backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Perbedaan Margarin dan Mentega yang Sering Dianggap Sama

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 02/02/2023

    Perbedaan Margarin dan Mentega yang Sering Dianggap Sama

    Mentega (butter) dan margarin seringkali disalahartikan sebagai produk yang sama, padahal keduanya merupakan bahan yang berbeda. Ketahui apa saja perbedaan margarin dan mentega dalam ulasan di bawah ini.

    Perbedaan margarin dan mentega

    Mulai dari bahan dasar pembuatan, kandungan, hingga kegunaan dalam proses pengolahan makanan, margarin dan mentega punya perbedaan.

    1. Beda kandungannya

    manfaat mentega putih

    Salah satu perbedaan signifikan antara margarin dan mentega adalah bahan dasar pembuat dan kandungannya.

    Mentega alias butter adalah produk olahan susu yang dibuat dengan cara memisahkan komponen yang bersifat padat dari komponen yang bersifat cair.

    Mengutip dari situs Mayo Clinic, bahan utama mentega yang berupa krim atau susu menjadikan kandungan lemak jenuhnya cukup tinggi.

    Sementara itu, margarin dikembangkan sebagai pengganti mentega, terbuat dari minyak nabati seperti minyak canola, minyak sawit, dan minyak kedelai.

    Untuk itulah, margarin cenderung memiliki lebih banyak kandungan gizi dan lemak tidak jenuh.

    Selain itu, margarin dan mentega mempunyai kandungan gizi yang tak sama seperti dikutip dari situs Food Data Central berikut.

    Margarin

  • Air: 17,1 g.
  • Protein: 0,22 g.
  • Lemak: 80,2 g.
  • Karbohidrat: 0,75 g.
  • Kalsium: 3 mg.
  • Kalium: 17 mg.
  • Vitamin A: 768 mcg.
  • Vitamin E: 15,4 mg.
  • Beta karoten: 610 mcg.
  • Mentega

    • Lemak: 78,57 g.
    • Natrium: 571 mg.
    • Vitamin A: 2857 IU.
    • Kolesterol: 179 mg.

    Sekilas, mentega mungkin tampak memiliki lebih sedikit kandungan gizinya. 

    Namun, sebenarnya mentega juga memiliki kandungan beberapa vitamin yang didapat dari bahan pembuatannya, yaitu susu sapi.

    2. Beda kegunaannya

    Perbedaan margarin dan butter berikutnya adalah manfaat atau kegunaannya untuk bahan makanan.

    Umumnya, margarin dan mentega sama-sama bisa digunakan untuk bahan memasak atau membuat roti.

    Namun, keduanya akan menghasilkan aroma maupun tekstur kue yang berbeda.

    Mentega

    Dilihat dari teksturnya, mentega cenderung lebih lembek dan mudah meleleh jika tidak disimpan dalam kulkas. 

    Dari segi rasa, mentega sendiri lebih lezat dari margarin, mirip seperti susu sapi yang terasa gurih.

    Apabila Anda menggunakan mentega sebagai bahan adonan kue, biasanya tekstur kue yang dibuat pun akan jadi lebih lembut.

    Margarin

    Biasanya margarin digunakan untuk membuat kue basah dan cake agar bisa mengikat adonan lebih baik.

    Karena terbuat dari minyak, produk ini juga kerap digunakan untuk menggoreng atau menumis.

    Selain aromanya yang lebih kuat, margarin tak akan menyisakan minyak yang menempel pada makanan jika dibandingkan dengan minyak goreng biasa. 

    Makanan yang digoreng dengan margarin pun akan terasa lebih renyah.

    3. Beda manfaat untuk kesehatan

    manfaat mentega

    Tak hanya digunakan sebagai bahan pembuat kue, margarin dan mentega juga memiliki manfaat masing-masing bagi kesehatan Anda.

    Margarin

    Jika dilihat dari bahan dasarnya, margarin memang cenderung lebih aman bagi kesehatan.

    Pasalnya margarin tidak mengandung lemak hewani sehingga kolesterol dan lemak yang terkandung dalam margarin tidak sebanyak mentega.

    Mengutip dari riset dalam jurnal Epidemiology (2017), margarin dapat bermanfaat untuk mengurangi risiko beberapa masalah kardiovaskular terutama pada lansia wanita berusia 50 – 79 tahun, seperti:

    • myocardial infarction
    • penyakit jantung koroner, 
    • stroke iskemik, dan 
    • aterosklerosis.

    Penggunaan margarin ini bisa menggantikan butter atau minyak kelapa yang biasa Anda gunakan sehari-hari.

    Mentega

    Meski disebut-sebut mengandung tinggi lemak jenuh, bukan berarti mentega tidak punya manfaat sama sekali.

    Ada potensi manfaat yang bisa didapatkan dari mentega karena terbuat dari susu sapi, misalnya vitamin D, kalsium, dan vitamin K.

    Berikut ini beberapa keuntungan dari segi kesehatan jika menggunakan mentega.

    • Menurunkan risiko dislipidemia.
    • Membantu mengontrol tekanan darah.
    • Meningkatkan sensitivitas insulin.
    • Mengurangi peradangan.

    Meski begitu, penggunaan mentega biasanya cenderung sedikit sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi harian. Jadi, sebaiknya Anda tetap mengonsumsi makanan bergizi seimbang.

    4. Beda efeknya bagi kesehatan

    Penggunaan margarin dan mentega atau butter biasanya disarankan dalam jumlah sedikit.

    Pasalnya, kedua bahan ini memiliki efek samping bagi kesehatan bila dikonsumsi dalam jumlah terlalu banyak, terlebih dalam jangka panjang.

    Margarin

    Meski dikenal lebih menyehatkan daripada mentega, Anda tetap perlu mewaspadai potensi efek samping yang ditimbulkan karena mengonsumsi margarin yang tinggi lemak omega 3 dan omega 6.

    Studi dalam Journal of Nutrition and Metabolism (2012) menyebut bahwa mengonsumsi makanan mengandung tinggi lemak omega 3 dan omega 6 secara berlebihan dapat menambah risiko obesitas, penyakit jantung, dan radang usus.

    Mentega

    Tak hanya pada margarin, kandungan lemak jenuh yang cukup tinggi pada mentega yang Anda konsumsi juga bisa menyebabkan masalah bagi kesehatan.

    Jika tak membatasinya, risiko penyumbatan arteri dan penyakit jantung dapat meningkat.

    Itulah perbedaan margarin dan mentega. Meski secara umum punya kegunaan yang serupa untuk memasak, kandungan gizi keduanya memberikan efek yang berbeda bagi tubuh. 

    Apabila ingin mengetahui lebih jauh mana yang cocok untuk kondisi kesehatan, konsultasikan dengan dokter kepercayaan Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 02/02/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan