backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

3

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Sakit Pinggang

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 19/12/2022

Sakit Pinggang

Sakit pinggang yang bersifat ringan dan sementara kerap dialami setiap orang. Namun, sakit pinggang lebih parah dapat didasari oleh kondisi yang serius seperti dehidrasi, infeksi saluran kemih, atau sakit ginjal.

Apa itu sakit pinggang?

Sakit pinggang adalah kondisi yang menimbulkan rasa nyeri di kanan atau kiri bagian belakang punggung. Tepatnya, berada di daerah bawah tulang rusuk dan di atas panggul.

Sensasi nyeri salah satu jenis masalah pada sistem muskuloskeletal (sistem gerak) ini biasanya terasa lebih buruk di satu sisi pinggang.

Ada yang merasakan kondisi ini di bagian kanan ataupun bagian kiri. Rasa nyerinya dapat menyebar ke bagian depan tubuh sampai ke bagian bawah.

Gangguan sistem gerak yang satu ini memiliki beberapa gejala umum yang perlu Anda perhatikan di bawah ini.

  • Sensasi panas di pinggang.
  • Nyeri otot dan kesemutan.
  • Pegal linu sampai kram otot yang menjalar ke area kaki.

Di awal, nyeri ini bisa terasa pegal, menusuk, dan tajam seperti kram. Nyeri yang Anda rasakan pun akan datang dan pergi.

Lambat laun, rasa sakitnya dapar membuat Anda jadi sulit bergerak hingga susah berdiri dengan tegak.

Tidak hanya pada bagian sekitar rusuk dan pinggang, rasa sakit juga bisa menjalar sampai ke bagian pinggul serta kaki.

Namun, gejala lainnya yang lebih spesifik juga dapat muncul sesuai dengan penyebab asalnya.

Penyebab rasa sakit di area pinggang

Penyebab paling umumnya ialah otot yang menegang dikarenakan posisi tubuh tidak tepat. Kebiasaan mempraktikkan postur tubuh yang buruk juga menjadi penyebabnya.

Namun, kondisi ini juga dapat terjadi karena adanya penyebab medis tertentu. Berikut beberapa masalah kesehatan yang mungkin menjadi pemicu sakit pinggang.

1. Cedera otot

Jika Anda melakukan olahraga dengan intensitas tinggi atau melakukan aktivitas lain seperti mengangkat benda berat, sakit pinggang mungkin saja terjadi.

Otot di area pinggang juga mungkin mengalami trauma akibat kecelakaan atau jatuh, sehingga otot menekan tulang belakang. Itu pun berpotensi menyebabkan bantalan tulang area pinggang pecah.

2. Osteoarthritis

Pengapuran sendi atau osteoarthritis di area tulang belakang membuat saraf di tulang belakang mengalami iritasi. Jika sudah demikian, nyeri di area pinggang pun mungkin tak terhindarkan.

Selain osteoarthritis, beberapa jenis radang sendi lainnya, termasuk rheumatoid arthritis (rematik) dan spondylitis juga dapat menimbulkan kondisi ini.

3. Masalah pada ginjal

Menurut Keck Medicine of USC, sakit pinggang bisa saja tak berhubungan dengan kondisi rangka atau otot. Posisi dua ginjal yang terletak di sisi kanan dan kiri tulang belakang juga bisa menimbulkannya.

Salah satunya ialah batu ginjal, yang menimbulkan rasa sakit di punggung bagian belakang dan pinggang. Selain itu, infeksi saluran kemih yang berpindah ke ginjal juga bisa menyebabkan kondisi ini.

4. Degenerasi tulang belakang

Degenerasi tulang belakang biasanya terjadi saat cakram di daerah lumbar (tulang belakang) mulai terurai karena hancur.

Hal ini biasanya terjadi pada lansia atau orang dengan obesitas karena pengapuran tulang akan terjadi ketika semakin besar tekanan pada sendi.

5. Irritate Bowel Syndrome (IBS)

Irritable bowel syndrome (IBS) yaitu gangguan sistem pencernaan yang memengaruhi kerja usus besar sehingga membuat kontraksi otot usus tersebut bermasalah.

Gejala IBS umumnya meliputi kembung, sembelit, diare, sakit kepala, hingga sakit pinggang sebelah kanan atau kiri.

6. Endometriosis

Endometriosis yaitu kondisi abnormal yang ditandai dengan pertumbuhan dan penebalan jaringan dinding rahim di luar rahim.

Gejala yang bisa Anda rasakan dari kondisi ini ialah sakit perut bawah, nyeri di bagian panggul, sakit pinggang saat menstruasi, nyeri di kemaluan, hingga sakit pinggang atau punggung yang kronis.

Faktor risiko mengalami sakit pinggang

Setiap orang, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia bisa mengalami nyeri pinggang.

Selain penyebab di atas, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya nyeri pinggang di bawah ini.

  • Faktor genetik.
  • Kebiasaan merokok.
  • Penambahan berat badan.
  • Tubuh tidak bugar, karena jarang berolahraga.
  • Usia yang bertambah dapat meningkatkan potensi nyeri pinggang.
  • Profesi yang mengharuskan Anda melakukan aktivitas fisik yang berat.

Pengobatan dan perawatan untuk sakit pinggang

Jika sakit pinggang sudah melanda, Anda tentu ingin segera mengatasinya. Di bawah ini cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengobati atau meredakan sakit pinggang.

1. Mengonsumsi obat-obatan

Ada beberapa pilihan obat nyeri yang bisa Anda konsumsi saat merasakan sakit di area pinggang yang bisa disesuaikan dengan gejala, penyebab, dan lama sakitnya berlangsung.

Biasanya, jika sudah berlangsung cukup lama dan tidak hilang dengan sendirinya, dokter akan memberikan resep pereda nyeri, seperti ibuprofen dan naproxen.

Selain obat pereda nyeri, dokter mungkin juga meresepkan relaksan otot, salep pereda nyeri, antidepresan, hingga obat-obatan yang lebih kuat seperti opioid.

Meski sebagian jenis obat bisa didapatkan bebas di apotek, akan lebih baik jika Anda mendapatkannya sesuai resep dokter karena diperlukan pengetahuan seputar efek sampingnya.

2. Terapi fisik

Bila parah, Anda bisa melakukan terapi fisik untuk melatih kelenturan otot di area pinggang, menguatkan otot punggung serta perut, dan memperbaiki postur tubuh.

Terapis yang membantu Anda juga akan mengajarkan bagaimana cara mencari posisi atau pergerakan yang aman apabila sakit pinggang muncul lagi di kemudian hari.

3. Penggunaan bahan alami

Selain obat-obatan kimia, ada pula bahan alami yang bisa membantu Anda meredakan sakit pinggang. Berikut bahan-bahan alami yang bisa digunakan untuk mengurangi nyeri pinggang.

  • Capsaicin, dimanfaatkan sebagai zat aktif yang digunakan untuk membantu mengobati sakit ringan dan nyeri otot atau sendi. Obat ini juga dapat digunakan sebagai obat nyeri pinggang dan nyeri saraf.
  • Ekstrak jahe, diduga dapat membantu mengatasi nyeri sendi dan otot karena mengandung phytochemical. Senyawa ini dapat membantu menghentikan peradangan, sehingga dapat dijadikan obat tradisional nyeri pinggang.
  • 4. Mengompres atau berendam dengan air hangat

    Jika Anda tidak ingin mengonsumsi obat, cara satu ini cukup ampuh untuk meredakan kondisi ini secara alami.

    Saat mengompres, Anda bisa menggunakan air panas atau air dingin. Jangan lupa untuk memberi jeda setidaknya 20 menit agar kulit bisa beristirahat.

    Sementara itu, saat Anda berendam air hangat, saraf dan otot yang menegang akan mengendur, sehingga membuat Anda jadi rileks.

    Tidak hanya itu, berendam air hangat dapat melancarkan sirkulasi darah dan merangsang produksi hormon dopamin untuk melawan stres dalam tubuh.

    5. Menurunkan berat badan

    Memiliki berat badan berlebih berhubungan erat dengan kondisi ini. Menurunkan berat badan tentu menjadi jalan keluar untuk mengatasi nyeri pinggang yang kerap terjadi.

    Untuk mewujudkannya, Anda bisa memulai dengan mengatur pola makan dengan menerapkan pola makan sehat.

    Selain itu, lakukan olahraga rutin setidaknya lima kali dalam seminggu. Durasi olahraga yang bisa Anda lakukan dalam sehari ialah 30 menit hingga satu jam lamanya.

    6. Berolahraga dan melakukan peregangan

    Meski Anda tidak memiliki berat badan berlebih, rutin melakukan aktivitas fisik ini dapat mengurangi rasa nyeri di pinggang.

    Namun, ingatlah untuk perbanyak mengistirahatkan pinggang dan kurangi aktivitas fisik selama 1 – 3 hari setelah gejala muncul.

    Jangka waktu ini dirasa ideal karena durasi istirahat yang terlalu lama justru dapat menambah rasa sakit serta hilangnya kekuatan otot.

    Beberapa pilihan olahraga yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi rasa sakit pinggang antara lain berenang, yoga, tai chi, dan jalan santai.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 19/12/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan