backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

Kenali Gejala Digigit Kelabang dan Cara Pertolongan Pertama yang Tepat

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    Kenali Gejala Digigit Kelabang dan Cara Pertolongan Pertama yang Tepat

    Kelabang atau lipan sebenarnya bukanlah serangga yang agresif dan terbiasa menyerang manusia. Namun, saat merasa terancam, lipan bisa menggigit dan melepaskan racunnya. Akibatnya, Anda bisa mengalami sejumlah reaksi pada kulit. Meski umumnya ringan, beberapa orang bisa terkena alergi yang serius. Kenali seperti apa gejala akibat digigit kelabang atau lupan serta cara mengobati luka gigitannya.

    Gejala dan tanda-tanda digigit kelabang (lipan)

    Kelabang adalah serangga berkaki banyak yang berukuran kurang sekitar 3-20 sentimeter (cm).

    Serangga yang juga dikenal dengan sebutan lipan ini biasanya tinggal di tempat gelap dan lembab, tetapi bisa juga bertahan di wilayah kering dan panas.

    Di wilayah permukiman, lipan bisa ditemukan di tempat-tempat seperti saluran air, loteng, atau halaman rumah.

    Setiap jenis kelabang memiliki kemampuan untuk menggigit dan menyuntikkan racun.

    Gigitan kelabang atau lipan bisa terasa sangat sakit ketika serangga ini melepaskan racun dalam jumlah besar.

    Semakin besar ukuran kelabang, semakin fatal pula reaksi dari racunnya.

    Kelabang yang berukuran kecil hanya melepaskan sedikit racun sehingga gejala yang muncul cukup ringan.

    Gejala digigit kelabang

    Gejala ringan

    Berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala ringan yang bisa muncul akibat digigit kelabang.

    • nyeri atau perih di bagian kulit yang digigit,
    • kemerahan dan bengkak,
    • perdarahan luar (luka gigital mengeluarkan darah),
    • gatal-gatal dan sensasi terbakar di kulit, dan
    • bercak atau ruam merah yang menyala.

    Rasa sakit yang berasal dari gigitan kelabang biasanya mirip dengan perih akibat tersengat lebah, tawon, atau tomcat.

    Gejala di atas bisa bertahan selama beberapa jam hingga hari sampai sembuh dengan sendirinya.

    Gejala berat

    Dalam kasus yang lebih parah, reaksi racun dari digigit lipan bisa menimbulkan reaksi alergi yang berat, seperti berikut ini.

    • demam,
    • mual dan muntah,
    • detak jantung bertambah cepat,
    • rasa gatal di kulit bertambah parah,
    • pembengkakan parah pada luka gigitan, dan
    • bengkaknya kelenjar getah bening.

    Meskipun jarang terjadi, gejala serius akibat digigit kelabang ini tetap perlu Anda waspadai. Sebaiknya, Anda segera berkonsultasi ke dokter ketika mengalami gejala seperti di atas.

    Riset dari Kobe University menyebutkan bahwa gigitan kelabang juga bisa menimbulkan syok anafilaksis yaitu reaksi alergi yang membutuhkan pertolongan darurat medis.

    Selain itu, menurut studi dalam World Journal of Neurology, kerja racun dalam beberapa spesies kelabang bisa memengaruhi fungsi hormon di dalam otak seperti serotonin dan histamin.

    Akibatnya, pasien yang digigit lipan bisa mengalami gejala psikologis seperti gangguan pada ingatan dan mengalami rasa senang berlebihan (euforia).

    Meski begitu, reaksi ini jarang dialami.

    Langkah pertolongan pertama saat digigit lipan

    Kelabang di rumah

    Gigitan kelabang yang mengakibatkan gejala ringan hingga berat sebenarnya masih bisa diatasi dengan perawatan sederhana di rumah.

    Pengobatan rumahan untuk mengatasi gigitan serangga ini akan berfokus untuk meredakan gejala dan membantu penyembuhan luka.

    Apabila tidak ada komplikasi berarti pada luka, Anda bisa melakukan langkah pertolongan pertama digigit lipan berikut ini.

    • Membersihkan luka gigitan kelabang dengan air mengalir dan sabun guna menghindari risiko infeksi.
    • Sesegera mungkin rendam luka gigitan dalam air hangat untuk mengeluarkan racun berbahaya dari digigit lipan. Anda juga bisa menggunakan kompres hangat.
    • Mengompres bagian kulit yang terdampak dengan kompres dingin dari kantung es atau handuk dingin delama 10-20 menit. Hal ini bertujuan mengurangi rasa sakit, bengkak, dan gatal-gatal akibat gigitan serangga.
    • Mengoleskan salep pereda gatal dan nyeri karena gigitan lipan, seperti obat yang mengandung hidrokortison.
    • Minum obat pereda nyeri seperti paracetamol atau ibuprofen untuk meredakan rasa sakit yang mengganggu akibat digigit kelabang.
    • Jika rasa gatal akibat gigitan lipan tidak kunjung mereda, Anda bisa minum obat antihistamin.

    Penting untuk diingat, jika luka gigitan tidak juga membaik dan muncul sejumlah gejala lain yang bisa menimbulkan komplikasi, segeralah periksakan kondisi Anda ke dokter.

    Saat Anda mengalami reaksi alergi gigitan serangga yang serius seperti syok anafilaksis, pertolongan medis diperlukan untuk mencegah dampak yang fatal.

    Dokter bisa memberikan suntikan epinephrine atau obat antihistamin sebagai cara pertolongan pertama untuk alergi berat.

    Komplikasi gigitan kelabang

    Luka gigitan kelabang dan gejala lainnya biasanya bisa sembuh dalam beberapa hari.

    Akan tetapi, masih ada kemungkinan Anda mengalami infeksi luka jika tidak merawatnya dengan tepat.

    Komplikasi luka gigitan biasanya ditandai dengan munculnya demam, bengkak pada luka yang terbuka, serta munculnya nanah pada luka.

    Infeksi juga menyebabkan kondisi luka juga bertambah parah selama lebih dari 48 jam sehingga Anda membutuhkan pengobatan medis.

    Ketika mengatasi komplikasi luka digigit lipan, dokter mungkin akan memberikan obat antibiotik atau suntikan tetanus.

    Gigitan kelabang umumnya tidak menimbulkan reaksi yang berat, tetapi tetap perlu ditangani dengan pertolongan pertama guna mencegah dampak yang lebih fatal.

    Pada kasus gigitan yang menyebabkan alergi parah, penanganan yang tepat adalah mendapatkan bantuan medis darurat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan