Peneliti percaya berhentinya korteks frontal terjadi karena tujuan biologis, misalnya memperlancar urusan reproduksi. Itulah sebabnya mengapa orang yang jatuh cinta sulit melihat kesalahan atau kekurangan kekasihnya. Scan otak pun menunjukkan area yang mengatur berbagai emosi negatif juga tidak bekerja. Hal ini yang membuat orang yang jatuh cinta akan selalu terlihat senang.
Jatuh cinta juga membuat hormon dopamin meningkat tajam. Dopamin sendiri merupakan kunci seseorang yang menikmati rasa sakit sekaligus kepuasaan dalam waktu bersamaan. Hormon ini dikaitkan dengan gairah, kecanduan, euforia, dan sifat-sifat pantang menyerah saat mengejar cinta. Sementara dopamin yang meningkat ikut mempengaruhi produksi serotonin, hormon yang memperbaiki suasana hati dan nafsu makan.
Kadar serotonin yang tinggi juga sering ditemukan pada orang yang mengalami gangguan obsesif-kompulsif. Itulah sebabnya cinta membuat Anda cemas dan gugup. Sementara perasaan berdebar-debar dan keringat dingin disebabkan oleh hormon adrenalin. Hormon lain yang keluar saat jatuh cinta sama dengan ketika Anda ketakutan. Artinya, cinta bisa membuat Anda merasa senang sekaligus takut.

Jatuh cinta adalah naluri untuk bertahan hidup
Dari penjelasan di atas, Anda mungkin bertanya-tanya, mengapa cinta bisa berdampak begitu besar pada tubuh manusia? Jawaban sederhananya yaitu jatuh cinta merupakan naluri biologis manusia agar spesies ini terus bertahan hidup melalui reproduksi.
Coba bayangkan jika cinta tidak membuat seseorang begitu terobsesi dan rela melakukan segala hal. Bisa-bisa, tidak ada orang yang mau repot-repot jatuh cinta, membangun keluarga, kemudian bereproduksi (melahirkan anak). Bila ini terjadi, lama-lama spesies manusia bisa punah. Karena itu, secara biologis otak manusia memang sudah dipersiapkan untuk jatuh cinta dan mempertahankan keberadaan spesiesnya. Meskipun itu berarti cinta bisa bikin bodoh untuk sementara waktu.
Akan tetapi, cinta memang tidak selalu berujung pada reproduksi. Dalam banyak kasus, cinta hadir hanya untuk memenuhi kebutuhan emosional seseorang. Dalam kasus lain, misalnya cinta orangtua pada anak, cinta sangat penting untuk memastikan anak berhasil bertahan hidup. Itulah mengapa orangtua bisa begitu mencintai anaknya hingga rela melakukan apa saja bagi putra dan putrinya, tanpa mengharapkan imbalan apa pun.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar