backup og meta

Kenali Berbagai Jenis Tes Pemeriksaan Mata Berikut Ini

Berikut adalah daftar produk yang bisa bermanfaat untuk Anda. Perlu diketahui, kami bisa saja mendapatkan sedikit komisi setiap kali Anda membeli produk via link ini. Tenang, tidak ada penambahan biaya. Pelajari lebih lanjut soal konten produk marketing kami di sini.

Kenali Berbagai Jenis Tes Pemeriksaan Mata Berikut Ini

Kesehatan mata adalah salah satu hal penting yang wajib Anda jaga. Untuk memastikan penglihatan Anda selalu normal dan berfungsi dengan baik, ada baiknya Anda menjalani tes pemeriksaan mata secara rutin.

Kapan saya harus menjalani tes pemeriksaan mata?

Ketika Anda mulai merasa ada yang salah dengan penglihatan Anda, satu-satunya cara adalah memeriksakan diri ke dokter mata untuk mengetahui kondisi kesehatan mata Anda.

periksa mata anak

Gejala-gejala yang sering muncul pada mata itu sangat luas, sehingga satu-satunya cara yang akurat untuk mengetahui apa masalahnya adalah dengan menjalani tes pemeriksaan secara komprehensif atau menyeluruh ke dokter mata.

Berikut adalah beberapa gejala umum yang menandakan bahwa mata Anda mulai bermasalah:

  • Mata buram atau kabur
  • Sulit melihat di malam hari
  • Sulit membiasakan penglihatan dari kondisi gelap ke terang
  • Mata buram saat melihat layar komputer
  • Mata lelah
  • Pusing terus-menerus
  • Penglihatan berbayang
  • Penglihatan bergelombang
  • Melihat lingkaran cahaya
  • Sakit mata
  • Ada tekanan pada mata

Gejala-gejala di atas bisa jadi menandakan adanya gangguan pada penglihatan Anda, mulai dari mata minus (miopi), plus (hipermetropi), silinder (astigmatisme), hingga masalah mata yang lebih serius seperti katarak dan glaukoma.

Tidak punya gejala juga harus rutin periksa mata

Ternyata, tes mata komprehensif tidak hanya dilakukan ketika Anda sudah merasakan gejala-gejala. Pasalnya, beberapa gangguan kesehatan mata bisa saja sudah ada, namun Anda belum merasakan gejala apapun.

Oleh karena itu, terlepas dari adanya gejala atau tidak, sangat disarankan untuk menjalani pemeriksaan kesehatan mata secara berkala. Menurut Mayo Clinic, berikut adalah kapan waktu yang tepat untuk tes mata berdasarkan usia Anda:

  • Balita: sebelum usia 3 tahun, dan usia 3-5 tahun untuk pemeriksaan lanjutan
  • Anak-anak dan remaja: sebelum masuk kelas 1 SD, dan setiap 1-2 tahun sekali untuk pemeriksaan rutin
  • Usia 20-30: setiap 5-10 tahun sekali
  • Usia 40-54: setiap 2-4 tahun sekali
  • Usia 55-64: setiap 1-3 tahun sekali
  • Usia 65 tahun ke atas: setiap 1-2 tahun sekali

Pemeriksaan mata rutin juga wajib dilakukan jika Anda memiliki faktor-faktor risiko di bawah, meski Anda tidak merasakan adanya gejala-gejala gangguan penglihatan yang serius:

  • Mengenakan kacamata atau lensa kontak
  • Ada riwayat penyakit mata atau kehilangan penglihatan dalam keluarga Anda
  • Menderita penyakit kronis yang berisiko memicu masalah mata, seperti diabetes
  • Mengonsumsi obat-obatan yang berisiko mengakibatkan efek samping pada mata

Tenaga medis yang ada di balik proses tes mata

hipermetropi atau rabun dekat

Umumnya, terdapat 3 macam tenaga medis yang berbeda dalam menangani tes pemeriksaan mata. Berikut penjelasannya:

Oftalmologi

Dokter spesialis oftalmologi adalah sebutan untuk dokter spesialis mata. Pada tingkatan ini, dokter spesialis mampu memberikan perawatan dan penanganan mata secara menyeluruh, mulai dari pemeriksaan mata lengkap, memberi resep lensa kacamata, mendiagnosis dan mengobati penyakit mata yang berat, serta menjalankan operasi mata.

Optometris

Optometris adalah istilah untuk ahli dalam bidang optometri, seperti pemeriksaan mata, meresepkan lensa kacamata, serta mendiagnosis penyakit mata yang lebih umum. Jika Anda memiliki gangguan mata yang lebih serius atau butuh operasi mata, optometris akan merujuk Anda ke dokter spesialis oftamologi.

Optisien

Optisien atau ahli kacamata berperan dalam proses pembuatan kacamata atau persiapan lensa kontak dengan resep yang diberikan oleh dokter spesialis mata. Berbeda dengan tenaga ahli yang telah disebutkan, optisien tidak bisa melakukan pemeriksaan atau diagnosis pada mata.

Apa saja jenis-jenis tes periksa mata?

Sebelum menjalani pemeriksaan mata, dokter akan menanyakan terlebih dahulu mengenai riwayat medis Anda dan keluarga, obat-obatan yang sedang Anda konsumsi, serta kacamata atau lensa kontak yang sedang Anda pakai.

Setelah itu, Anda akan menjalani serangkaian pemeriksaan yang biasanya memakan waktu sekitar 45-90 menit.

Tes mata umumnya tidak akan menimbulkan rasa tidak nyaman atau sakit. Pada jenis tes tertentu, Anda mungkin akan diberikan obat bius, sehingga Anda tidak merasakan peralatan-peralatan yang digunakan dokter untuk pemeriksaan.

Berikut adalah beberapa jenis tes mata yang umum dilakukan:

1. Tes pemeriksaan fisik mata

Ini adalah pemeriksaan paling mendasar untuk mengetahui apa saja keluhan atau gejala-gejala yang terdapat di mata Anda. Dokter akan melakukan pemeriksaan dengan menggunakan slit lamp atau lampu mikroskop.

Dengan alat tersebut, dokter dapat mengecek secara jelas bagian depan mata Anda, mulai dari kelopak, bulu mata, kornea, iris, sklera, serta lensa mata Anda.

Nah, jika bagian mata yang lebih dalam perlu diperiksa, dokter akan melakukan oftalmoskopi atau funduskopi, yaitu pemeriksaan pada bagian retina mata Anda. Dengan alat oftalmoskop, dokter dapat melihat retina mata, pusat saraf mata, serta koroid (lapisan pembuluh darah pada retina).

Biasanya, dokter akan memberikan obat tetes mata sebelum proses oftalmoskopi. Obat tetes tersebut berfungsi untuk membesarkan pupil mata Anda.

2. Tes ketajaman penglihatan

Tes ketajaman penglihatan atau refraksi mata dilakukan untuk memeriksa ketajaman mata Anda dalam melihat. Tes ini juga disebut dengan tes visus mata atau lebih dikenal secara umum sebagai tes mata minus.

Umumnya, gangguan penglihatan seperti mata minus dan plus dapat dideteksi dengan tes ini. Dokter atau tim medis akan memeriksa ketajaman penglihatan Anda dengan menggunakan kartu Snellen atau Snellen chart.

Kartu tersebut terdiri dari huruf dan angka dengan berbagai ukuran. Tes mata minus ini sudah banyak tersedia di berbagai klinik mata serta toko peralatan optik.

Biasanya, dengan tes mata menggunakan kartu Snellen dan kacamata khusus, dokter sudah dapat menentukan mata Anda minus atau tidak. Setelah melakukan tes mata ini, dokter kemudian akan meresepkan kacamata atau lensa kontak yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

3. Tes gerakan otot mata

Tes ini biasanya dilakukan untuk memeriksa otot yang mengontrol pergerakan bola mata Anda. Pada tes ini, dokter akan mengecek pergerakan mata dengan pulpen atau senter kecil, kemudian melihat bagaimana mata Anda mengikuti objek tersebut.

Melalui pemeriksaan ini, dokter dapat mengetahui apakah ada kondisi lemah otot atau koordinasi otot yang buruk pada mata Anda.

4. Pemeriksaan lapang pandang

Tes lapang pandang atau perimetri bertujuan untuk mengetahui seberapa luas jarak pandang Anda, tanpa perlu menggerakan bola mata. Dengan melakukan tes ini, Anda bisa mengetahui apakah ada sisi dari mata Anda yang mengalami gangguan penglihatan.

Tes ini biasanya dilakukan dengan dokter meminta Anda menutup salah satu mata dan Anda harus fokus melihat ke satu titik. Setelah itu, dokter akan menggerakkan benda atau tangannya ke berbagai sisi.

Anda harus memberi tahu dokter apakah Anda melihat pergerakan tangannya. Selama pemeriksaan, Anda tidak diperbolehkan untuk menggerakkan kepala atau bola mata.

5. Tes buta warna

Terkadang, seseorang tidak menyadari jika ia memiliki kondisi buta warna. Oleh karena itu, tes ini diperlukan untuk mengetahui apakah Anda dapat melihat warna tertentu atau tidak.

Jenis tes buta warna ada bermacam-macam, namun yang paling umum adalah tes Ishihara, yaitu dengan menggunakan gambar yang terdiri dari titik-titik berbagai warna. Pada tes ini, dokter akan meminta Anda membaca angka atau gambar di antara titik-titik warna tersebut.

6. Tes pemeriksaan tekanan bola mata

Tes yang disebut dengan tonometri ini bertujuan untuk mengukur tekanan pada bola mata Anda. Biasanya, tes ini dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan penyakit glaukoma. Tonometri dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu tonometri aplanasi dan nonkontak.

Pada metode aplanasi, dokter menggunakan alat bernama tonometer yang akan menyentuh permukaan kornea mata Anda dengan lembut. Anda tidak akan merasakan sakit karena biasanya Anda diberikan obat bius terlebih dahulu.

Sementara itu, metode nonkontak dilakukan dengan memberikan hembusan udara untuk mengukur tekanan pada mata. Tes tonometri jenis ini tidak memerlukan alat apapun yang menyentuh mata, sehingga Anda tidak perlu diberi obat bius.

Nah, itu dia berbagai jenis pemeriksaan untuk mengecek kesehatan mata Anda. Pastikan Anda periksa mata secara berkala untuk mencegah gangguan atau penyakit mata yang tidak diinginkan.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Turbert, D. (2020). Eye Exam and Vision Testing Basics – American Academy of Ophthalmology. Retrieved September 18, 2020, from https://www.aao.org/eye-health/tips-prevention/eye-exams-101 

Eye tests – Better Health Channel. (n.d.). Retrieved September 18, 2020, from https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/ConditionsAndTreatments/eye-tests 

See the Full Picture of Your Health with an Annual Comprehensive Eye Exam – American Optometric Association. (n.d.). Retrieved September 18, 2020, from https://www.aoa.org/healthy-eyes/caring-for-your-eyes/full-picture-of-eye-health?sso=y 

Difference between an Ophthalmologist, Optometrist and Optician – American Association for Pediatric Ophthalmology and Strabismus. (2019). Retrieved September 18, 2020, from https://aapos.org/glossary/difference-between-an-ophthalmologist-optometrist-and-optician

Versi Terbaru

23/11/2023

Ditulis oleh Risky Candra Swari

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Riska Herliafifah


Artikel terkait

6 Makanan yang Baik untuk Kesehatan Mata, Apa Saja?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui 23/11/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan