backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Perbandingan Jumlah Kafein dalam Kopi, Teh, dan Cokelat

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Arinda Veratamala · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    Perbandingan Jumlah Kafein dalam Kopi, Teh, dan Cokelat

    Hampir semua orang menyukai kopi, teh, atau cokelat. Minuman dan makanan ini memang sangat enak dinikmati sendiri atau bersama teman. Nah, ketiganya ternyata mengandung zat yang sama, lho, yaitu kafein. Namun, jumlah kafein dalam kopi, teh, dan cokelat berbeda-beda. Yuk, ketahui mana bahan yang kandungan kafeinnya paling banyak!

    Kafein dalam kopi

    Minuman kopi terkenal mengandung kafein yang tinggi. Tak heran banyak yang mengonsumsi minuman satu ini untuk mengusir kantuk.

    Namun, kandungan dalam setiap kopi juga tidak selalu sama. Jenis kopi yang berbeda pun memiliki kandungan kafein yang berbeda pula. Proses pemanggangan, penyimpanan, sampai metode menyeduhnya sangat berpengaruh terhadap kadar kafein kopi.

    Kandungan kafein dalam secangkir kopi (8 ons/ 237 ml) yang diseduh berkisar antara 95 – 200 miligram. Kandungan ini tentu berbeda dalam kopi instan.

    Secangkir kopi instan (8 ons/ 237 ml) berkafein lebih sedikit, yaitu berkisar 27 – 173 miligram. Berbeda lagi dengan kopi bebas kafein. Walaupun namanya “bebas kafein“, tapi kopi ini tetap mengandung kafein (walaupun sangat sedikit), yaitu berkisar 2 – 12 miligram.

    Kafein dalam teh

    Teh menjadi minuman favorit di berbagai kalangan, mulai dari muda sampai tua. Biasanya dipesan untuk menemani setiap makanan Anda.

    Disajikan dalam bentuk dingin maupun hangat, juga tersedia dalam berbagai macam bentuk, mulai dari teh bubuk sampai teh instan. Lantas, berapa kandungan kafeinnya?

    Teh memiliki kandungan kafein yang lebih rendah daripada kopi. Kandungan kafein setiap jenis teh juga berbeda-beda.

    Secangkir teh hijau (24 – 45 mg) mengandung lebih sedikit kafein dibandingkan dengan teh hitam (14-70 mg). Selain mengandung kafein yang lebih sedikit, teh hijau juga dapat membantu Anda dalam penurunan berat badan.

    Untuk mengurangi jumlah kafein dalam teh, cobalah untuk menyeduh teh dalam waktu singkat. Bagi Anda penyuka teh dalam kemasan, teh tersebut juga mengandung kafein sebesar 5 – 40 miligram per 237 mililiter.

    Kafein dalam cokelat

    Jika Anda tidak suka kopi maupun teh, cokelat panas bisa jadi minuman berkafein lain yang bisa Anda nikmati.

    Kandungan kafein dalam cokelat tidak kalah dengan yang ada dalam minuman sebelumnya. Laporan dari University New South Wales menunjukkan bahwa kandungan kafein dalam secangkir cokelat panas (150 ml) atau cocoa berkisar antara 10 – 70 milgram.

    Ini tergantung dari jenis cokelat yang digunakan dan kekuatannya. Sedangkan, cokelat bar (30 gram) mengandung kafein sebanyak 20 – 60 miligram.

    Namun lagi-lagi, bergantung dengan jenisnya, setiap coklat juga memiliki kandungan kafein yang berbeda. Semakin banyak padatan biji kokoanya, maka kafeinnya akan semakin tinggi.

    Dalam 100 gram penyajian cokelat yang mengandung 45 – 59% kokoa, kafeinnya diperkirakan berkisar pada angka 43 miligram. Sedangkan kafein dalam cokelat dengan kepadatan kokoa 60 – 69% mencapai 86 miligram.

    Kesimpulan

    Dilihat dari perbandingan di atas, kopi menempati urutan pertama yang mengandung kafein paling banyak. Bahkan, kandungannya bisa 40 kali lebih besar dibandingkan dengan minuman cokelat.

    Anda mungkin bisa mendapatkan manfaat dari kandungan kafein dalam kopi. Namun, Anda juga perlu hati-hati. Terlalu banyak asupan kafein juga berdampak buruk bagi kesehatan Anda.

    Anda bisa mengalami peningkatan denyut jantung, sakit kepala, kesulitan tidur, sampai dehidrasi jika terlalu banyak mengonsumsi minuman berkafein.

    Bila Anda sudah terbiasa minum kafein guna mengisi energi, cobalah untuk menguranginya secara perlahan. Misalnya dengan minum kopi setengah decaf dan teh herbal.

    Atau, Anda bisa mencoba menjalani kebiasaan yang lebih sehat, seperti istirahat yang cukup serta tidur di jam yang teratur.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Arinda Veratamala · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan