backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Memahami Apa Itu Mimpi, Alasan Terjadi dan Arti dari Mimpi

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 18/05/2021

    Memahami Apa Itu Mimpi, Alasan Terjadi dan Arti dari Mimpi

    Semua orang pasti pernah bermimpi, mulai dari yang membahagiakan atau menakutkan yang bisa membuat Anda terbangun dari tidur. Hingga kini, penelitian masih terus menggali lebih dalam mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan mimpi. Sebenarnya, apa itu mimpi dan kenapa bisa terjadi? Penasaran? Yuk, cari tahu lebih lanjut pada ulasan berikut ini!

    Apa itu mimpi?

    memimpikan seseorang

    Mimpi adalah gambaran, pikiran, dan emosi yang dialami seseorang selama tidur. Biasanya terjadi pada tahap tidur REM (rapid eye movement), yakni tahapan tidur yang membuat napas jadi lebih cepat atau tidak teratur, dan mata bergerak ke segala arah dengan cepat.

    Jenis tidur ini pertama-tama terjadi sekitar satu setengah jam setelah Anda tertidur dan kemudian setiap 90 menit atau lebih sepanjang malam.

    Mimpi yang Anda rasakan bisa saja sangat emosional, samar, singkat, membingungkan, menyenangkan, atau bahkan menakutkan.

    Selain itu, ada juga yang memiliki jalan cerita atau malah tidak masuk akal sama sekali. Ini terjadi karena yang mengatur adalah pusat emosional otak, bukan wilayah otak yang berhubungan dengan sesuatu yang logis.

    Menurut model aktivasi-sintesis mimpi yang merupakan teori dari J. Allan Hobson dan Robert McCarley, sirkuit otak aktif selama tidur REM, sehingga memicu amigdala dan hipokampus untuk membuat serangkaian impuls listrik. Kombinasi ini akan menghasilkan pikiran, gambar, dan ingatan acak yang muncul saat seseorang tertidur.

    Lantas, apa tujuan mimpi itu?

    tidur dan mimpi

    Setelah memahami penjelasan sebelumnya, mungkin terbesit dalam pikiran Anda, “kenapa saya bermimpi, ya?’ Penjelasannya tertuang dalam beberapa teori berikut ini.

    Dalam “The Interpretation of Dreams,’ Freud menulis bahwa mimpi adalah “pemenuhan terselubung dari keinginan yang tertekan.’ Beliau juga menggambarkan dua komponen berbeda, yakni konten nyata (gambar aktual) dan konten laten (makna tersembunyi).

    Teori Freud ini berkontribusi pada kebangkitan dan popularitas interpretasi sebenarnya. Meskipun penelitian gagal menunjukkan bahwa konten nyata menyamarkan signifikansi psikologis dari sebuah mimpi, beberapa ahli percaya bahwa hal ini memainkan peran penting dalam memproses emosi dan pengalaman yang membuat stres.

    Meski tampaknya tidak penting, menurut The Greater Good Science Center  dari University of California, mimpi ternyata memiliki beberapa tujuan, di antaranya:

    Terapi diri

    Mimpi tampaknya menghilangkan rasa sakit dari episode emosional yang sulit, bahkan traumatis, yang terjadi sepanjang hari. Kemudian, menawarkan ketenangan emosional saat Anda bangun keesokan paginya.

    Tidur REM adalah satu-satunya saat ketika otak sama sekali tidak memiliki molekul noradrenalin yang memicu kecemasan. Pada saat yang sama, struktur kunci emosional dan terkait memori pada otak aktif kembali selama tidur REM saat kita bermimpi.

    Ini berarti bahwa pengaktifan kembali memori emosional terjadi pada otak yang bebas dari bahan kimia stres utama, yang memungkinkan kita memproses kembali ingatan yang mengganggu dalam lingkungan yang lebih aman dan lebih tenang.

    Sarana untuk menemukan solusi

    Telah terbukti bahwa tahapan tidur REM menggabungkan beberapa ingatan bersamaan dengan cara yang abstrak dan sangat baru.

    Jadi, selama Anda bermimpi, otak akan mengambil berbagai pengetahuan yang ada , mengatur, dan menyusunnya menjadi sebuah informasi. Proses ini bisa menciptakan pola pikir yang dapat membantu Anda menemukan solusi dari masalah yang sebelumnya tidak terpecahkan.

    Kemudian, situs Sleep Foundation juga menyebutkan tujuan lainnya, seperti memperkuat ingatan, membantu mengelola emosi dan membersihkan otak dari informasi yang tidak perlu.

    Namun, sebagian peneliti juga beranggapan bahwa mimpi bisa jadi produk sampingan dari tidur yang tidak memiliki tujuan.

    Mengapa ada mimpi indah dan buruk?

    penyebab mimpi buruk

    Hingga kini, apa itu mimpi masih menyimpan banyak misteri. Belum ada penelitian pasti yang menemukan alasan kenapa hal ini bisa terjadi, baik yang menyenangkan atau menakutkan. Namun, kemungkinan besar ini berkaitan erat dengan suasana hati dan berbagai hal yang Anda alami atau pikirkan sebelum tidur.

    Ahli dari Washington State University menjelaskan bahwa mimpi buruk kemungkinan terjadi ketika Anda mengalami suatu hal yang menakutkan atau membuat Anda cemas. Contohnya, menonton film horor sebelum tidur atau melihat peristiwa yang menakutkan di siang harinya.

    Sebagaimana penjelasan sebelumnya, mimpi terbentuk dari berbagai potongan informasi dan emosi yang Anda rasakan. Nah, bisa jadi otak Anda mengambil potongan kejadian yang menakutkan pada siang hari tersebut, hingga timbul saat Anda tertidur pada malam hari.

    Kabar baiknya adalah hampir semua orang tidak bisa mengingat mimpinya secara mendetail. Ini karena otak Anda terkadang tidak menyimpan hal-hal yang sifatnya tidak penting. Apalagi seperti mimpi yang kadang tidak jelas, tidak beralur, dan tumpang tindih.

    Untungnya lagi, mimpi buruk bisa Anda minimalisir dengan cara menghindari minum alkohol atau kopi sebelum tidur, melakukan pengobatan dari penyakit mental yang diidap, dan memperbaiki kualitas tidur.

    Mengalami mimpi buruk memang hal yang normal. Akan tetapi, terus mengalami mimpi buruk bisa menjadi tanda dari masalah kesehatan, seperti nightmare disorder (gangguan mimpi buruk).

    Apa itu gangguan mimpi buruk? Ini adalah kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami merasa terganggu, berkaitan dengan perasaan negatif, seperti kecemasan atau ketakutan yang bisa membangunkan tidur. Kondisi ini cukup langka, dan kemungkinan menyerang orang dewasa.

    Dampak dari nightmare disorder kesusahan adalah susah tidur karena takut, sering terbangun di malam hari, dan kesulitan beraktivitas dengan baik di siang hari karena mengantuk.

    Orang-orang yang berisiko mengalami kondisi ini adalah pengidap PTSD, memiliki gangguan kecemasan atau mengalami stres, dan menggunakan obat antidepresan atau obat darah tinggi. Jika Anda terus-menerus mengalami mimpi buruk, lakukan pemeriksaan lebih lanjut pada dokter.

    Apakah mimpi memiliki arti?

    manusia bersosialisasi

    Sebagian besar orang mempercayai bahwa mimpi memiki pesan atau arti bagi orang yang memimpikannya. Itulah sebabnya, banyak orang yang ingin mengetahui apa artinya.

    Bagaimana menafsirkan maknanya, memang menarik perhatian dan menjadi perdebatan. Beberapa psikolog berpendapat bahwa hal ini memberikan wawasan tentang jiwa atau kehidupan sehari-hari seseorang, dan punya kaitan erat dengan pengalaman nyata yang pernah dialami.

    Sementara yang lain menganggap bahwa mimpi itu tidak konsisten, tidak terkonsep, dan tumpang tindih sehingga cukup membingungkan untuk diambil maknanya. Apalagi, isinya dapat berubah atau artinya tergantung oleh orang yang memimpikannya.

    Sebagai contoh, dalam mendeskripsikan, orang sering merujuk pada sosok yang mereka kenali dengan jelas padahal penampilan yang dilihat menyimpang. Hingga kini, belum ada penelitian lebih lanjut mengenai kepastian arti dari mimpi. Walaupun begitu, sangat mungkin berkaitan dengan kehidupan sehari-hari pada orang yang memimpikannya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 18/05/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan