backup og meta

Meminum Suplemen, Perlu Atau Tidak?

Meminum Suplemen, Perlu Atau Tidak?

Apakah Anda sering mengonsumsi suplemen? Mungkin bagi sebagian besar orang, mengonsumsi suplementasi vitamin atau mineral bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Tapi apakah tubuh memang membutuhkan suplementasi?

Apakah suplemen baik untuk dikonsumsi?

Jika Anda merupakan salah satu orang yang berpikir bahwa semua orang membutuhkan suplemen untuk meningkatkan atau menjaga kesehatannya, maka anggapan Anda tidak sepenuhnya benar. Konsumsi suplemen yang tidak tepat malah akan berbahaya bagi kesehatan.

Penelitian yang dilakukan pada 38 ribu wanita yang berusia di atas 50 tahun, menunjukkan bahwa konsumsi suplementasi zat besi dapat meningkatkan risiko kematian pada kelompok tersebut. Dari hasil penelitian tersebut, bukan berarti suplementasi zat  besi atau mineral lainnya memiliki dampak buruk bagi tubuh. Namun, tubuh yang sehat sebenarnya hanya memerlukan zat besi dari makanan, dan jika kita sudah mengonsumsi makanan yang tinggi zat besi, maka ini sudah cukup memenuhi kebutuhan dalam sehari.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Mayo Clinic melihat hubungan suplemen vitamin E dengan kesehatan jantung. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa mengonsumsi vitamin E dapat meningkatkan risiko terkena gagal jantung dan kelahiran prematur, jika dikonsumsi berlebihan oleh ibu hamil.

Selain itu, berdasarkan Mayo Clinic, mengonsumsi lebih dari 200 mg vitamin B6 dapat mengakibatkan gangguan pada sistem saraf dan serangan jantung. Sedangkan National Institute of Health juga menyatakan bahwa mengonsumsi vitamin A yang berlebihan berdampak buruk bagi kesehatan tulang.

Suplemen atau multivitamin bukanlah sebuah pil atau obat ‘ajaib’ yang dapat dengan mudah memenuhi semua kebutuhan vitamin dan mineral Anda. Suplementasi sebenarnya tidak bisa menggantikan vitamin atau mineral yang kita dapatkan dari makanan. Oleh karena itu, suplementasi atau multivitamin tidak lebih ‘hebat’ zat gizinya dibandingkan dengan zat gizi dari makanan.

Kelebihan makanan dibanding suplemen vitamin dan mineral

Makanan memiliki berbagai manfaat yang lebih dibandingkan dengan suplemen, yaitu:

Memiliki zat gizi yang lebih kaya. Makanan yang sehat dan beragam, mengandung berbagai zat gizi makro maupun zat gizi mikro, tidak hanya satu jenis zat gizi saja seperti suplemen. Contohnya, buah jeruk mengandung vitamin C, betakaroten yang baik untuk mata, kalsium yang baik untuk tulang dan gigi, serta berbagai zat gizi lainnya.

Mengandung serat. Selain kaya zat gizi, banyak makanan yang mengandung serat yang tinggi seperti, gandum, berbagai macam sayuran dan buah. Dari makanan-makanan tersebut, tubuh kita dapat mendapatkan asupan serat yang berguna untuk membantu pencernaan dan melancarkan BAB, serta mencegah terjadinya penyakit diabetes melitus tipe 2 dan berbagai macam penyakit jantung.

Terdiri dari zat kimia lain. Antioksidan terdapat diberbagai sayuran dan buah-buahan seperti, jeruk, berbagai buah jenis berry, gandum, dan masih banyak lagi. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa antioksidan berguna untuk mencegah kerusakan sel dan jaringan tubuh yang dapat mengakibatkan berbagai penyakit seperti, Alzheimer, kanker, dan penyakit jantung. Selain itu, pada sayur-sayuran biasanya terdapat zat yaitu fitokimia, yang bermanfaat untuk mencegah tubuh terkena tekanan darah tinggi, diabetes melitus, kanker, dan penyakit jantung koroner.

Siapa yang membutuhkan suplemen?

Jika Anda sering mengonsumsi makanan yang sehat, yaitu rendah lemak, garam, maupun gula, tinggi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan, maka Anda tidak perlu lagi mengonsumsi suplemen atau pil vitamin apapun. Namun, orang yang mengalami beberapa kondisi fisiologis atau penyakit khusus, mungkin malah membutuhkan suplementasi untuk menunjang gizinya.

  • Ibu hamil dan ibu menyusui. Biasanya membutuhkan suplementasi zat besi, asam folat, dan berbagai mineral lain untuk menunjang kondisinya tersebut.
  • Lansia (orang yang berumur 50 tahun atau lebih). Pada usia tersebut disarankan untuk mengonsumsi lebih banyak vitamin B12, untuk mencegah penurunan kognitif secara cepat.
  • Orang yang mengalami diare kronis, alergi makanan , atau penyakit pada hati, pencernaan, dan pankreas, dan kanker, yang membuat mereka tidak dapat mengonsumsi suatu makanan tertentu, sehingga mengalami kekurangan zat gizi.
  • Perempuan yang mengalami perdarahan hebat atau sedang menstruasi, biasanya mengalami kekurangan zat besi. Oleh karena itu mereka butuh zat besi tambahan dari suplemen.
  • Orang yang tidak makan dengan baik, atau memiliki kebiasaan makan yang kurang dari 1600 kalori per hari.
  • Orang yang melakukan diet vegan dan vegetarian.

Jika Anda termasuk ke dalam kelompok yang telah disebutkan di atas, maka konsultasikan ke dokter Anda suplemen apa yang diperlukan untuk menunjang dan membantu menjaga kesehatan Anda. Namun bila tidak memiliki riwayat apapun dan merasa sehat, maka yang Anda butuhkan adalah makanan sehat, bukan suplemen. Bahkan mengonsumsi suplementasi atau  multivitamin yang berlebih dapat mengakibatkan berbagai komplikasi bagi kesehatan Anda.

BACA JUGA

 

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Supplements: Nutrition in a pill? Retrieved from http://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/nutrition-and-healthy-eating/in-depth/supplements/art-20044894 Accessed September 27,2016

Do You Need to Take Vitamins? Retrieved from http://www.healthline.com/health/do-you-need-take-vitamins Accessed September 27,2016

What Vitamin and Mineral Supplements Can and Can’t Do. Retrieved from http://www.webmd.com/vitamins-and-supplements/nutrition-vitamins-11/help-vitamin-supplement Accessed September 27, 2016

 

Versi Terbaru

02/12/2020

Ditulis oleh Nimas Mita Etika M

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

9 Merek Suplemen Kolagen yang Bagus untuk Kesehatan

5 Fakta Tentang Sabu, Gejala Kecanduan dan Penanganan


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Nimas Mita Etika M · Tanggal diperbarui 02/12/2020

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan