Hipnosis adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mengusahakan ketenangan dan kejernihan pikiran sehingga Anda bisa masuk ke dalam pikiran bawah sadar. Dalam proses hipnosis, Anda akan merasa sangat rileks dan fokus. Dalam keadaan ini, Anda bisa menerima sugesti untuk mencapai hasil yang Anda inginkan. Hipnosis sendiri hanyalah sebuah “media” yang digunakan dalam hipnoterapi, yang berarti kedua istilah ini memiliki makna yang berbeda. Bayangkan jika Anda menjalani sebuah konseling psikologi di mana Anda membagikan (sharing) masalah Anda pada psikolog yang menangani Anda. Proses sharing inilah media yang digunakan dalam konseling psikologi. Begitu juga analoginya dengan proses hipnosis dalam hipnoterapi.
Mereka yang mempelajari hipnosis bisa saja membawa seseorang masuk ke dalam pikiran bawah sadarnya (melakukan hipnosis), tapi belum tentu mereka bisa menjadi seorang hipnoterapis. Hipnosis hanya bisa membuat Anda merasa rileks dan fokus sehingga Anda lebih mudah menerima sugesti seperti berhenti merokok atau kurangi kecemasan. Sementara itu, dalam hipnoterapi Anda akan diminta untuk menggali ke masa lalu Anda untuk memproses trauma yang menghantui.
Menyembuhkan trauma dengan hipnoterapi
Hipnoterapis bertanggung jawab untuk melakukan hipnosis, mencari akar trauma psikologis, dan menetralkan atau mengubah persepsi seseorang terhadap suatu kejadian traumatis yang menyebabkan masalah perilaku. Sebagai ilustrasi, seorang klien mengalami trauma masa kecil karena menyaksikan pertengkaran dan perceraian kedua orang tuanya. Setelah dewasa, dia pun menjadi takut membangun hubungan dengan orang lain sehingga selalu gagal dalam menjalin asmara. Ini karena dalam pikiran bawah sadarnya, klien ini takut perceraian yang menimpa orang tuanya akan terulang pada dirinya. Dia juga selalu menggunakan kekerasan sebagai solusi karena itulah satu-satunya cara yang dipelajari dari orang tuanya ketika menyelesaikan masalah. Namun, seringkali trauma masa kecil ini tidak disadari oleh klien sehingga dia hanya merasakan frustasi akibat kegagalan dalam berasmara. Selain itu, klien ini juga tidak mampu mengendalikan emosi karena tak menyadari apa penyebab amarahnya begitu mudah tersulut.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar