backup og meta

Gejala Digigit Kelabang dan Pertolongan Pertama yang Tepat

Gejala Digigit Kelabang dan Pertolongan Pertama yang Tepat

Kelabang atau lipan sebenarnya bukanlah serangga yang agresif dan terbiasa menyerang manusia. Namun, saat merasa terancam, lipan bisa menggigit dan melepaskan racunnya. Akibatnya, Anda bisa mengalami sejumlah reaksi pada kulit. Meski umumnya ringan, beberapa orang bisa terkena alergi yang serius. Kenali seperti apa gejala akibat digigit kelabang atau lipan serta cara mengobati luka gigitannya.

Gejala dan tanda-tanda digigit kelabang (lipan)

Gejala digigit kelabang

Kelabang adalah serangga berkaki banyak yang berukuran kurang sekitar 3—20 sentimeter (cm).

Serangga yang juga dikenal dengan sebutan lipan ini biasanya tinggal di tempat gelap dan lembap, tetapi bisa juga bertahan di wilayah kering dan panas.

Di wilayah permukiman, lipan bisa ditemukan di tempat-tempat seperti saluran air, loteng, atau halaman rumah.

Setiap jenis kelabang memiliki kemampuan untuk menggigit dan menyuntikkan racun. Gigitan kelabang bisa terasa sangat sakit ketika serangga ini melepaskan racun dalam jumlah besar.

Semakin besar ukuran kelabang, semakin fatal pula reaksi dari racunnya.

Kelabang yang berukuran kecil hanya melepaskan sedikit racun sehingga gejala yang muncul cukup ringan.

Saat digigit kelabang, ada beberapa tanda dan gejala ringan yang bisa muncul, di antaranya:

  • nyeri atau perih di bagian kulit yang digigit,
  • kemerahan dan bengkak,
  • perdarahan luar (luka gigitan mengeluarkan darah),
  • gatal-gatal dan sensasi terbakar di kulit, dan
  • bercak atau ruam merah yang menyala.

Rasa sakit yang berasal dari gigitan kelabang biasanya mirip dengan perih akibat tersengat lebah, tawon, atau tomcat.

Gejala di atas bisa bertahan selama beberapa jam hingga hari sampai sembuh dengan sendirinya.

Sementara dalam kasus yang lebih parah, reaksi racun dari digigit lipan bisa menimbulkan reaksi alergi yang berat, seperti:

  • demam,
  • mual dan muntah,
  • detak jantung bertambah cepat,
  • rasa gatal di kulit bertambah parah,
  • pembengkakan parah pada luka gigitan, dan
  • bengkaknya kelenjar getah bening.

Meskipun jarang terjadi, gejala serius akibat digigit kelabang ini tetap perlu Anda waspadai. Sebaiknya, Anda segera berkonsultasi kepada dokter ketika mengalami gejala seperti di atas.

Sementara itu, riset dari Kobe University menyebutkan bahwa gigitan kelabang juga bisa menimbulkan syok anafilaksis yaitu reaksi alergi yang membutuhkan pertolongan darurat medis.

Selain itu, menurut studi dalam World Journal of Neurology, kerja racun dalam beberapa spesies kelabang bisa memengaruhi fungsi hormon di dalam otak seperti serotonin dan histamin.

Akibatnya, pasien yang digigit lipan bisa mengalami gejala psikologis seperti gangguan pada ingatan dan mengalami rasa senang berlebihan (euforia). Meski begitu, reaksi ini jarang dialami.

Langkah pertolongan pertama saat digigit lipan

Kelabang di rumah

Gigitan kelabang yang mengakibatkan gejala ringan hingga berat sebenarnya masih bisa diatasi dengan perawatan luka sederhana di rumah.

Cara mengobati gigitan kelabang di rumah untuk mengatasi gigitan serangga ini akan berfokus pada meredakan gejala dan membantu penyembuhan luka.

Apabila tidak ada komplikasi berarti pada luka, Anda bisa melakukan langkah pertolongan pertama digigit lipan berikut ini.

  • Membersihkan luka gigitan kelabang dengan air mengalir dan sabun guna menghindari risiko infeksi.
  • Sesegera mungkin rendam luka gigitan dalam air hangat untuk mengeluarkan racun berbahaya dari digigit lipan. Anda juga bisa menggunakan kompres hangat.
  • Mengompres bagian kulit yang terdampak dengan kompres dingin dari kantung es atau handuk dingin delama 10—20 menit. Hal ini bertujuan mengurangi rasa sakit, bengkak, dan gatal-gatal akibat gigitan serangga.
  • Mengoleskan salep pereda gatal dan nyeri karena gigitan lipan, seperti obat yang mengandung hidrokortison.
  • Minum obat pereda nyeri seperti paracetamol atau ibuprofen untuk meredakan rasa sakit yang mengganggu akibat digigit kelabang.
  • Jika rasa gatal akibat gigitan lipan tidak kunjung reda, Anda bisa minum obat digigit kelabang, seperti antihistamin.

Penting untuk diingat, jika luka gigitan tidak juga membaik dan muncul sejumlah gejala lain yang bisa menimbulkan komplikasi, segeralah periksakan kondisi Anda ke dokter.

Saat Anda mengalami reaksi alergi gigitan serangga yang serius seperti syok anafilaksis, pertolongan medis diperlukan untuk mencegah dampak yang fatal.

Dokter bisa memberikan suntikan epinephrine atau obat antihistamin sebagai cara pertolongan pertama untuk alergi berat.

Efek dari gigitan kelabang

ciri-ciri apa itu luka infeksi

Luka gigitan kelabang dan gejala lainnya biasanya bisa sembuh dalam beberapa hari.

Akan tetapi, masih ada kemungkinan Anda mengalami infeksi luka jika tidak merawatnya dengan tepat.

Efek digigit kelabang biasanya ditandai dengan munculnya demam, bengkak pada luka yang terbuka, serta munculnya nanah pada luka.

Infeksi juga menyebabkan kondisi luka bertambah parah selama lebih dari 48 jam sehingga Anda membutuhkan pengobatan medis.

Ketika mengatasi komplikasi luka digigit lipan, dokter mungkin akan memberikan obat antibiotik atau suntikan tetanus.

Gigitan kelabang umumnya tidak menimbulkan reaksi yang berat, tetapi tetap perlu ditangani dengan pertolongan pertama guna mencegah dampak yang lebih fatal.

Pada kasus gigitan yang menyebabkan alergi parah, penanganan yang tepat adalah mendapatkan bantuan medis darurat.

Kesimpulan

  • Gigitan kelabang atau lipan umumnya tidak berbahaya dan hanya menimbulkan gejala ringan seperti nyeri, kemerahan, dan gatal.
  • Namun, pada beberapa kasus, gigitan ini bisa menyebabkan reaksi alergi serius seperti demam, pembengkakan parah, atau bahkan syok anafilaksis yang membutuhkan penanganan medis darurat.
  • Untuk memberikan pertolongan pertama, Anda bisa membersihkan luka, merendamnya dalam air hangat, dan mengompres dingin.
  • Namun, bila gejala tidak membaik atau muncul tanda-tanda komplikasi, segera konsultasikan ke dokter.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Washio, K., Masaki, T., Fujii, S., Hatakeyama, M., Oda, Y., Fukunaga, A., & Natsuaki, M. (2018). Anaphylaxis caused by a centipede bite: A “true” type-I allergic reaction. Allergology International, 67(3), 419-420. Retrieved 5 September 2024, from 10.1016/j.alit.2018.01.005

Ombati, R., Luo, L., Yang, S., & Lai, R. (2018). Centipede envenomation: Clinical importance and the underlying molecular mechanisms. Toxicon, 154, 60-68. Retrieved 5 September 2024, from 10.1016/j.toxicon.2018.09.008

Mavridis, I., Meliou, M., & Pyrgelis, E. (2016). Clinical consequences of centipede bite: Is it neurotoxic?. World Journal Of Neurology, 6(2), 23.Retrieved 5 September 2024, from https://doi.org/10.5316/wjn.v6.i2.23

HT, F., SK, L., & OF, W. (2011). Centipede bite victims: a review of patients presenting to two emergency departments in Hong Kong. Hong Kong Medical Journal = Xianggang Yi Xue Za Zhi, 17(5). Retrieved 5 September 2024, from https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/21979475/

Powers, J., & McDowell, R. (2020). Insect Bites. Statpearls Publishing. Retrieved 5 September 2024, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537235/

Versi Terbaru

18/09/2024

Ditulis oleh Fidhia Kemala

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Atasi Kulit Gatal Akibat Gigitan Kutu Kasur dengan Cara Ini

Wajib Tahu, Begini Cara Mencabut Sengatan Lebah di Kulit


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 18/09/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan