backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

10 Manfaat Daun Mindi, Tumbuhan Peneduh Banyak Fungsi

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 30/03/2023

10 Manfaat Daun Mindi, Tumbuhan Peneduh Banyak Fungsi

Daun mindi memang sudah dikenal cukup lama sebagai obat herbal untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan.

Namun, Anda tetap perlu berhati-hati saat mengonsumsinya karena daun mindi juga bisa mengakibatkan keracunan. Simak uraian berikut untuk mengetahui lebih jauh kandungan, manfaat, hingga efek samping tanaman ini.

Kandungan daun mindi

Pohon mindi atau Melia azedarach merupakan tanaman obat yang banyak ditemukan di daerah tropis dan sudah lama digunakan sebagai pengobatan tradisional.

Hampir semua bagian pohon mindi dapat dimanfaatkan, termasuk akar dan batangnya. Akan tetapi, daunnya merupakan bagian yang paling banyak diolah.

Berikut adalah berbagai senyawa aktif yang bisa ditemukan pada daun Melia azedarach dan bermanfaat bagi kesehatan.

  • Flavonoid.
  • Toosendanin.
  • Sulfonilurea.
  • Polifenol.
  • Etanol.
  • Alkaloid.
  • Margoside.

Selain itu, daun mindi juga memiliki sifat antibakteri dan antioksidan. Berkat sifat tersebut, daun satu ini bisa membantu membunuh beberapa jenis bakteri dan menangkal radikal bebas penyebab kerusakan sel.

Manfaat daun mindi bagi kesehatan

manfaat daun mindi

Dengan beragam zat aktif yang dimilikinya, olahan daun mindi dapat membawa berbagai khasiat untuk kesehatan seperti berikut.

1. Berpotensi menurunkan risiko kanker

Sejumlah studi terdahulu menemukan bahwa seluruh bagian tumbuhan mindi berpotensi menghambat dan bahkan membunuh sel kanker usus, paru, payudara, dan beberapa jenis kanker lainnya.

Hal tersebut dilaporkan dalam sebuah studi terbitan Asian Pacific Journal of Cancer Prevention pada 2021. Studi yang sama pun menunjukkan potensi daun mindi untuk membantu pengobatan kanker payudara.

Manfaat ini diduga berasal dari kandungan fitohormon dalam daun mindi yang memengaruhi siklus sel kanker dan menyebabkan apoptosis.

Apoptosis adalah kemampuan sel untuk menghancurkan diri guna memelihara populasi sel. Dengan begitu, proses pembentukan sel abnormal penyebab kanker dapat dihambat.

2. Membantu pengobatan penyakit kulit

Khasiat daun mindi yang sudah cukup dikenal adalah mengobati penyakit kulit, termasuk jerawat.

Dengan kandungan antibakteri yang dimilikinya, daun Melia azedarach dapat membantu membunuh bakteri Staphylococcus aureus penyebab jerawat.

Gatal-gatal, kurap, kudis, dan eksim merupakan masalah kulit lainnya yang kerap diobati dengan daun ini.

Untuk mengatasi berbagai masalah tersebut, orang-orang yang menggunakan daun ini biasanya langsung mengoleskannya pada kulit.

3. Menyehatkan gigi dan mulut

Kandungan antibakteri pada daun Melia azedarach yang dicampurkan dengan petroleum eter ternyata efektif menghilangkan Streptococcus mutans, bakteri penyebab berbagai kerusakan gigi.

Manfaat tersebut ditemukan pada sebuah penelitian yang dimuat dalam Journal of Medicinal Food pada 2015.

Selain menghilangkan plak dan mencegah gigi berlubang, daun mindi juga dipercaya mampu membantu mengatasi bau mulut, radang gusi, hingga gigi yang goyang.

4. Meringankan nyeri saat menstruasi

Air rebusan daun mindi dipercaya memiliki khasiat untuk meringankan gangguan nyeri saat menstruasi.

Beberapa orang juga meyakini bahwa tumbuhan ini bisa menjadi obat pelancar haid alami. Hanya saja, manfaat tersebut didapatkan dengan mengolah bagian buahnya.

Selain itu, ekstrak daun Melia azedarach yang diolah menjadi krim dengan bahan tambahan lainnya juga berpotensi menghambat pertumbuhan Candida albicans, jamur penyebab gatal pada vagina.

5. Meringankan gejala rematik

Daun mindi sejak dahulu telah digunakan sebagai obat tradisional radang sendi akibat rematik pada pasien lanjut usia.

Tumbuhan ini juga dipercaya membantu mengurangi rasa kaku atau nyeri tulang dan sendi yang kerap muncul seiring bertambahnya usia.

Selain itu, daun mindi juga mengandung kalsium dan mineral lainnya yang baik untuk kesehatan tulang.

6. Membantu menurunkan risiko diabetes

Berdasarkan sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Fitoterapia, kandungan polifenol pada daun mindi dapat membuat usus menyerap lebih sedikit gula dari makanan.

Dengan begitu, kadar gula darah juga akan lebih terkendali. Ini tentu baik untuk mengurangi risiko penyakit diabetes.

Cara menggunakan daun Melia azedarach pun cukup sederhana. Anda cukup mengeringkannya dan menyeduhnya dengan air.

7. Mengatasi infeksi cacing parasit pada saluran pencernaan

Senyawa toosendanin, margoside, dan kaempferol yang ditemukan pada daun mindi memiliki sifat antihelmintik.

Artinya, daun yang banyak tumbuh di dataran Australia ini dapat melawan infeksi cacing parasit pada tubuh manusia.

Dengan sifat tersebut, cacing-cacing di dalam usus yang kerap menyebabkan masalah pencernaan akan teratasi dan keluar melalui feses.

8. Mengatasi diare

Melansir dari penelitian terhadap tikus yang diterbitkan dalam Jurnal Ilmiah Farmasi, daun Melia azedarach yang diekstraksi bersama minyak jarak terbukti efektif dalam mengatasi diare.

Hasil terbaik diperoleh dari pemberian 59 mg ekstrak daun mindi untuk setiap kilogram berat badan (mg/kg BB). Diare tampak membaik sekitar 60–150 menit usai pemberian ekstrak.

Manfaat tersebut diperoleh dari tingginya serat, zat besi, serta protein yang terkandung dalam daun mindi.

9. Mengatasi maag

obat sirup sakit maag terbaik

Manfaat daun Melia azedarach yang selanjutnya adalah membantu mengatasi maag.

Tanaman obat ini bekerja dengan cara memanfaatkan kandungan senyawa sulfonilurea dan sodium sulfur. Senyawa yang banyak ditemukan pada obat-obatan untuk mengatasi sakit maag.

Untuk mengatasi maag dengan daun Melia azedarach, Anda cukup merebus daunnya dan meminumnya satu kali sehari.

10. Menurunkan tekanan darah

Bagian daun pohon Melia azedarach mengandung sejumlah zat fitokimia (zat kimia tumbuhan) yang bersifat antihipertensi alias dapat membantu menurunkan tekanan darah.

Oleh sebab itu, penggunaannya sebagai obat tradisional dipercaya bisa menurunkan risiko darah tinggi dan menjaga kesehatan jantung.

Daun ini pun sudah lama digunakan sebagai pengobatan alternatif seperti ayurveda. Namun, perlu diingat bahwa sebagian besar pembuktian manfaat di atas baru dilakukan pada hewan.

Penelitian lanjutan pada manusia masih dibutuhkan untuk membuktikan manfaat dan menilai risiko efek sampingnya.

Efek samping daun mindi

Salah satu efek samping yang bisa Anda rasakan saat mengonsumsi daun mindi yaitu rasa pahit yang menyengat. Rasa ini didapat dari kandungan alkaloid di dalamnya.

Mengonsumsi apa pun yang mengandung alkaloid secara berlebihan juga dapat menyebabkan keracunan.

Gejala awal keracunan biasanya ditandai dengan rasa mual. Jika dibiarkan, keracunan bisa menyebabkan iritasi pada lambung, masalah pernapasan, hingga gangguan pada sistem saraf.

Oleh karena itu, usahakan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi daun Melia azedarach, terutama jika Anda sedang menjalani pengobatan medis tertentu.

Cara mengonsumsi daun mindi

Terdapat beberapa cara untuk mendapatkan khasiat daun mindi bagi kesehatan. Berikut adalah beberapa di antaranya.

  • Dijadikan ekstrak untuk dilarutkan dengan air.
  • Dihaluskan menjadi pasta untuk penggunaan obat luar (sebagai obat topikal), seperti mengatasi luka.
  • Direbus untuk diminum atau berkumur.
  • Digosok langsung ke gigi untuk mencegah karies.

Cuci bersih daun ini sebelum Anda mengolahnya. Selain menghilangkan kotoran, ini juga akan membersihkan pestisida yang mungkin masih tersisa.

Kesimpulan

  • Daun mindi dapat dimanfaatkan untuk mengurangi risiko diabetes, mengatasi cacingan, hingga menghambat pertumbuhan sel kanker.
  • Anda bisa mengolahnya menjadi ekstrak, air rebusan, pasta, hingga digunakan secara langsung.
  • Bisa beracun jika dikonsumsi berlebihan karena kandungan alkaloid di dalamnya.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 30/03/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan