backup og meta
Kategori

4

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi
Konten

USG Transvaginal

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 20/06/2023

USG Transvaginal

Ultrasonography atau USG saat hamil merupakan tindakan medis yang umum digunakan untuk mengetahui kondisi ibu hamil dan janin. Ada beberapa jenis prosedur USG, salah satunya adalah USG transvaginal.

Apa itu USG transvaginal dan seperti apa prosedurnya?

Apa itu USG transvaginal?

USG transvaginal (USG TVS) adalah metode pemeriksaan kehamilan serta kondisi organ reproduksi wanita dengan memasukkan stik probe atau transducer ke dalam vagina.

Probe sepanjang sepanjang 5–7,5 cm tersebut akan memancarkan gelombang suara berfrekuensi tinggi ke dalam tubuh Anda.

Gelombang suara tersebut akan memantul, lalu pantulannya diubah menjadi gambaran organ-organ tubuh Anda pada layar monitor.

Dibandingkan USG abdominal dengan alat yang ditempelkan ke perut, USG trans V akan memberikan gambaran yang lebih jelas.

Pemeriksaan ini dapat menunjukkan kondisi vagina, saluran tuba, leher rahim, rahim, serta ovarium Anda dengan lebih jelas.

Mengutip Cleveland Clinic, prosedur yang juga disebut dengan USG endovaginal ini juga dapat memperlihatkan area panggul sehingga ibu bisa mengetahui apakah terdapat gangguan pada area tersebut.

Perbedaan USG transvaginal dan abdominal

pemeriksaan USG transvaginal

Prosedur USG abdominal dan transvaginal sama-sama bisa dilakukan sebelum atau selama kehamilan.

Keduanya dapat memperlihatkan kondisi ibu hamil, perkembangan janin, serta mendeteksi masalah kesehatan pada ibu dan janin.

Akan tetapi, dibandingkan dengan USG perut, USG melalui vagina memang akan memberikan hasil pemeriksaan yang lebih baik.

Pasalnya, dokter bisa melakukan pemeriksaan secara lebih menyeluruh, bahkan hingga bagian panggul ibu.

Meski begitu, ibu sebaiknya kembali membicarakannya dengan dokter kandungan untuk menentukan jenis pemeriksaan kandungan yang paling sesuai dengan kondisi janin dan kesehatannya.

Fungsi USG transvaginal

Selain memantau perkembangan janin dan kondisi kesehatan organ reproduksi wanita, berikut adalah fungsi lain dari USG transvaginal.

  • Mendeteksi kehamilan ektopik.
  • Memantau detak jantung janin.
  • Mendeteksi penyebab nyeri panggul.
  • Mempersiapkan kehamilan.
  • Mendeteksi keberadaan kista pada organ reproduksi.
  • Mendiagnosis komplikasi kehamilan.
  • Mendeteksi perdarahan abnormal.
  • Memastikan pemasangan IUD sudah tepat.
  • Mendiagnosis risiko keguguran.
  • Mencari tahu tanda persalinan dini.
  • Mengetahui posisi plasenta.
  • Mencari tahu penyebab masalah kesuburan.

USG transvaginal juga bisa dilakukan sebelum proses operasi pada area organ kewanitaan.

Waktu yang tepat untuk melakukan USG transvaginal

fungsi usg transvaginal, kehamilan kosong tidak berkembang janin

USG transvaginal umumnya dilakukan sejak trimester awal kehamilan, atau lebih tepatnya sebelum usia kehamilan menginjak delapan minggu.

Sementara itu, bagi wanita yang tidak hamil, prosedur ini biasanya dilakukan saat masa subur atau terjadi ovulasi.

Tujuan dilakukannya USG TVS sedini mungkin adalah untuk mengetahui kondisi janin. Terlebih, prosedur ini bisa memperlihatkan detak jantung janin dengan lebih jelas dibandingkan USG abdominal.

Pada ibu yang pernah menjalani USG abdominal, dokter kemungkinan juga akan merekomendasikan prosedur ini jika terdapat riwayat nyeri panggul dan perdarahan.

Namun, USG melalui vagina tidak direkomendasikan pada ibu hamil yang letak plasentanya terlalu dekat dengan serviks karena dikhawatirkan dapat menyebabkan perdarahan.

Prosedur USG transvaginal

Berikut merupakan langkah-langkah dalam prosedur USG transvaginal.

1. Persiapan USG trans V

Sebelum memulai pemeriksaan, dokter akan memberi instruksi tentang apa saja yang perlu ibu lakukan selama prosedur USG.

Jika diperlukan, ibu akan diminta mengosongkan kandung kemih atau memenuhinya untuk mempermudah pemeriksaan.

Apabila kandung kemih harus penuh, perbanyaklah minum air putih sejak satu jam sebelum pemeriksaan.

Setelah itu, ibu wajib melepas pakaian dari bagian pinggang ke bawah dan menggantinya dengan pakaian khusus. Jika sedang dalam masa menstruasi, ibu perlu melepas pembalut untuk sementara.

2. Proses USG trans V

Sesaat sebelum pemeriksaan, ibu akan diminta untuk berbaring dengan posisi kedua kaki ditekuk sehingga terbuka lebar (mengangkang).

Setelah itu, dokter akan memasukkan alat berbentuk tongkat bernama transducer yang telah diolesi gel pelumas ke dalam vagina.

Ibu mungkin akan merasa sedikit tidak nyaman ketika probe pertama kali dimasukkan ke dalam vagina. Meski begitu, prosedur ini tidak akan menimbulkan rasa sakit.

Selama pemeriksaan, dokter akan menggerakkan transducer untuk melihat kondisi organ reproduksi dan area di sekitarnya dengan lebih jelas.

USG transvaginal memakan waktu selama 15–60 menit. Selama prosedur, ibu bisa melihat hasil pemantauan dengan transducer melalui monitor.

3. Setelah USG trans V

Secara umum, USG melalui vagina tidak menimbulkan risiko atau efek samping apa pun.

Namun, wajar jika ibu merasa sedikit tidak nyaman usai pemeriksaan ini karena terjadi peregangan otot vagina selama prosedur berlangsung.

Hasil pemeriksaan dengan USG bisa diketahui setelah 1–2 hari. Dari hasil tersebut, dokter bisa mengetahui perkembangan janin dan kondisi organ reproduksi ibu.

Jika ditemukan kondisi tertentu, dokter akan meminta ibu untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan diagnosisnya.

Kesimpulan

  • USG transvaginal adalah prosedur pemeriksaan kehamilan serta kondisi organ reproduksi wanita dengan memasukkan transducer ke dalam vagina.
  • Prosedur ini bisa membantu dokter mencari tahu penyebab susah hamil, mengetahui posisi IUD, mendiagnosis risiko keguguran, serta mendeteksi detak jantung janin, perdarahan abnormal, hingga komplikasi kehamilan.
  • Dibandingkan dengan USG perut, USG melalui vagina bisa memberikan hasil pemeriksaan yang lebih baik.
  • USG melalui vagina tidak menimbulkan nyeri atau efek samping apa pun.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 20/06/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan