Selain tekanan darah tinggi atau hipertensi, ada pula kondisi medis yang disebut tekanan darah rendah atau hipotensi. Salah satu jenisnya adalah hipotensi ortostatik.
Kondisi ini mungkin terdengar asing di telinga Anda. Namun, hipotensi ortostatik umum terjadi dan mungkin Anda pun pernah tanpa sadar mengalaminya.
Apa itu hipotensi ortostatik?
Hipotensi ortostatik adalah kondisi tekanan darah rendah yang terjadi ketika seseorang bangun dari duduk atau berbaring.
Secara bahasa, “orthostasis” berarti berdiri. Dengan demikian, hipotensi ortostatik juga diartikan sebagai tekanan darah rendah atau hipotensi yang terjadi saat seseorang berdiri.
Kondisi ini juga disebut hipotensi postural karena berkaitan dengan perubahan pada posisi tubuh.
Ketika Anda bangun dari posisi duduk atau berbaring, gravitasi akan memindahkan darah dari tubuh bagian atas ke anggota tubuh bagian bawah.
Akibatnya, volume darah yang dipompa oleh jantung dari tubuh bagian atas mengalami penurunan sementara. Sebagai efeknya, tekanan darah Anda pun menurun.
Tubuh manusia sebenarnya bisa cepat menyesuaikan diri dengan perubahan posisi untuk mempertahankan tekanan darah normal. Namun, terkadang tubuh juga bisa lambat beradaptasi.
Jika tubuh Anda tidak cepat beradaptasi dengan perubahan posisi, Anda dapat mengalami penurunan tekanan darah selama beberapa menit.
Efeknya antara lain pusing dan kepala berkunang-kunang setelah berubah posisi yang merupakan gejala khas dari hipotensi ortostatik.
Kapan bisa didiagnosis memiliki hipotensi ortostatik?
Tanda dan gejala hipotensi ortostatik
Gejala hipotensi ortostatik yang paling umum adalah kepala terasa pusing saat berdiri mendadak serta bangun dari posisi duduk atau berbaring.
Di samping itu, ada pula tanda dan gejala lain seperti:
- ingin pingsan atau perasaan seperti kepala berputar-putar (kliyengan),
- sakit kepala dan penglihatan kabur,
- tekanan pada bahu atau leher bagian belakang,
- perut mual, dan
- tubuh terasa lemah dan lelah.
Segera periksakan diri ke dokter bila gejala sering muncul, apalagi bila kondisi ini membuat Anda terjatuh karena rasa pusingnya cukup parah atau bahkan jadi sering pingsan.
Tidak hanya hipotensi ortostatik, gejala kepala pusing kliyengan seperti atas dapat disebabkan oleh kondisi lain, seperti kadar gula darah rendah atau dehidrasi ringan.
Konsultasikanlah dengan dokter untuk menentukan penyebab dan cara menangani yang tepat.
Penyebab hipotensi ortostatik
Meski terbilang umum, penurunan tekanan darah yang sering terjadi dapat menandakan masalah kesehatan. Berikut ini adalah berbagai penyebab dari hipotensi ortostatik.
1. Dehidrasi
Demam, muntah, kurang minum, diare berat, dan olahraga berat dengan pengeluaran keringat yang berlebih dapat menyebabkan dehidrasi yang menurunkan volume darah.
Kekurangan cairan atau dehidrasi ringan bisa memicu gejala hipotensi postural, seperti kepala kliyengan, perut mual, dan kelelahan.
2. Penyakit jantung
Beberapa penyakit kardiovaskular dapat menghambat respons jantung untuk memompa lebih banyak darah saat Anda berdiri. Akibatnya, tekanan darah Anda menjadi rendah.
Detak jantung lambat (bradikardia), masalah pada katup jantung, serangan jantung, atau gagal jantung adalah beberapa penyakit kardiovaskular yang berkaitan dengan hipotensi ortostatik.
3. Gangguan endokrin
Gangguan endokrin seperti penyakit Addison dan gula darah yang rendah dapat menyebabkan penurunan tekanan darah.
Begitu pula dengan diabetes yang dapat merusak saraf yang mengirimkan sinyal yang mengatur tekanan darah di dalam tubuh.
4. Gangguan sistem saraf
Hipotensi ortostatik dapat disebabkan oleh komplikasi diabetes melitus pada sistem saraf yang disebut neuropati diabetik.
Kondisi ini juga dapat terjadi pada pengidap penyakit Parkinson yang memiliki lesi atau jaringan tidak normal pada sistem saraf pusatnya.
Cara mengatasi hipotensi ortostatik
Tujuan dari pengobatan hipotensi ortostatik yakni untuk mengatasi tekanan darah rendah saat berdiri tanpa meningkatkan tekanan darah saat berbaring.
Selain itu, ada pula beberapa penanganan untuk mengurangi gejala intoleransi ortostatik serta meningkatkan kemampuan pengidapnya dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Berikut ini adalah beberapa perubahan gaya hidup yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi hipotensi ortostatik.
1. Gunakan kompresi pada perut
Penelitian dalam jurnal Archives of Physical Medicine and Rehabilitation (2014) menyebutkan bahwa memberi kompresi pada perut membantu mencegah hipotensi ortostatik.
Tekanan lembut pada perut selama duduk atau berbaring akan mencegah penurunan tekanan darah yang drastis saat Anda berdiri. Hal ini mampu menurunkan tingkat keparahan gejala.
2. Cukupi asupan cairan tubuh
Pastikan Anda mencukupi kebutuhan cairan tubuh saat beraktivitas. Selalu bawa botol air minum ke mana pun Anda pergi agar tekanan darah tidak merosot tajam.
Hindari juga aktivitas yang dapat memicu dehidrasi dan penurunan tekanan darah, contohnya berendam air panas. Cukup berendam dengan air hangat bila memang dibutuhkan.
3. Bangkit dari tidur secara pelan-pelan
Berbaringlah dengan posisi kepala sedikit dinaikkan sebanyak 15–20 derajat. Gunakan bantal tambahan untuk membuat posisi kepala lebih tinggi dari tubuh Anda.
Jika hendak bangun dari tempat tidur, lakukanlah secara bertahap. Duduk terlebih dahulu pada sisi tempat tidur selama lima menit sebelum beranjak berdiri.
4. Latihan otot tungkai bawah
Latihan otot tungkai bawah dapat meningkatkan aliran darah kembali ke jantung serta membantu mempertahankan tekanan darah selama Anda beraktivitas.
Untuk melakukannya, Anda bisa berlatih squat jump atau skipping. Olahraga ringan, termasuk berenang dan bersepeda, juga dapat membantu melatih otot tungkai bawah Anda.
5. Penuhi asupan natrium secukupnya
Kandungan natrium pada garam juga membantu mengatasi gejala hipotensi ortostatik. Adapun, asupan garam yang dianjurkan yakni kurang dari 2.000 miligram (mg) per hari.
Namun, Anda harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Asupan natrium yang berlebihan bisa membuat tekanan darah melonjak dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
6. Minum obat yang diresepkan dokter
Jika berbagai langkah di atas tidak juga efektif mengatasi pusing saat bangun dari duduk akibat tekanan darah rendah, dokter akan meresepkan beberapa obat.
Tindakan ini menjadi cara terakhir karena pengobatan tekanan darah dengan obat-obatan jarang dilakukan.
Beberapa obat yang diresepkan untuk mengatasi hipotensi ortostatik yakni:
- droxidopa,
- agen perangsang eritropoiesis,
- fludrocortisone,
- midodrine hydrochloride, dan
- pyridostigmine.
Penggunaan obat harus dengan pengawasan dokter. Jangan sekali-kali meminum obat tekanan darah rendah tanpa izin dokter karena hal ini dikhawatirkan menimbulkan efek samping.
Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang hipotensi ortostatik, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan informasi terbaik.
Kesimpulan
- Hipotensi ortostatik atau hipotensi postural adalah penurunan tekanan darah saat berdiri dari duduk atau berbaring.
- Gejalanya antara lain pusing, ingin pingsan, sakit kepala, penglihatan kabur, mual, dan tubuh terasa lemah.
- Tekanan lembut pada perut, asupan air putih yang cukup, bangun tidur secara perlahan, latihan otot tungkai bawah, dan asupan natrium bisa membantu meredakan gejalanya.
- Jika perubahan gaya hidup kurang efektif, dokter bisa meresepkan obat-obatan tertentu untuk meningkatkan volume dan tekanan darah.
[embed-health-tool-heart-rate]