backup og meta

Cara Memasak Ganja dan Hasil Olahannya untuk Medis

Cara Memasak Ganja dan Hasil Olahannya untuk Medis

Berbagai penelitian menunjukkan ganja mempunyai potensi dalam pengobatan epilepsi, multiple sclerosis, cerebral palsy, hingga mengurangi efek samping kemoterapi. Namun, penggunaan ganja masih sepenuhnya dilarang di Indonesia. Berdasarkan studi selama ini, ada beberapa metode memasak atau pengolahan ganja untuk pengobatan medis. 

Cara memasak ganja serta metode pengolahannya

sediaan hasil memasak ganja

Ganja atau mariyuana merupakan daun dari tanaman Cannabis sativa dengan kandungan aktif yang khas, yaitu tetrahydrocannabinol (THC) dan cannabidiol.

Di Indonesia, budidaya dan pemanfaatan ganja masih ilegal. Tanaman ini pun dikategorikan dalam narkotika golongan 1. Artinya, penggunaan ganja berisiko tinggi menyebabkan kecanduan. 

Akan tetapi, para peneliti di dunia terus melakukan riset terhadap tanaman ganja untuk kepentingan ilmu pengetahuan.

Salah satu jenis penelitian yang paling berkembang adalah penggunaan ganja untuk pengobatan alternatif beberapa penyakit.

Dalam sejumlah penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa metode untuk memasak atau mengolah ganja yang diketahui memberikan manfaat medis.

Penting Anda ingat, cara pengolahan ganja ini sebatas dilakukan dalam lingkup penelitian dan tidak dilegalkan secara hukum di Indonesia.

1. Dipanaskan

Cara memasak ganja ini disebut juga dengan dekarboksilasi. Pemanasan dilakukan agar mengubah struktur kimiawinya.

Nantinya, ganja akan menghasilkan senyawa aktif, yakni delta 9-tetrahydrocannabinol (THC), cannabidiol, dan cannabigerol. 

Mengutip studi terbitan Cannabis and Cannabinoid Research (2019), ganja medis dengan merek dagang Epidiolex mengandung ekstrak ganja yang dipanaskan dengan konsentrasi >98% cannabidiol dan <0,5% THC.

Di Amerika Serikat, olahan ganja yang dipanaskan ini telah disetujui untuk mengobati epilepsi.

Sebenarnya, mengonsumsi bahan aktif ganja yang sudah dipanaskan akan diproses oleh tubuh dalam waktu yang lama. Hal ini membuat efek ganja tidak langsung terasa. 

Sayangnya, cara kerja ini justru membuat Anda rentan mengonsumsinya terlalu banyak sehingga tanda kecanduan ganja mungkin muncul.

2. Penyulingan

Konsentrat adalah salah satu cara memasak ganja dengan cara menyulingnya.

Ternyata, ada beberapa cara untuk menyuling ganja. Inilah beberapa metode penyulingannya.

  • Pengolahan kering.
  • Menggunakan es kering.
  • Pengolahan dengan air.
  • Menggabungkan panas dan tekanan.
  • Menggunakan pelarut karbondioksida yang mudah atau tidak mudah terbakar.

Pada umumnya, konsentrat ganja biasanya disuling menggunakan pelarut yang mudah terbakar, seperti butana, propana, eter, atau alkohol. 

Metode memasak ganja ini bisa menghasilkan kadar THC yang lebih kuat. Biasanya, hasil penyulingan ini berbentuk seperti lilin padat.

Beberapa hasil konsentrat ini nantinya akan diproses lagi ke dalam sediaan berikut.

  • Dimasukkan ke kapsul.
  • Diuapkan dan Anda mengisap ganja dari uap konsentratnya.
  • Dilarutkan dengan alkohol.

Selain itu, ada pula jenis konsentrat ganja bernama hashish atau hash yang dihasilkan dengan cara mengeraskan getah ganja. 

Getah ini nantinya dikeringkan sehingga menghasilkan tekstur yang berminyak dan padat.

Di negara yang sudah melegalisasi ganja, misalnya Amerika Serikat, obat herbal dari konsentrat ini bisa digunakan untuk mengobati penyakit:

3. Distilasi

Cara memasak ganja ini dilakukan dengan memurnikan getah ganja agar menghasilkan minyak esensial

Minyak distilasi produk olahan ganja ini biasanya mengandung cannabidiol yang cukup tinggi.

Salah satu produk minyak distilasi ganja yang terkenal adalah Rick Simpson Oil (RSO). Obat ini biasanya digunakan untuk mengurangi mual dan muntah setelah kemoterapi. 

Selain itu, minyak Rick Simpson membantu mengurangi rasa sakit dan meningkat nafsu makan.

Memang, ada klaim bahwa memasak ganja dalam bentuk RSO bisa mengobati kanker. Meski demikian, klaim ini belum cukup kuat.

Pasalnya, penelitian yang dilakukan masih terbatas pada studi hewan atau sel di laboratorium.

4. Daun kering

Penggunaan ganja lain yang dilakukan dalam riset ilmiah untuk mengetahui khasiat medisnya adalah dalam sediaan daun kering.

Meski namanya daun, ada batang tunas dan bunga Cannabis juga digunakan dalam bentuk kering. Kegiatan menghisap ganja tentu menggunakan sediaan ini.

Mengutip situs terbitan Frontiers in Plant Science (2019), biasanya jenis yang digunakan adalah daun ganja betina.

Ganja betina ini lebih dipilih karena jenis ini memiliki putik yang mengandung lebih banyak cannabinoid, terpene, dan flavonoid

Namun, mengonsumsi daun ganja kering belum terbukti memberikan efek pengobatan. Hal ini dikarenakan bahan-bahan aktif ganja harus dipanaskan dulu agar aktif.

Rokok ganja juga tidak direkomendasikan untuk keperluan medis. Pasalnya, ada potensi meningkatkan risiko penyakit jantung, saluran pernapasan, dan kanker. 

Beberapa bahan pemicu kanker yang ada pada rokok umumnya pun bisa ditemukan pada rokok ganja. 

Terlebih, jumlah ganja yang digunakan biasanya lebih banyak daripada rokok biasa. Hal ini membuat jumlah karbon monoksida yang berbahaya di dalam darah meningkat hingga lima kali lipat lebih banyak.

Memasak ganja bertujuan untuk mengeluarkan bahan aktifnya, yaitu delta 9-tetrahydrocannabinol (THC), cannabidiol, dan cannabigerol. Bahan-bahan pada ganja ini ternyata berpotensi sebagai obat medis. 

Hanya saja, penggunaan ganja di Indonesia masih ilegal, baik untuk pengobatan medis maupun keperluan penelitian. 

Ganja yang digunakan sebagai pengobatan medis ini biasanya berasal dari tanaman asli. Jadi, ganja sintetis tidak dibahas pada tulisan ini.

Rangkuman

  • Ganja dimasak dengan cara dipanaskan, diambil konsentratnya, distilasi (penyulingan), dan dikeringkan.
  • Tetrahydrocannabinol dan cannabidiol atasi mual dan muntah setelah kemoterapi, mengurangi rasa sakit, meningkat nafsu makan, dan mengobati penyakit yang berkaitan dengan saraf.
  • Meski bisa sebagai obat medis, ganja di Indonesia masih ilegal dan hanya terbatas untuk keperluan riset.
  • Rokok ganja tidak direkomendasikan karena memiliki bahaya yang mirip rokok biasa.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Pengertian Narkoba Dan Bahaya Narkoba bagi kesehatan. Badan Narkotika Nasional RI. (2019, August 1). Retrieved June 29, 2022, from https://bnn.go.id/pengertian-narkoba-dan-bahaya-narkoba-bagi-kesehatan/

Wang, M., Wang, Y., Avula, B., Radwan, M., Wanas, A., & van Antwerp, J. et al. (2016). Decarboxylation Study of Acidic Cannabinoids: A Novel Approach Using Ultra-High-Performance Supercritical Fluid Chromatography/Photodiode Array-Mass Spectrometry. Cannabis and Cannabinoid Research, 1(1), 262-271. doi: 10.1089/can.2016.0020

Barrus, D., Capogrossi, K., Cates, S., Gourdet, C., Peiper, N., & Novak, S. et al. (2016). Tasty THC: Promises and Challenges of Cannabis Edibles. doi: 10.3768/rtipress.2016.op.0035.1611

Cannabis (Marijuana) Concentrates DrugFacts | National Institute on Drug Abuse. (2020). Retrieved 28 June 2022, from https://nida.nih.gov/publications/drugfacts/cannabis-marijuana-concentrates

Freeman, T., & Winstock, A. (2015). Examining the profile of high-potency cannabis and its association with severity of cannabis dependence. Psychological Medicine, 45(15), 3181-3189. doi: 10.1017/s0033291715001178

Zheljazkov, V., Sikora, V., Semerdjieva, I., Kačániová, M., Astatkie, T., & Dincheva, I. (2020). Grinding and Fractionation during Distillation Alter Hemp Essential Oil Profile and Its Antimicrobial Activity. Molecules, 25(17), 3943. doi: 10.3390/molecules25173943

Braun, I., Nayak, M., Revette, A., Wright, A., Chai, P., & Yusufov, M. et al. (2020). Cancer patients’ experiences with medicinal cannabis–related care. Cancer, 127(1), 67-73. doi: 10.1002/cncr.33202

Spitzer-Rimon, B., Duchin, S., Bernstein, N., & Kamenetsky, R. (2019). Architecture and Florogenesis in Female Cannabis sativa Plants. Frontiers in Plant Science, 10. doi: 10.3389/fpls.2019.00350

What you can expect from medical marijuana. (2022). Retrieved 29 June 2022, from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/consumer-health/in-depth/medical-marijuana/art-20137855

Dariš, B., Tancer Verboten, M., Knez, Ž., & Ferk, P. (2019). Cannabinoids in cancer treatment: Therapeutic potential and legislation. Bosnian Journal of Basic Medical Sciences, 19(1), 14-23. doi: 10.17305/bjbms.2018.3532

Versi Terbaru

12/07/2022

Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Abduraafi Andrian


Artikel Terkait

Perhatikan, Ini Ciri Fisik yang Dialami Pengguna Ganja

Benarkah Sering Pakai Ganja Menyebabkan Susah Hamil?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 12/07/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan