Menikah menjadi salah satu rencana paling bahagia yang didambakan oleh setiap pasangan. Namun, bagaimana jika ternyata saat semua persiapan telah matang Anda justru baru tahu jika pasangan positif mengidap HIV. Haruskah rencana bahagia ini digagalkan? Jangan sedih, yuk tengok tips berikut ini jika Anda sedang ada di posisi tersebut.
Hal yang perlu dilakukan saat pasangan positif mengidap HIV
Anda pasti frustasi karena cinta yang begitu besar pada pasangan diuji ketika mengetahui bahwa pasangan positif mengidap HIV, apalagi posisinya semua persiapan pernikahan telah selesai.
Namun, di satu sisi tak bisa dibohongi, Anda juga merasa waswas akan tertular penyakit tersebut. Untuk Anda yang ada di posisi tersebut, ini yang perlu dilakukan saat sudah menikah kelak.
Menggunakan kondom saat berhubungan seks
Risiko penularan HIV saat memiliki pasangan yang positif terinfeksi sangatlah besar. Namun jangan khawatir, jika Anda melakukan seks aman, Anda akan terhindar dari virus ini.
Menggunakan kondom setiap kali berhubungan seks adalah salah satu syarat utama yang wajib dipenuhi.
Ketika digunakan dengan benar, kondom dapat mengurangi risiko penularan HIV secara efektif.
Pada wanita, kondom mencegah penularan sebesar 73 persen sementara untuk pria mengurangi penularan sebesar 63 persen.
Menggunakan pelumas saat berhubungan seks
Kondom saja tidak cukup untuk melindungi Anda dari risiko tertularnya HIV. Pasalnya, kondom bisa saja robek saat digunakan.
Oleh karena itu, sebaiknya gunakan pelumas untuk mengurangi tekanan gesekan pada kondom.
Gunakanlah pelumas berbahan dasar air karena tidak mengikis lateks pada kondom. Dengan begitu, kondom tetap aman digunakan dan terhindar dari kerusakan.
Rutin menjalani pengobatan
Jangan putus harapan, meski HIV termasuk penyakit yang tidak bisa disembuhkan tetapi pengobatan membantu mengelola kondisi Anda.
Ajak pasangan untuk rutin melakukan pengobatan mulai dari sekarang.
Terapi antiretroviral (ART) mampu membuat virus HIV di dalam darah dan cairan tubuh menjadi lebih rendah.
Dikutip dari Everyday Health, Centers for Disease Control and Prevention menyatakan bahwa orang yang mempertahankan tingkat HIV-nya tetap rendah hampir tidak memiliki peluang untuk menginfeksi pasangannya.
Untuk memiminimalkan risiko terinfeksi, sebagai calon pasangan Anda juga bisa mengonsumsi obat yang disebut dengan PrEP (Pre-Exposure Prophylaxis).
Obat ini adalah obat pencegah penularan infeksi bagi orang-orang yang berisiko tinggi tertular HIV. Selain itu, Anda sebaiknya mulai mengonsumsi obat ini 72 jam sebelum melakukan hubungan seksual.
Selain itu, lakukan kunjungan rutin ke dokter setiap tiga bulan sekali untuk mengecek kondisi Anda dan juga pasangan.
Dengan perawatan yang rutin dan tepat, orang dengan HIV memiliki angka harapan hidup yang jauh lebih tinggi dari yang Anda duga sebelumnya.
Meski pasangan punya HIV, Anda tetap bisa memiliki anak
Jika yang Anda takutkan saat pasangan positif mengidap HIV adalah soal memiliki anak, maka tak perlu khawatir.
Pasalnya, Anda dan pasangan masih bisa tetap memiliki anak tanpa menularkan pada si kecil atau pasangan yang negatif HIV.
Setelah menikah nanti, Anda dan pasangan bisa mengonsultasikan hal ini pada dokter. Biasanya, dokter akan melakukan serangkaian program untuk membantu Anda memiliki anak.
Dokter akan menentukan kapan waktu yang tepat untuk Anda dan pasangan berhubungan seks tanpa kondom.
Tentu saja hal ini akan dilakukan setelah dokter mengecek tingkat virus di dalam tubuh Anda.
Selain itu, dokter juga akan tetap memberikan obat bagi Anda berdua untuk mengurangi risiko infeksi sebelum dan sesudah pembuahan.
Anda juga dapat melakukan cara lain untuk mendapatkan anak tanpa takut untuk tertular seperti melakukan in vitro fertilization (bayi tabung) dan inseminasi buatan
Ada banyak orang yang berhasil memiliki anak tanpa perlu menularkan HIV pada pasangan maupun anaknya.
Oleh karena itu, jangan pesimis dan patah semangat, Anda bisa menjadi salah satunya.
Pentingnya melakukan tes HIV sebelum menikah
Untuk itu, sangat penting untuk melakukan tes HIV sebelum memutuskan untuk menikah. Hal ini dilakukan bukan untuk menggagalkan rencana pernikahan Anda.
Akan tetapi, untuk mencari tau apakah di antara Anda berdua ada yang terinfeksi HIV atau tidak.
Jika memang ada, maka dokter akan memberikan pengobatan yang tepat agar pasangan yang negatif HIV tidak ikut tertular.
Dengan mengetahui keberadaan virus ini di tubuh Anda maka penyebaran virus dapat dicegah.
Hal yang perlu Anda takutkan justru bukan “bagaimana jika saya ternyata memiliki HIV”.
Justru yang perlu Anda takutkan ialah jika Anda atau pasangan memiliki HIV tetapi tidak terdeteksi dan akhirnya menularkan pada pasangan dan juga anak-anaknya kelak.
[embed-health-tool-ovulation]