backup og meta

Tes Swab Antigen Mandiri di Rumah, Apakah Aman dan Akurat?

Tes Swab Antigen Mandiri di Rumah,  Apakah Aman dan Akurat?

Swab antigen adalah tes untuk mendeteksi keberadaan infeksi COVID-19 di dalam tubuh. Tes swab antigen memang tidak seakurat swab PCR, tapi dapat digunakan sebagai pemeriksaan atau skrining awal keberadaan infeksi virus corona penyebab COVID-19. Di tengah meningkatnya kasus, banyak yang melakukan tes swab antigen secara mandiri sebagai antisipasi atau menghindari penularan virus saat mengantri di tempat tes.

Namun, ternyata terdapat risiko dari pemeriksaan swab antigen mandiri, mulai dari hasil tes yang tidak akurat hingga meningkatkan potensi penularan COVID-19.

Bolehkah tes swab antigen sendiri di rumah?

Covid kit swab tes mandiri

Tes COVID-19 mandiri di rumah memang dianjurkan di beberapa negara, seperti Amerika Serikat atau Inggris. Menurut CDC, swab antigen mandiri dapat membantu mengurangi penyebaran COVID-19 di masyarakat, terutama pada kelompok rentan atau mereka yang belum mendapatkan vaksin.

Dengan melakuan tes antigen mandiri, Anda bisa mengetahui kondisi, mengantisipasi penularan, dan mengetahui apakah Anda perlu melakukan isolasi atau tidak. Badan kesehatan Britania Raya, NHS, bahkan mendorong masyarakat untuk melakukan tes mandiri dan melaporkan hasilnya sebagai upaya pelacakan penyebaran (tracing) COVID-19.

Meski begitu, kedua lembaga kesehatan ini tetap memperingatkan bahwa tes swab antigen di rumah perlu dilakukan dengan tepat, sesuai prosedur yang dilakukan tenaga kesehatan.

Namun, Kementerian Kesehatan Indonesia hingga saat ini tidak merekomendasikan untuk melakukan swab antigen mandiri di rumah. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.447/2021, pemeriksaan swab antigen harus dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih.

Pelaksanaan tes juga harus dilakukan di penyedia layanan swab antigen yang fasilitasnya memenuhi standar kesehatan, seperti puskesmas, klinik, rumah sakit, atau laboratorium medis, kecuali tempat tes di bandara udara, stasiun, dan terminal.

Selain itu, kualitas alat swab antigen perlu memenuhi standar rekomendasi penggunaan emergensi dari WHO, EMA, atau US-FDA. Alat swab antigen yang resmi digunakan oleh fasilitas kesehatan telah memiliki izin edar dari BPOM.

Oleh karena itu, Anda tidak bisa sembarangan membeli alat tes antigen. Pasalnya, banyak alat tes yang dijual bebas di toko online dengan harga yang murah, tapi kualitasnya belum memenuhi standar yang ditentukan.

Berbagai risiko tes swab antigen mandiri

Swab tes mandiri di rumah

Tes swab antigen untuk COVID-19 yang dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keterampilan medis bisa menimbulkan sejumlah risiko berbahaya. Berikut ini adalah beberapa risiko yang bisa muncul ketika swab antigen dilakukan secara mandiri.

1. Salah mengambil sampel

Tergantung dengan alat tesnya, swab antigen biasanya melibatkan pengambilan sampel lendir. Sampel bisa berasal dari lubang hidung, nasofaring (bagian atas tenggorokan), dan orofaring (tenggorokan dekat mulut).

Pengambilan sampel  dilakukan menggunakan alat usap yang berbentuk seperti cotton bud panjang. Akan tetapi, cara pengambilan sampel tidak semudah yang terlihat, terutama untuk sampel lendir di nasofaring.

Alat usap perlu dimasukkan cukup dalam dari hidung hingga menyentuh langit-langit mulut. Pengambilan sampel swab antigen bisa sangat sulit dilakukan oleh sendiri. Namun, sekalipun dibantu orang lain, kesalahan pengambilan sampel tetap bisa terjadi.

Kesalahan yang paling sering terjadi adalah alat usap tidak sepenuhnya menjangkau nasofaring, tapi hanya ujung rongga hidung. Hal ini bisa terjadi karena reaksi dari rasa tidak nyaman membuat pengambil sampel terlalu cepat menarik alat usap, tanpa memutarnya terlebih dulu.

Akibatnya, sampel lendir tidak berhasil terambil, atau meskipun menempel pada alat jumlah sampelnya kurang.

Kesalahan pengambilan sampel pada tes swab antigen mandiri juga bisa terjadi untuk sampel orofaring. Alih-alih mengambil sampel lendir di area tenggorokan dekat pangkal lidah, banyak yang malah mengambil sampel air liur yang terdapat di sekitar mulut.

2. Hasil tes tidak akurat

Cara pengambilan sampel sangat memengaruhi hasil tes swab antigen untuk COVID-19. Jadi, kesalahan pengambilan sampel ini tentunya dapat menyebabkan hasil pemeriksaan yang tidak akurat.

Saat pengambilan sampel dari nasofaring gagal atau jumlahnya terlalu sedikit, pembacaan alat swab antigen bisa menunjukkan hasil negatif palsu (false negative). Artinya, meskipun tes menunjukkan hasil negatif, belum tentu Anda benar-benar tidak terinfeksi COVID-19.

Sama halnya dengan sampel air liur yang digunakan oleh alat antigen untuk mendeteksi COVID-19. Sampel air liur tidak efektif mendeteksi keberadaan SARS-CoV-2 karena virus ini melekat pada sel-sel di saluran pernapasan.

Oleh karena itu, swab tes antigen yang dilakukan secara mandiri di rumah sangat berisiko memberikan hasil pemeriksaan yang tidak tepat.

3. Cedera hidung

Kesalahan pengambilan sampel tes swab COVID-19 juga rentan menyebabkan cedera pada hidung. Jika tidak terampil menggunakan alat usap, Anda mungkin bisa merusak alat sampai mencelakai diri sendiri atau orang lain.

Jika sembarangan digunakan, alat usap bisa patah ketika dimasukkan ke dalam hidung sehingga bisa menimbulkan rasa nyeri atau perdarahan. Hal ini bahkan lebih berisiko terjadi pada orang yang memiliki bentuk tulang hidung yang bengkok.

Selain itu, perdarahan bisa terjadi ketika alat usap didorong terlalu keras sehingga tangkai alat mengenai pembuluh darah. Beberapa kemungkinan cedera lainya akibat kesalahan pengambilan sampel adalah iritasi rongga hidung atau kapas alat usap tertinggal di rongga hidung.

Jadi, pengambilan sampel haruslah dilakukan oleh orang yang memahami dengan baik anatomi lubang hidung dan tahu persis seperti apa metode yang aman.

4. Meningkatkan risiko penularan COVID-19

Saat melakukan tes swab antigen mandiri, kemungkinan Anda tidak memperhatikan kebersihan diri atau penggunaan alat dengan cermat selayaknya petugas kesehatan.

Hal ini penting karena pengambilan sampel yang tidak mengikuti prosedur kesehatan bisa menjadi celah penularan virus.

Tidak seperti petugas kesehatan, Anda kemungkinan besar tidak mengenakan APD saat mengambil sampel untuk orang lain. Akibatnya, Anda bisa menularkan COVID-19 jika ternyata terinfeksi tapi tidak bergejala.

Walaupun bisa membersihkan alat, cuci tangan, atau mengenakan sarung tangan dan masker, risiko penularan tetap ada jika tidak mengetahui secara pasti cara pengambilan sampel.

Karena memiliki banyak risiko, Anda sebaiknya tidak melakukan tes swab antigen sendiri atau tanpa bantuan petugas yang berkompetensi.

Jika ingin memastikan apakah terinfeksi COVID-19 atau tidak, datanglah ke puskesmas, klinik, rumah sakit, atau laboratorium penyedia layanan swab antigen terdekat untuk melakukan tes.

Anda juga bisa menghubungi layanan swab antigen atau swab PCR yang menerima panggilan ke rumah.

Swab antigen bisa dilakukan ketika Anda memiliki riwayat kontak dengan orang yang terdiagnosis COVID-19 atau saat hendak bepergian ke wilayah tertentu yang memerlukan lampiran hasil tes.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Hitzenbichler, F., Bauernfeind, S., Salzberger, B., Schmidt, B., & Wenzel, J. (2021). Comparison of Throat Washings, Nasopharyngeal Swabs and Oropharyngeal Swabs for Detection of SARS-CoV-2. Viruses, 13(4), 653. doi: 10.3390/v13040653

Lab Tests Online. (2021). COVID-19 Antigen Test. Retrieved 5 August 2021, from https://labtestsonline.org/tests/covid-19-antigen-test

CDC. (2020). COVID-19 and Your Health. Retrieved 5 August 2021, from https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/testing/self-testing.html

NHS. (2021). Your step-by-step guide for COVID-19 self-testing. Retrieved 5 August 2021, from https://assets.publishing.service.gov.uk/government/uploads/system/uploads/attachment_data/file/957271/COVID-19-self-test-instructions.pdf

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2021). KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/446/2021 TENTANG PENGGUNAAN RAPID DIAGNOSTIC TEST ANTIGEN DALAM PEMERIKSAAN CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19). Retrieved 5 August 2021, from https://covid19.go.id/storage/app/media/Regulasi/2021/Februari/KMK%20No.%20HK.01.07-MENKES-446-2021%20ttg%20Rapid%20Diagnostic%20Test%20Antigen%20Dalam%20Pemeriksaan%20COVID-19-sign.pdf

 

 

 

Versi Terbaru

05/09/2022

Ditulis oleh Fidhia Kemala

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Riset COVID-19: 5 Wilayah di Indonesia dengan Angka Kematian Tertinggi

Tenaga Medis Melawan COVID-19: Bertugas Saat Ayah Berpulang


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 05/09/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan