backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Apa Benar Kena Air Hujan Bikin Sakit? Ini Faktanya!

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 28/05/2023

    Apa Benar Kena Air Hujan Bikin Sakit? Ini Faktanya!

    Saat masih kecil, orang tua Anda mungkin segera meminta Anda masuk ke rumah saat turun air hujan. Pasalnya, hujan kerap dikaitkan dengan penyakit seperti flu, masuk angin, hingga diare.

    Pandangan tersebut sangatlah wajar karena tidak sedikit orang yang jatuh sakit setelah kehujanan.

    Namun, apakah benar sakit yang Anda alami disebabkan oleh hujan? Simak ulasan berikut untuk tahu jawabannya.

    Kenapa air hujan dianggap bikin sakit?

    Anggapan air hujan yang bisa membuat sakit hanyalah sebuah mitos. Sampai saat ini, belum ada penelitian yang membuktikan bahwa hujan bisa membuat seseorang demam atau mengalami masalah kesehatan lainnya.

    Alasan kenapa air hujan dianggap bikin sakit adalah karena terjadi perubahan suhu pada lingkungan dan tubuh Anda saat terjadi hujan.

    Perubahan suhu itulah yang akan membuat virus dan bakteri lebih mudah berkembang sehingga timbul berbagai macam penyakit.

    Rhinovirus merupakan jenis virus penyebab flu yang banyak ditemukan pada musim hujan karena kemampuannya dalam hidup dan berkembang pada suhu dingin.

    Virus ini bisa menempel di rongga hidung atau tenggorokan. Namun, jika Anda memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik, virus dan bakteri penyebab sakit saat hujan ini dapat dilawan.

    Oleh karena itu, cara terbaik untuk mencegah sakit pilek saat hujan adalah dengan menjaga sistem kekebalan tubuh, misalnya dengan makan makanan bergizi dan beristirahat yang cukup.

    Fakta menarik tentang air hujan

    mencium bau hujan

    Selain bukan menjadi penyebab berbagai penyakit, berikut adalah fakta menarik lainnya tentang air hujan yang mungkin belum Anda tahu.

    1. Bau air hujan

    Saat tetesan air mengenai tanah, Anda mungkin mencium bau hujan yang cukup khas. Aroma yang terbentuk dari hujan ini dikenal dengan istilah petrikor.

    Namun, perlu Anda tahu bahwa aroma ini bukan berasal dari hujan, melainkan berbagai zat yang dilepaskan tanah saat terkena hujan.

    Tahukah Anda?

    Bagi beberapa orang, petrikor akan membuat stres berkurang dan memperbaiki suasana hati.
    Oleh karena itu, tidak mengherankan jika saat ini banyak pengharum ruangan yang menggunakan petrikor sebagai salah satu aromanya.

    2. Bentuk tetesan air hujan

    Selama ini tetesan hujan kerap digambarkan seperti air mata dengan ujung runcing dan dasaran yang melengkung. Faktanya, bentuk hujan saat pertama kali meninggalkan awan adalah bulat.

    Setelah itu, gesekan yang diterima tetes hujan saat mendekati tanah akan membuat bentuknya berubah seperti setengah bola pipih.

    3. Lama tetesan air hujan jatuh ke tanah

    Melansir dari situs Met Office, kecepatan rata-rata jatuhnya tetesan hujan adalah 25 km/jam.

    Dengan kecepatan tersebut dan ketinggian awan 762 meter di atas permukaan laut, tetesan hujan membutuhkan waktu kurang lebih dua menit untuk sampai ke tanah.

    Tetesan hujan yang lebih besar akan memakan waktu yang lebih cepat karena kecepatannya bisa mencapai 32 km/jam.

    4. Keberadaan hujan hantu

    Tidak semua air yang keluar dari awan akan jatuh ke tanah sebagai hujan. Beberapa di antaranya akan menguap atau menyublim sebelum sampai ke tanah.

    Hujan yang tidak sampai ke tanah itulah yang disebut dengan hujan hantu.

    Tetesan air yang tidak sampai ke tanah tadi akan membentuk awan virga. Fenomena alam ini paling sering terjadi di padang pasir atau daerah yang beriklim sedang.

    5. Curah hujan tertinggi ada di India

    Sebuah wilayah di India bernama Meghalaya memiliki rata-rata curah hujan tahunan mencapai 11.870 mm.

    Untuk dijadikan perbandingan, Indonesia hanya memiliki rata-rata curah hujan 2.702 mm per tahun.

    Besarnya curah hujan di Meghalaya disebabkan oleh letaknya di Perbukitan Garo setinggi 1.400 meter. Lokasi ini juga berdekatan dengan Teluk Benggala.

    Alhasil, air lembap yang terbawa dari Teluk Benggala dan akan melewati pegunungan Himalaya akan tertahan di kawasan tersebut.

    Inilah yang menyebabkan curah hujan tinggi di Meghalaya, tepatnya wilayah Mawsynram.

    6. Tidak ada hujan di Antartika

    Setidaknya sudah lebih dari 14 juta tahun daerah McMurdo Dry Valleys di Antartika tidak merasakan tetesan air hujan.

    Menjadi kawasan bebas es terbesar di Benua Antartika membuat kawasan ini memiliki tingkat kelembapan yang sangat rendah.

    Selain itu, benua Antartika juga sangat kekurangan sinar matahari sehingga penguapan yang menjadi salah satu proses turunnya hujan juga sulit terjadi.

    Nah, itulah beragam fakta seputar air hujan. Berbeda dengan anggapan kebanyakan orang, terkena hujan sebetulnya tidak membuat Anda sakit.

    Perubahan suhu tubuh dan lingkungan saat hujanlah yang membuat Anda lebih rentan terkena infeksi bakteri atau virus penyebab flu.

    Jadi, untuk mencegah sakit pilek saat hujan, pastikan Anda selalu menjaga kesehatan dengan makan makanan bergizi seimbang, beristirahat yang cukup, dan menjaga kebersihan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

    General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


    Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 28/05/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan