backup og meta

5 Fakta Tentang Sabu, Gejala Kecanduan dan Penanganan

5 Fakta Tentang Sabu, Gejala Kecanduan dan Penanganan

Sabu atau metamfetamina (meth) adalah salah satu jenis narkoba yang paling banyak diperjualbelikan secara ilegal di Indonesia.

Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebutkan bahwa berdasarkan Indonesia Drugs Report 2022, pengguna sabu mencapai 25,7% dari total jenis narkoba yang digunakan di Indonesia.

Kondisi tersebut cukup mengkhawatirkan, mengingat efek penggunaan sabu secara ilegal bisa membahayakan. Oleh karena itu, edukasi tentang bahaya sabu masih terus digalakkan demi menekan penggunaannya.

Berbagai informasi mengenai sabu

Untuk meningkatkan kewaspadaan tentang penggunaan sabu dan peredarannya di sekitar Anda, inilah berbagai informasi yang perlu Anda ketahui seputar sabu alias meth.

1. Apa itu sabu?

cara menghilangkan efek sabu

Sabu adalah narkoba yang secara umum memiliki bentuk seperti kristal putih dan bening, tidak berbau, serta mempunyai rasa cenderung pahit.

Pada dasarnya, metamfetamina termasuk sebagai psikotropika golongan dua. Artinya, zat ini memang memiliki khasiat dalam pengobatan.

Akan tetapi, metamfetamina berpotensi kuat menyebabkan ketergantungan sehingga penggunaannya hanya dibatasi untuk keperluan medis.

Sabu bekerja dengan cara meningkatkan pelepasan hormon dopamin sehingga menimbulkan euforia sesaat.

Bagi seseorang yang menggunakannya secara ilegal, sabu biasanya dihirup melalui hidung, diisap seperti rokok, atau disuntikkan langsung ke pembuluh darah. 

2. Bahaya kecanduan metamfetamina

Berapa pun dosis meth yang masuk ke dalam tubuh secara ilegal berisiko menyebabkan kecanduan dan efek samping yang menyertainya.

Pasalnya, tubuh pemakai meth akan membentuk toleransi terhadap zat ini. Itu artinya, mereka akan membutuhkan lebih banyak sabu untuk mendapatkan efek serupa dengan sebelumnya.

Untuk penggunaan jangka pendek, berikut adalah beberapa efek samping sabu yang paling umum.

  • Tremor.
  • Nyeri dada.
  • Keringat berlebih.
  • Mulut kering.
  • Sakit kepala.
  • Gelisah.
  • Paranoid.
  • Peningkatan detak jantung, tekanan darah, dan suhu tubuh.

Semakin sering sabu digunakan, semakin besar pula efek samping yang mengancam. Berikut adalah beberapa di antaranya.

Pengguna narkoba yang berbagi jarum juga berisiko terjangkit tetanus, hepatitis B, hingga HIV/AIDS. Ketergantungan sabu juga bisa meningkatkan risiko overdosis yang mengancam nyawa.

3. Sakau sabu

Di samping kecanduan, salah satu bahaya dalam penggunaan sabu adalah ketika penggunanya mengalami sakau atau withdrawal syndrome.

Sakau adalah kondisi fisik dan mental ketika seseorang berhenti menggunakan zat adiktif secara mendadak atau menurunkan dosis secara drastis.

Sakau terjadi karena otak berupaya mencapai kondisi yang serupa seperti ketika Anda merasakan efek narkoba.

Setiap orang bisa merasakan gejala sakau yang berbeda karena berbagai faktor, seperti rute penggunaan obat, dosis, dan durasi penggunaan.

Menurut laman American Addiction Centers, sakau biasanya dimulai dalam waktu 24 jam setelah penggunaan sabu terakhir dan bisa berlangsung selama beberapa hari sampai minggu.

4. Tidak bisa merasakan kenikmatan karena sabu

Sensasi utama dari sabu adalah euforia atau kebahagiaan yang meledak-ledak. Kondisi ini lantas membuat penggunanya kesulitan merasakan kenikmatan tanpa pengaruhnya.

Itulah alasan mengapa sakau narkoba bisa menimbulkan anhedonia alias ketidakmampuan untuk merasakan kenikmatan.

Ketika pecandu berhenti menggunakan zat ini, kadar dopamin dan reseptor dopamin dalam otak akan menurun drastis. Alhasil mereka akan hidup layaknya zombie yang tidak bisa merasakan emosi.

Pada fase ini, mantan pengguna narkoba rentan untuk kembali mencari metamfetamina demi merasakan kenikmatan yang sama.

Oleh karena itu, penting untuk membawa mereka ke pusat rehabilitasi narkoba atau penyedia layanan kesehatan terdekat supaya mereka mendapatkan penanganan yang tepat.

5. Cara berhenti dari kecanduan meth

bahaya narkoba

Gejala sakau memang bisa berhenti setelah beberapa minggu. Akan tetapi, proses ini terlalu berat jika dijalani seorang diri dan pasien pun berisiko kembali memakai narkoba di tengah perawatan.

Oleh karena itu, Anda perlu segera menghubungi rumah sakit, dokter, atau pusat rehabilitasi jika diri Anda atau orang terdekat Anda menunjukkan tanda-tanda penyalahgunaan narkoba.

Untuk mengatasi kecandu narkoba, pengguna biasanya akan mendapatkan perawatan melalui terapi psikologis. Sampai saat ini, belum ada obat yang bisa langsung menghentikan kecanduan.

Dokter biasanya akan memberikan obat sesuai gejala yang ada, contohnya antidepresan untuk mengatasi depresi dan antipsikotik untuk psikosis.

Waktu yang dibutuhkan untuk rehabilitasi atau “membersihkan” meth dari dalam tubuh setiap orang bisa berbeda-beda, tergantung dosis dan tingkat ketergantungan. Oleh karena itu, dukungan dari orang di sekitar akan sangat dibutuhkan.

Di samping itu, jangan ragu untuk mendampingi keluarga, teman, atau kerabat dekat Anda dalam menjalani rehabilitasi. Ingat, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali untuk keluar dari lingkaran ini.

Kesimpulan

  • Sabu adalah narkoba yang berpotensi kuat menyebabkan ketergantungan sehingga penggunaannya hanya dibatasi untuk medis.
  • Bahaya kecanduan meth cukup beragam, mulai dari sakit kepala, gelisah, paranoid, delusi, stroke, hingga overdosis yang mengancam nyawa.
  • Ketika berhenti menggunakan metamfetamina secara mendadak, penggunanya bisa mengalami sakau. Pada beberapa orang, kondisi ini akan menyebabkan anhedonia.
  • Cara terbaik untuk berhenti dari kecanduan narkoba adalah melakukan rehabilitasi.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Pertolongan Pertama untuk orang Sakau Narkoba Jenis Shabu. (2019, August 2). Badan Narkotika Nasional RI. Retrieved 29 September 2024, from https://bnn.go.id/pertolongan-pertama-untuk-orang-sakau-narkoba-jenis-shabu/

Hindari Narkotika Cerdaskan Generasi Muda Bangsa. (2022, September 7). Badan Narkotika Nasional RI. Retrieved 29 September 2024, from https://bnn.go.id/hindari-narkotika-cerdaskan-generasi-muda-bangsa/

Meth withdrawal symptoms, timeline & addiction treatment. (2024, July 19). American Addiction Centers. Retrieved 29 September 2024, from https://americanaddictioncenters.org/stimulants/meth/withdrawal

Drug withdrawal symptoms, timelines, and treatment. (2024, August 16). American Addiction Centers. Retrieved 29 September 2024, from https://americanaddictioncenters.org/withdrawal-timelines-treatments/

Crystal meth side effects: Short- and long-term effects of crystal meth. (2024, June 7). American Addiction Centers. Retrieved 29 September 2024, from https://americanaddictioncenters.org/stimulants/meth/side-effects

Versi Terbaru

04/10/2024

Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Ciri-ciri Orang yang Sakau Narkoba Heroin

Hubungan Penyebaran HIV/AIDS dari Penggunaan Narkoba


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 04/10/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan