Julukan kecil-kecil cabai rawit tampaknya cocok disematkan untuk tanaman chickweed. Pasalnya, meski berukuran kecil, daun dengan nama latin Stellaria media (S. media) ini memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
Walaupun berasal dari Eropa, kini chickweed dapat dengan mudah ditemukan di seluruh Indonesia. Chickweed merupakan tanaman yang tumbuh sepanjang tahun tanpa mengenal musim sehingga semakin mudah dimanfaatkan.
Kandungan chickweed
Terdiri dari daun berwarna hijau dan bunga kecil berwarna putih, chickweed juga dikenal sebagai tanaman starweed dan bunga satin.
Meski termasuk sebagai tanaman liar, S. media mengandung berbagai nutrisi berikut yang bisa dimanfaatkan untuk kesehatan.
- Flavonoid.
- Saponin.
- Alkaloid.
- Tanin.
- Oksalat.
- Fenol.
- Glikosida.
- Fitrat.
Dengan kandungan berbagai bioaktif tersebut, chickweed dikenal sebagai tanaman yang memiliki sifat antioksidan, antiperadangan, antimikroba, hingga anti-obesitas.
Potensi manfaat chickweed
Berikut ini adalah berbagai khasiat yang bisa Anda dapatkan dari chickweed selama diolah dengan tepat.
1. Mencegah kenaikan berat badan yang berlebihan
Sebuah studi yang diterbitkan dalam BMC Complementary and Alternative Medicine (2012) melakukan penelitian terhadap tikus yang sudah diberi emulsi lemak secara oral.
Tikus tersebut kemudian diberikan ekstrak S. media sebanyak 400mg/kg dan 900mg/kg berat badan selama enam minggu.
Hasilnya, tikus dengan dosis tertinggi memiliki kenaikan berat badan yang paling kecil. Khasiat chickweed untuk mencegah obesitas ini dinilai berasal dari kandungan fenol, flavonoid, dan saponin.
Fenol dapat mencegah obesitas dengan mempercepat pembakaran lemak dalam tubuh. Sementara itu, saponin dan flavonoid membantu mengurangi penyerapan lemak dan karbohidrat dari makanan.
2. Membantu menyembuhkan luka
Tanaman S. media dipercaya dapat membantu proses penyembuhan luka atau gatal akibat gigitan serangga dan berbagai masalah kulit lainnya.
Meski belum diketahui secara pasti apa yang membuat tanaman liar ini menyembuhkan masalah kulit seperti eksim, bahan aktif di dalamnya memang dipercaya memiliki sifat antiperadangan.
Bahkan, sifat tanaman ini dalam menenangkan kulit juga membuatnya kerap dimanfaatkan untuk mengatasi puting payudara yang sakit.
Namun, jika Anda ingin menggunakan tanaman herbal ini selama menyusui, pastikan untuk membicarakannya terlebih dahulu dengan dokter.
3. Melindungi hati dari infeksi hepatitis B
Pada sebuah penelitian terhadap kultur sel hati manusia (in vitro), ekstrak daun chickweed terbukti dapat melindungi hati dari infeksi virus hepatitis B.
Setelah diberikan ekstrak daun S. media sebanyak 30 µg/mL selama enam hari, efek perlindungan terhadap virus hepatitis B bisa mencapai 25,35–27,92 persen.
Manfaat ini diduga berasal dari tingginya flavonoid, polisakarida, hingga protein pada daun chickweed.
4. Mengurangi kecemasan
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Pharmacognosy Communication menunjukkan bahwa 20 mg/kg ekstrak chickweed metanol memberikan efek setara dengan 2 mg/kg diazepam untuk mengurangi kecemasan pada tikus albino.
Efek tersebut dilihat dari bagaimana S. media dan diazepam mengatur gerak lokomotor atau kemampuan koordinasi tubuh.
Pasalnya, kecemasan kerap membuat seseorang kehilangan kendali atas gerak tubuhnya, seperti menggerakkan kaki atau tangan terlalu sering.
Lagi-lagi, khasiat ini diperoleh dari bioaktif dalam chickweed, seperti flavonoid, tanin, dann triterpenoid.
5. Mencegah infeksi bakteri
Tanaman chickweed dikenal mampu mencegah berbagai infeksi bakteri, seperti Escherichia coli, Salmonella typhi, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus aureus.
Salah satu aktivitas antibakteri yang ditemukan pada S. media berasal dari kandungan fenol dan alkaloid di dalamnya.
Efek ini akan semakin terlihat ketika daun chickweed di kstrak menggunakan berbagai cairan, seperti metanol atau etanol.
6. Mengurangi risiko diabetes
Ekstrak daun S. media bersama alkohol dipercaya mampu mengurangi risiko diabetes dengan cara merangsang kinerja pankreas. Hal ini pernah dibahas dalam sebuah studi terhadap tikus pada 2020 lalu.
Reaksi yang ditimbulkan adalah penghambatan kinerja enzim alfa amilase dan beta glukosidase. Tampak penurunan pada kadar gula darah puasa, serum transaminase, dan HbA1c.
Selain itu, kadar gula darah pada tikus yang diberikan ekstrak daun S. media juga tetap terkendali. Ini menunjukkan bahwa daun chickweed mungkin memiliki potensi dalam pengobatan diabetes.
7. Melawan radikal bebas
Paparan radikal bebas yang berlebih berpotensi menyebabkan stres oksidatif. Perlu Anda tahu bahwa stres oksidatif merupakan akar dari berbagai penyakit, termasuk penyakit kronis, seperti jantung, diabetes, hingga Alzheimer.
Untungnya, efek paparan radikal bebas bisa dicegah dengan antioksidan. Senyawa antioksidan bisa Anda dapatkan dari berbagai makanan dan minuman, termasuk tanaman obat chickweed.
Aturan pakai chickweed
Sejauh ini, sebagian besar pembuktian manfaat Stellaria media masih terbatas pada hewan atau kultur jaringan saja. Ini artinya, Anda sebaiknya tidak menjadikan chickweed sebagai obat utama dari penyakit.
Sebelum menggunakan tanaman ini sebagai obat herbal, akan lebih baik jika Anda membicarakannya terlebih dahulu dengan dokter.
Selain itu, mengingat berbagai manfaat S. media diperoleh setelah diekstrak menggunakan metode yang kompleks, sebaiknya Anda langsung membeli obat herbal dengan kandungan chickweed alih-alih mengolahnya sendiri.
Kesimpulan
Chickweed dipercaya dapat membantu mencegah diabetes, menyembuhkan luka, hingga mengurangi risiko diabetes. Namun, pembuktiannya pada manusia masih sangat terbatas. Dengan begitu, akan lebih baik jika Anda tidak mengolahnya sendiri, tetapi membeli produk herbal yang mengandung tanaman ini.
[embed-health-tool-bmi]