Kurang menjaga kebersihan tubuh merupakan penyebab dari bau badan yang paling umum. Namun, sebuah studi menunjukkan bahwa usia juga dapat mengubah bau badan seseorang. Kok, bisa bau badan berubah seiring bertambahnya usia? Yuk, simak penjelasannya pada ulasan berikut!
Apa penyebab bau badan?
Umumnya, bau badan disebabkan oleh keringat yang berlebihan pada tubuh Anda.
Keringat ini diproduksi oleh kelenjar keringat yang berada di permukaan kulit. Kelenjar keringat itu sendiri berfungsi untuk mengatur suhu tubuh.
Saat suhu tubuh Anda naik karena aktivitas fisik atau berada di lingkungan yang panas, kulit memproduksi keringat untuk mendinginkan tubuh Anda.
Adapun kelenjar keringat ini terdiri dari dua jenis, yaitu kelenjar ekrin dan apokrin.
Kelenjar ekrin berada di hampir seluruh area tubuh. Kelenjar ini memproduksi keringat yang terdiri dari air dan garam serta tidak berbau.
Sementara itu, kelenjar apokrin hanya berada di bagian kulit yang umumnya ditumbuhi rambut, seperti ketiak dan organ vital atau selangkangan.
Kelenjar ini memproduksi keringat yang terdiri dari lemak.
Dari kedua kelenjar tersebut, keringat dari kelenjar apokrin sering menjadi penyebab dari bau badan.
Sebab, keringat dari apokrin dapat bereaksi dengan bakteri pada kulit, sehingga menghasilkan bau.
Sementara keringat dari ekrin justru cenderung membersihkan bakteri dan keringat dari apokrin. Itulah sebabnya, ketiak dan selangkangan Anda sering mengeluarkan bau tidak sedap.
Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk selalu menjaga kebersihan diri agar bakteri di kulit tidak menempel dan bau badan pun menghilang.
Benarkah bau badan berubah saat tua?
Selain kurangnya kebersihan tubuh, bau badan bisa dipengaruhi oleh pilihan makanan, aktivitas tubuh, serta kondisi medis dan penggunaan obat-obatan tertentu.
Namun, pernahkah Anda memerhatikan seperti apa bau tubuh bayi dengan orang dewasa.
Bau tubuh bayi dan anak-anak tidak seburuk bau tubuh orang dewasa, bukan? Lantas, apakah ini berarti bau badan tiba-tiba berubah seiring dengan menuanya usia Anda?
Sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Plos One menguji beberapa pria dan wanita yang dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu usia 20 hingga 30 tahun, 45 hingga 55 tahun, dan 75 hingga 95 tahun.
Mereka diminta untuk tidur mengenakan baju khusus yang dilengkapi bantalan ketiak selama 5 hari berturut-turut dengan menghindari makanan yang dapat menyebabkan bau badan.
Hasilnya menunjukkan bahwa orang yang lebih tua (lansia) memang memiliki aroma yang sangat berbeda.
Bau badan orang dewasa muda cenderung berbeda-beda pada setiap orang dan lebih buruk dibandingkan orang yang lebih tua, terutama pada pria.
Sementara bau badan lansia cenderung sama pada setiap orang dan memiliki bau yang lebih ringan dan netral.
Bau badan lansia pria dan wanita pun umumnya sama.