backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Infeksi Cacing Tambang

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Yuliati Iswandiari · Tanggal diperbarui 23/08/2022

Infeksi Cacing Tambang

Pengertian infeksi cacing tambang

Infeksi cacing tambang adalah penyakit yang terjadi ketika tubuh dimasuki oleh parasit berupa cacing tambang, yang kemudian berkembang dalam tubuh. Cacing-cacing tersebut menggunakan tubuh manusia sebagai lingkungan yang ideal untuk berkembang menjadi cacing dewasa.

Manusia bisa tertular cacing tambang ini ketika sedang berjalan tanpa alas kaki di area yang terkontaminasi tinja binatang, seperti di taman atau pantai. Selain itu, parasit yang menempel pada kulit juga bisa berasal dari benda yang lembap, seperti handuk.

Jenis infeksi cacing tambang yang paling sering ditemukan adalah ascariasis dan cutaneous larva migrans (CLM).

  • Ascariasis
Jika cacing tambang menginfeksi tubuh dan berkembang biak di dalam usus, kondisi ini disebut dengan ascariasis. Ascariasis dapat menyebabkan gangguan pencernaan serta penyakit usus.
  • Cutaneous larva migrans (CLM) Cutaneous larva migrans (CLM) atau creeping eruption adalah infeksi parasit cacing tambang yang menyerang kulit. Jenis cacing yang biasanya menyebabkan kondisi ini adalah cacing tambang yang umumnya ditemukan pada binatang, seperti kucing, anjing, domba, dan kuda.

Seberapa umumkah penyakit ini?

Infeksi cacing tambang adalah penyakit yang umum ditemukan di negara-negara beriklim tropis dan subtropis, seperti Asia Tenggara, Afrika, Amerika, dan Kepulauan Karibia.

Infeksi cacing tambang dapat menyerang siapa pun. Namun, sebagian besar yang mengalami infeksi ini adalah anak-anak. Hal ini lantaran anak-anak lebih sering bermain di ruang terbuka tanpa alas kaki.

Selain itu, infeksi cacing tambang juga berisiko tinggi untuk dialami orang-orang yang kerap menghabiskan waktu berjemur di pantai tanpa menggunakan alas atau para pekerja yang berada di sekitar area pembangunan atau peternakan yang terkontaminasi.

Jenis cacing tambang

Infeksi cacing tambang disebabkan oleh cacing tambang yang masuk dan berkembang biak di dalam tubuh. Terdapat dua jenis cacing tambang yang paling sering menyebabkan penyakit pada manusia, khususnya ascariasis, yaitu:

  • Necator americanus
  • Ancylostoma duodenale
  • Kedua cacing di atas hanya ditemukan pada tubuh manusia.

    Terdapat pula beberapa jenis parasit cacing tambang penyebab infeksi pada kulit yang ditemukan pada hewan, yaitu:

    • Ancylostoma braziliense dan caninum. Parasit ini kerap menjadi penyebab utama infeksi cacing tambang dan biasanya ditemukan pada anjing dan kucing.
    • Uncinaria stenocephala. Parasit ini umumnya ditemukan pada anjing.
    • Bunostomum phlebotomum. Parasit ini umumnya ditemukan pada binatang ternak.

    Adapun beberapa jenis lainnya yang jarang ditemukan, tapi dapat memicu terjadinya infeksi cacing tambang adalah:

    • Ancylostoma ceylanicum, kadang ditemukan pada anjing.
    • Ancylostoma tubaeforme, kadang ditemukan pada kucing.
    • Strongyloides papillosus, kadang ditemukan pada kambing, domba, atau binatang ternak lainnya.
    • Strongyloides westeri, kadang ditemukan pada kuda

    Gejala infeksi cacing tambang

    Tidak semua penderita infeksi cacing tambang mengalami gejala, khususnya jika kondisi yang dialami tergolong ringan. 

    Jika infeksi yang dialami cukup parah, penderita dapat merasakan sensasi gatal, geli atau seperti ditusuk dalam waktu 30 menit pertama setelah terkontaminasi.

    Akan tetapi, Anda bisa melihat gejala-gejala berikut ini pada kulit yang terinfeksi cacing tambang.

    • Permukaan kulit memerah atau berubah warna.
    • Muncul benjolan berisi padat pada kulit (papula).
    • Permukaan kulit kasar dan bersisik seperti ular, sebesar 2-3 mm. Biasanya ini baru akan muncul setelah beberapa jam dan bisa jadi bertambah parah di hari berikutnya.

    Gejala ascariasis

    Apabila cacing masuk melalui saluran pencernaan, seperti pada ascariasis, cacing akan berkembang hingga menjadi cacing dewasa di usus. Pada kasus ascariasis ringan dan sedang, cacing yang bersarang di usus akan menimbulkan gejala-gejala cacingan seperti:

    • Sakit perut yang tidak biasa
    • Mual dan muntah
    • Diare atau buang air besar disertai darah

    Jika jumlah cacing di dalam usus terlalu banyak, gejala-gejala yang akan muncul meliputi:

    • Sakit perut parah
    • Kelelahan
    • Muntah
    • Malnutrisi (kekurangan gizi)
    • Berat badan menurun
    • Cacing ditemukan di muntah dan feses

    Jika Anda merasakan sakit perut terus-menerus, diare berkepanjangan, serta rasa mual yang tak kunjung hilang, segera periksakan diri ke dokter.

    Penyebab infeksi cacing tambang

    Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, penyebab infeksi cacing tambang adalah masuknya parasit cacing tambang ke dalam tubuh.

    Cacing bisa masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan kulit, sehingga dapat menyebabkan 2 jenis penyakit yang berbeda pula.

    Penyebab ascariasis

    Pada ascariasis, Anda bisa terinfeksi cacing jika berkontak langsung dengan tanah yang terkontaminasi telur cacing. Tanah tersebut biasanya sudah tercampur dengan feses hewan atau manusia yang sebelumnya juga terinfeksi cacing.

    Anda juga bisa tertular jika mengonsumsi daging yang terinfeksi telur cacing dan tidak memasak dagingnya samoai benar-benar matang. Selain itu, meminum air yang terkontaminasi telur cacing juga bisa menyebabkan tubuh terkena ascariasis.

    Anak-anak yang sering main di tanah dan memasukkan jarinya yang kotor ke dalam mulut juga berisiko terkena infeksi cacing tambang.

    Secara garis besar, berikut adalah fase perkembangan cacing setelah masuk dan menginfeksi tubuh manusia:

    • Telur cacing yang menetas akan menghasilkan larva.
    • Larva kemudian berpindah ke jantung atau paru-paru melalui pembuluh darah.
    • Larva akan berkembang di dalam paru-paru atau jantung selama 10-14 hari dan akan masuk ke saluran pernapasan, kemudian naik ke tenggorokan.
    • Ketika terbatuk, larva akan tertelan dan kembali ke usus.
    • Di dalam usus, larva ini akan bertumbuh menjadi cacing dewasa. Seekor cacing dewasa bisa menghasilkan sekitar 200.000 telur sehari, yang kemudian bisa terbuang melalui feses Anda dan mengontaminasi tanah.

    Penyebab cutaneous larva migran (CLM)

    Perbedaan CLM dan ascariasis adalah proses masuknya cacing ke dalam tubuh. Pada CLM, infeksi cacing akan masuk lewat kulit manusia melalui permukaan yang hangat, lembap, dan berpasir. Hal ini karena telur cacing dapat menetas pada lingkungan tersebut dan menembus kulit yang terpapar.

    Saat kulit manusia terpapar tanah, larva cacing tambang akan menembus permukaan kulit melalui folikel rambut, kulit yang retak, atau bahkan kulit yang sehat sekalipun.

    Tidak seperti siklus pada ascariasis, larva cacing tambang pada CLM tidak dapat menembus dermis kulit dan bergerak menuju usus. Itu sebabnya, infeksi cacing tambang hanya terjadi di bagian lapisan luar kulit.

    Faktor risiko infeksi cacing tambang

    Semua orang bisa terkena cacingan akibat cacing tambang. Namun, ada berbagai faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terinfeksi cacing tambang. Beberapa di antaranya adalah:

    • Anak-anak di bawah 10 tahun, terutama yang sering main di pasir dan tanah
    • Tinggal atau berada di tempat beriklim hangat
    • Tinggal atau berada di tempat dengan sanitasi yang buruk
    • Makan daging yang tidak dimasak hingga matang sempurna
    • Makan sayur atau buah-buahan yang tidak dicuci dan dikupas dengan baik

    Diagnosis & pengobatan

    Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

    Bagaimana kondisi ini didiagnosis?

    Dalam proses mendiagnosis, dokter akan menanyakan gejala-gejala yang Anda alami, serta meminta Anda menjalani tes tambahan.

    Tujuannya adalah untuk memastikan apakah ada cacing tambang hidup di dalam tubuh Anda, serta menentukan jenis pengobatan yang sesuai.

    Dilansir dari Mayo Clinic, berikut adalah beberapa tes yang diperlukan untuk mendeteksi keberadaan cacing dalam tubuh:

    • Tes feses Pada tes ini dokter akan memeriksa feses atau tinja Anda untuk mencari adanya telur dan larva cacing tambang. Namun, biasanya telur cacing tidak tampak pada feses setidaknya 40 hari setelah Anda terinfeksi. Jika Anda hanya terinfeksi cacing jantan, telur juga tidak akan ditemukan.
    • Tes darah
    Tes darah dapat mengukur kadar sel darah putih Anda. Jika Anda terinfeksi suatu jenis parasit, kadar sel darah putih dalam tubuh biasanya akan meningkat.
    • Tes pengambilan gambar Tes ini dilakukan untuk melihat secara langsung adanya cacing di organ dalam tubuh Anda, seperti perut, usus, pankreas, atau hati. Beberapa jenis tes yang dapat dilakukan meliputi rontgen, USG, serta CT scan.

    Bagaimana cara mengobati infeksi cacing tambang?

    Umumnya, infeksi cacing tambang perlu diobati hanya jika penyakit ini menyebabkan gejala-gejala. Pada kebanyakan kasus, penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya.

    Obat anthelmintik (obat cacing) adalah obat yang sering diresepkan untuk mengatasi infeksi cacing tambang. Beberapa di antaranya adalah:

    Untuk meredakan gatal pada infeksi cacing di kulit, dokter juga bisa meresepkan obat-obatan tambahan, seperti antihistamin dan kortikosteroid topikal.

    Pencegahan penyakit infeksi cacing tambang

    Meskipun kebanyakan kasus infeksi terjadi secara tidak sengaja, terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menekan risikonya.

    • Selalu menggunakan alas kaki saat berjalan di luar ruangan.
    • Selalu cuci tangan dan kaki setelah melakukan aktivitas dari luar.
    • Hindari membawa binatang peliharaan, seperti anjing dan kucing, ke pantai atau taman untuk mencegah terjadinya kontaminasi fasilitas umum.
    • Memberikan obat cacing pada binatang peliharaan secara teratur.

    Ingatlah untuk selalu berkonsultasi dengan dokter demi mendapatkan solusi terbaik masalah Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Yuliati Iswandiari · Tanggal diperbarui 23/08/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan