Minassian, C., & Langan, S. M. (2016). Quantification of risk factors for postherpetic neuralgia in herpes zoster patients: A cohort study. Neurology, 87(1), 94–102. https://doi.org/10.1212/WNL.0000000000002808

Mali, S. (2012). Herpes zoster: etiology, clinical features and treatment options, and case report. Egyptian Journal of Oral & Maxillofacial Surgery, 3(2), 91-100. https://doi.org/10.1097/01.omx.0000418695.06506.6c

Versi Terbaru

25/02/2025

Ditulis oleh Fidhia Kemala

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Pantangan Cacar Air yang Perlu Dipatuhi, Bolehkah Mandi dan Kena Angin?

Mengenali Proses Penularan Virus Cacar Air dan Cara Mencegah Penyakitnya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 2 minggu lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan