Testosteron adalah hormon yang sangat penting bagi pria. Hormon ini tidak hanya diperlukan oleh organ reproduksi, melainkan juga oleh berbagai organ penyusun tubuh. Pada umumnya, kadar testosteron akan mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya usia. Pada beberapa kondisi, kadar hormon ini dapat mengalami penurunan lebih cepat, sehingga seorang pria bisa kekurangan testosteron bahkan pada usia muda. Apa dampak dan bagaimana cara mengenali ciri-cirinya? Simak ulasan berikut ini.
Pada usia berapa kadar testosteron pada pria akan mulai menurun?
Testosteron pria dihasilkan oleh kelenjar gonad pada testis. Kelenjar ini akan menghasilkan hormon seks dan akan mengalami puncaknya saat seorang laki-laki memasuki fase remaja akhir atau berusia sekitar 18 tahun. Selanjutnya, testosteron akan terus memengaruhi perubahan fisik dan peningkatan libido pria hingga memasuki usia dewasa awal.
Setelah usia 30 tahun, pria umumnya akan mengalami penurunan kadar hormon seks ini secara berkala. Penurunan hormon yang berkaitan dengan bertambahnya usia seharusnya tidak sampai menimbulkan perubahan fisik maupun penurunan libido yang signifikan.
Tetapi jika hal tersebut terjadi, mungkin ada sejumlah hal lain yang menyebabkan rendahnya kadar testosteron, seperti cedera testis, radiasi kemoterapi, penyakit kelenjar di bawah otak, atau efek samping penggunaan obat-obatan tertentu.
Penyebab kondisi ini juga umumnya terkait gangguan hormon, yakni hipogonadisme. Gangguan ini menurut Journal of Advanced Pharmaceutical Technology & Research mengacu pada kondisi tubuh yang tidak mampu menghasilkan cukup hormon testosteron.
Apa saja ciri jika kadar testosteron pria terlalu rendah?
Kadar hormon yang mengalami penurunan lebih cepat sebelum waktunya bisa berdampak besar bagi kesehatan dan kehidupan seksual pria. Berikut ini adalah beberapa tanda yang umumnya pria alami ketika tubuh kekurangan testosteron.
1. Rendahnya dorongan seks
Testosteron memiliki peran utama dalam mengatur dorongan seks atau libido pada manusia, selain dari faktor hormonal lainnya dan perubahan mood seseorang. Rendahnya dorongan seks akibat kadar hormon pria yang terlalu rendah, ditandai dengan jarangnya terjadi ereksi spontan, termasuk ereksi saat tidur malam dan ereksi di pagi hari.
2. Kesulitan mempertahankan ereksi
Impotensi atau disfungsi ereksi merupakan masalah yang umum terjadi saat tubuh pria tidak memproduksi cukup testosteron. Kadar hormon yang rendah tidak cukup mampu untuk menstimulasi otak dalam memproduksi molekul yang memicu dan mempertahankan ereksi.
Meskipun demikian, disfungsi ereksi juga bisa dipengaruhi oleh masalah kesehatan lainnya yang pria alami, termasuk penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, penyakit jantung, dan diabetes.
3. Volume air mani terlalu sedikit
Air mani adalah cairan yang keluar bersama sel sperma saat pria ejakulasi. Cairan tersebut berperan dalam membantu sperma berenang untuk membuahi sel telur saat melakukan hubungan seksual.
Semakin banyak kadar testosteron seorang pria, semakin banyak air mani yang bisa mereka hasilkan. Itulah sebabnya kadar testosterone terlalu rendah dapat diketahui dari seberapa banyak cairan mani yang dihasilkan saat seorang pria ejakulasi.
4. Mudah kelelahan
Testosteron juga berperan penting dalam menghasilkan dan mengatur energi tubuh. Ciri pria yang kekurangan hormon ini bisa ditandai dengan rasa lemas berlebihan dan penurunan energi dari biasanya. Hal ini bisa saja terjadi meskipun waktu istirahat tidur malam sudah mencukupi. Selain itu, ciri lainnya adalah kurang motivasi untuk melakukan aktivitas fisik.
5. Kerontokan rambut
Menstimulasi pertumbuhan rambut adalah salah satu peran dari hormon testosteron. Kebotakan pada rambut kepala tidak selalu berarti rendahnya testosteron pada pria, karena kondisi ini juga adalah gejala alami dari penuaan.
Namun, apabila kerontokan juga memengaruhi rambut pada bagian tubuh selain kepala, misal rambut wajah, ketiak, atau kaki, hal ini bisa menjadi pertanda kuat rendah atau menurunnya kadar hormon pria.
6. Lemak tubuh bertambah
Tanda-tanda dari lemak tubuh yang meningkat biasanya berupa kenaikan berat badan yang cepat dan penumpukan lemak pada sekitar perut. Pria yang memiliki kadar testosteron terlalu rendah juga mungkin menyadari adanya pertambahan lemak pada bagian dada yang menyebabkan pembesaran payudara (ginekomastia).
7. Kehilangan massa otot
Testosteron berperan penting dalam menstimulasi pertumbuhan dan kepadatan otot. Gejala hilangnya massa otot akibat kadar testosteron yang terlalu rendah biasanya ditandai dengan ukuran lingkar lengan atas dan ukuran kaki yang menjadi lebih kecil.
Selain itu, kemampuan untuk mengangkat beban juga berkurang. Hal ini terutama dapat terlihat jika pria rutin latihan angkat beban untuk membentuk otot tangan dan kaki. Tanpa kadar hormon yang cukup, tentu proses pembentukan otot kembali akan menjadi lebih sulit walau sudah berolahraga.
8. Penurunan kepadatan tulang
Pembentukan sel tulang yang baru pada pria memerlukan kadar hormon testosteron yang mencukupi. Sehingga, saat seorang pria memiliki kadar testosteron rendah, lapisan tulang mereka menjadi lebih tipis hingga dapat memicu osteoporosis atau tulang keropos.
Seorang pria yang mengalami penurunan kadar hormon saat usia dewasa akan memiliki kepadatan tulang lebih rendah, sehingga lebih berisiko mengalami patah tulang ketika memasuki usia lanjut.
9. Gangguan mood
Testosteron juga merupakan hormon penting yang memengaruhi otak untuk mengatur emosi, suasana hati, dan kapasitas mental seseorang. Namun, berbagai gangguan mood yang pria alami juga dapat terjadi akibat adanya gangguan pada kadar testosteron.
Akumulasi gejala ini akan membuat seorang pria tidak nyaman dengan kondisinya. Rendahnya kadar hormon ini bisa membuat pria merasa kurang bertenaga hingga membuat pria rentan mengalami depresi, mudah tersinggung, dan kurang fokus.
[embed-health-tool-bmi]