backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Mengenal 5 Fase Jatuh Cinta, Anda Sudah Sampai Mana?

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 19/09/2023

    Mengenal 5 Fase Jatuh Cinta, Anda Sudah Sampai Mana?

    Jatuh cinta merupakan salah satu pengalaman hidup yang begitu indah sekaligus menantang. Pasalnya, tidak semua fase jatuh cinta berjalan dengan mulus.

    Di samping kebahagiaan, harapan, dan semangat yang menggebu-gebu, tidak jarang jatuh cinta juga disertai perasaan cemas, bingung, dan bahkan kekecewaan.

    Supaya Anda bisa lebih memahami dan menikmati tahapan jatuh cinta, coba kenali tiap fasenya berikut!

    Fase jatuh cinta

    Meski tidak ada penelitian ilmiah yang secara pasti menunjukkan fase-fase jatuh cinta, banyak yang berpendapat bahwa seseorang yang sedang jatuh cinta umumnya akan melalui lima fase seperti berikut.

    1. Attraction atau ketertarikan

    jatuh cinta bikin jerawatan

    Sebelum menyadari bahwa Anda sedang jatuh cinta, Anda tentu merasakan ketertarikan pada seseorang. Ketertarikan ini bisa dari penampilan, suara, gaya bicara, atau perilaku orang tersebut.

    Mengutip dari laman Relationship SNSW, fase attraction umumnya akan mendorong otak untuk memproduksi lebih banyak oksitosin, serotonin, dan dopamin yang menghasilkan kebahagiaan.

    Pada fase ini, Anda mungkin mengalami peningkatan detak jantung, pipi merona, atau berkeringat secara berlebihan tanpa alasan saat bertemu orang yang Anda sukai.

    2. Curiosity atau penasaran

    Setelah terpikat dengan seseorang, tentu Anda ingin tahu lebih banyak tentangnya. Inilah mengapa tahap kedua jatuh cinta disebut curiosity (penasaran).

    Pada fase ini, Anda akan mulai mencari tahu informasi tentang orang tersebut dari berbagai sumber, mulai dari orang terdekatnya hingga media sosial.

    Anda juga akan berusaha untuk membangun dan menjaga komunikasi seintens mungkin, baik secara langsung maupun tidak.

    Saat bertemu dengannya, Anda mungkin tidak hanya akan merasakan kebahagiaan, tetapi juga ketegangan.

    Selain hormon kebahagiaan, fase curiosity juga diisi dengan peningkatan hormon adrenalin. Ini juga merupakan hormon yang diproduksi saat stres.

    Hormon stres itu sering kali juga meningkatkan produksi norepinefrin. Hormon ini bisa membuat Anda kesulitan tidur sebelum bertemu calon pacar.

    Penting untuk diketahui!

    Rasa keingintahuan yang tidak terkontrol sering kali menimbulkan perilaku menguntit atau stalking. Pastikan rasa penasaran Anda masih bisa dikontrol agar tidak berubah menjadi obsesi.

    3. Crisis atau keraguan

    Setelah mengenalnya lebih jauh, Anda mungkin menyadari bahwa mereka tidaklah sesempurna dalam bayangan Anda.

    Maka, pada tahapan jatuh cinta yang dikenal dengan crisis ini, Anda mungkin malah diliputi keraguan untuk melanjutkan hubungan yang sedang mulai dibangun.

    Selain mempertimbangkan kekurangan, kelemahan, atau masalah yang dimiliki oleh calon pacar, Anda juga kerap bertanya-tanya apakah mereka benar-benar jatuh cinta pada Anda.

    Bisa dibilang, fase ini merupakan yang terberat. Pasalnya, jika tidak bisa menerima kondisi calon pacar yang sebenarnya, Anda mungkin akan memutuskan untuk tidak melanjutkan hubungan tersebut.

    4. Deep attachment atau ketertarikan yang mendalam

    Fase deep attachment akan membuat Anda sadar bahwa kekurangan yang dimiliki calon pasangan masih menjadi sesuatu yang bisa Anda terima dan toleransi.

    Tahap ini merupakan pemulihan dari fase krisis sebelumnya yang dipenuhi keraguan.

    Karena sudah mengetahui kekurangan pasangan, rasa sayang yang terbangun pada fase ini akan semakin kuat. Sebagai bentuk kasih sayang, Anda akan lebih peduli pada orang tersebut.

    Selain memaklumi kekurangan yang dimiliki pasangan, pada tahap jatuh cinta ini, Anda akan semakin menyadari kelebihan yang dimilikinya. Inilah alasan mengapa rasa cinta Anda semakin besar.

    Meski begitu, fase ini seharusnya tidak berlangsung terlalu lama karena dikhawatirkan bisa berubah menjadi kecanduan atau obsesi, bukan lagi kasih sayang.

    5. Commitment atau keyakinan

    Pada fase terakhir jatuh cinta ini, Anda sudah yakin untuk menjalin hubungan serius dengan orang yang Anda sukai.

    Anda mungkin sudah tidak merasa gugup sampai mual saat bertemu dengan si dia pada fase commitment.

    Pasalnya, tubuh Anda sudah mulai terbiasa dengan kehadirannya sehingga hormon-hormon Anda pun bisa berfungsi seperti biasanya.

    Jika berhasil mencapai tahapan ini, berarti Anda sudah berhasil menghadapi keraguan dan kesulitan bersama pasangan.

    Meski begitu, untuk menjalani fase commitment dalam jangka waktu yang panjang, Anda tetap perlu melakukan penyesuaian dengan pasangan.

    Selama menjalin hubungan pacaran atau pernikahan, Anda pasti dihadapkan dengan permasalahan atau perubahan yang tentunya membutuhkan penyesuaian.

    Penyesuaian merupakan salah satu cara menjaga hubungan tetap sehat dan harmonis. Semua ini ada dalam berbagai aspek hubungan Anda, baik fisik maupun emosional.  

    Setiap orang memiliki waktunya masing-masing untuk melewati fase jatuh cinta. Anda mungkin memerlukan waktu lebih banyak untuk melewati fase crisis, tetapi ada pula yang bisa menghabiskan lebih banyak waktu di fase deep attachment.

    Selain itu, jangan terlalu khawatir untuk mendefinisikan sampai mana tahapan jatuh cinta Anda saat ini. Namun, pastikan bahwa Anda memiliki tujuan pasti dengan orang yang membuat Anda tertarik.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

    General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


    Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 19/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan