backup og meta

Berhubungan dengan Mayat, Apakah Perilaku Menyimpang?

Berhubungan dengan Mayat, Apakah Perilaku Menyimpang?

Aktivitas seksual umumnya dilakukan dengan manusia. Namun, ada beberapa orang yang punya keinginan berhubungan intim dengan mayat. Kondisi ini disebut dengan necrophilia atau nekrofilia.

Apa itu necrophilia?

Necrophilia adalah bentuk penyimpangan seksual yang memiliki hasrat berhubungan intim dengan mayat. 

Hasrat bersetubuh dengan mayat ini terjadi secara berulang dan terus-menerus. Kondisi ini bahkan mengganggu kehidupan sosial, pekerjaan, dan aktivitas harian secara menyeluruh.

Gairah bisa muncul dari fantasi seksual dengan orang yang sudah meninggal atau kontak dengan mayat. 

Beberapa orang dengan nekrofilia bahkan bisa merasakan kenikmatan seksual dari hal yang sederhana seperti saat mereka berada di dekat mayat. 

Selain keinginan untuk berhubungan intim secara vaginal, anal, atau oral, bentuk keinginan lainnya bisa berupa masturbasi di hadapan mayat.

Penyebab necrophilia

penyebab berhubungan dengan mayat ingin mendominasi

Para ahli sebenarnya masih terus mempelajari penyebab pasti penyimpangan seksual ini.

Namun, berikut ini adalah beberapa faktor yang memicu seseorang menjadi nekrofilia.

1. Keinginan untuk mengontrol

Para ahli mengatakan keinginan berhubungan dengan mayat muncul dari motif mendapatkan pasangan seks yang tidak mampu melawan.

Ini memungkinkan seseorang mengekspresikan diri secara seksual tanpa takut mengalami penolakan dan ketidaksukaan dari pasangan.

2. Keinginan menjalin hubungan masa lalu

Beberapa pengidap nekrofilia hanya memiliki keinginan berhubungan intim dengan mayat pasangan atau mantan pasangannya. 

Munculnya hasrat ini juga bisa menunjukkan keinginan untuk kembali menjalin hubungan dengan pasangannya yang sudah meninggal. 

3. Trauma direndahkan pasangan

Beberapa orang dengan nekrofilia memiliki pengalaman direndahkan oleh pasangan seksualnya. Hal ini membuatnya trauma.

Dengan berhubungan dengan mayat, ia ingin merasakan bahwa ia memiliki kuasa atas hal yang membuatnya dipandang rendah. 

Tak jarang, pengidap nekrofilia bisa membunuh orang terlebih dahulu untuk melakukan hubungan seks dengan mayat korban. 

Jenis-jenis nekrofilia

Mengutip buku berjudul Encyclopedia of Forensic and Legal Medicine (Second Edition) (2016) jenis nekrofilia terbagi ke dalam 10 kelas. Apa saja?

  • Kelas I: pasangan yang bermain peran berpura-pura mati saat berhubungan seksual.
  • Kelas II: adanya hubungan romantis antara manusia dan mayat. Mayat diawetkan dan tidur dengan manusia.
  • Kelas III: orang membayangkan mayat di dalam fantasi seksualnya, mengunjungi makam, dan masturbasi di depan mayat.
  • Kelas IV: orang menyentuh bagian seksual mayat agar merasa terangsang.
  • Kelas V: nekrofil dengan fetish, mengawetkan bagian tubuh mayat yang mati, seperti payudara, untuk mendapatkan rangsangan.
  • Kelas VI: memutilasi mayat dan masturbasi di atasnya.
  • Kelas VII: berhubungan badan dengan mayat saat ada kesempatan, misalnya petugas kamar jenazah saat menjaga ruangan.
  • Kelas VIII: menggali kuburan dan berhubungan dengan mayat.
  • Kelas IX: membunuh seseorang agar bisa bersetubuh dengan mayat.
  • Kelas X: tidak melakukan hubungan seksual dengan manusia, hanya melakukannya dengan benda mati, termasuk mayat.

Diagnosis nekrofilia

Mengutip buku Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi kelima, psikolog atau psikiater mendiagnosis dengan melihat adanya gairah seksual berulang dan intens pada mayat setidaknya selama 6 bulan.

Psikolog atau psikiater juga mempertimbangkan apakah penyimpangan bisa menyebabkan penderitaan atau gangguan saat bersosialisasi, bekerja, atau beraktivitas sehari-hari.

Risiko kontak seksual dengan mayat

Pengobatan necrophilia

Metode pengobatan benar-benar menyesuaikan kondisi pengidapnya, kelas nekrofilia, dan tujuan akhir pengobatan.

Secara umum, psikiater dan psikolog akan memberikan gabungan terapi psikologis dan obat-obatan tertentu.

1. Antidepresan

Pada kasus ringan, obat antidepresan jenis selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI) bisa diberikan.

Beberapa jenis antidepresan SSRI, di antaranya escitalopram, fluoxetine, paroxetine, dan sertraline.

Pengobatan ini bisa menghambat gairah seksual dan mengurangi kepuasan seksual atau orgasme.

Selain itu, obat SSRI membantu mengurangi obsesi dan dorongan kuat untuk bersetubuh dengan mayat dan mengatasi gejala depresi.

2. Obat antiandrogen

Obat antiandrogen merupakan obat pertama yang diberikan untuk orang dengan nekrofilia berat, terutama pria. 

Obat ini dianjurkan untuk pengidap necrophilia yang dapat membahayakan orang lain atau melakukan tindakan yang mengarah pada kekerasan seksual.

Obat antiandrogen bekerja dengan cara mengurangi hormon testosteron sehingga menurunkan dorongan seksual.

3. Terapi kognitif perilaku

Terapi dengan nama lain cognitive behavioral therapy (CBT) merupakan terapi utama untuk mengobati nekrofilia atau penyimpangan seksual lainnya.

Terapi CBT pada nekrofilia bertujuan untuk mengurangi gairah seksual yang dianggap tidak pantas, termasuk pada mayat, dan meningkatkan gairah bercinta yang tepat terhadap pasangan dewasa.

Dalam CBT, psikolog juga melatih keterampilan sosial sehingga pasien dapat mengurangi masalah keintiman, mengambil keputusan yang lebih tepat, dan meningkatkan empati.

Berhubungan dengan mayat alias nekrofilia tergolong ke dalam penyimpangan seksual.

Para ahli hingga saat ini masih meneliti penyebab pasti nekrofilia. Konsumsi obat-obatan dan psikoterapi bisa membantu mengendalikan keinginan seksual pengidapnya.

Anda perlu berhati-hati dengan ancaman kekerasan yang bisa dilakukan pengidap nekrofilia berat.

[embed-health-tool-ovulation]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Aggrawal, A. (2016). Necrophilia. Encyclopedia of Forensic and Legal Medicine (Second Edition), 583-587. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-800034-2.00300-1

Garcia FD, Delavenne HG, Assumpção Ade F, Thibaut F. Pharmacologic treatment of sex offenders with paraphilic disorder. Curr Psychiatry Rep. 2013 May;15(5):356. https://doi.org/10.1007/s11920-013-0356-5. PMID: 23572328.

Jordan K, Fromberger P, Stolpmann G, Müller JL. The role of testosterone in sexuality and paraphilia–a neurobiological approach. Part II: testosterone and paraphilia. J Sex Med. 2011 Nov;8(11):3008-29. https://doi.org/10.1111/j.1743-6109.2011.02393.x. Epub 2011 Jul 28. PMID: 21797985.

Kaplan MS, Krueger RB. Cognitive-behavioral treatment of the paraphilias. Isr J Psychiatry Relat Sci. 2012;49(4):291-6. PMID: 23585466. https://doctorsonly.co.il/wp-content/uploads/2013/03/08_-Cognitive-behavioral-treatment.pdf

Morgan, O. (2004). Infectious disease risks from dead bodies following natural disasters. Revista panamericana de salud pública, 15, 307-312. https://scielosp.org/pdf/rpsp/2004.v15n5/307-312/en

American Psychiatric Association. (2013). Paraphilic Disorders. In Diagnostic and statistical manual of mental disorders (5th ed., text rev.). https://doi.org/10.1176/appi.books.9780890425787.x19_Paraphilic_Disorders

Versi Terbaru

10/01/2023

Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Ilham Fariq Maulana


Artikel Terkait

BDSM, Praktik Seksual yang Melibatkan Permainan Peran dan Kekerasan

Disfungsi Seksual


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 10/01/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan